Tuan Alvaro Aushaf

361 17 8
                                    

Happy reading

🤍🤍🤍

Brak

Damar menabrak seseorang membuat  obat yang di pegangnya terjatuh. Orang itu menunduk mengambil obat itu untuk memberikannya pada Damar.

"Maaf tuan saya ti..." Betapa terkejutnya orang itu saat melihat Damar begitupun dengan Damar.

"Hey tuan Damar" sapa orang itu.

"Hai, tuan Varo bukan?" Tanya Damar.

"Iya. Apa kabar dengan mu tuan?"

"Aku baik bagaimana dengan mu?"

"Baik juga" jawab Varo.

"Apa yang anda lakukan disini?" Tanya Damar.

"Sedang menjenguk kerabat, kalau tuan sendiri ada urusan apa disini?" Tanya Varo.

"Ahk itu, putri ku lagi sakit jadi di rawat disini" jawab Damar.

"Owh begitu, kalau begitu apa boleh saya menjenguk putri tuan?" Tanya Varo.

"Tentu saja boleh, silakan" Damar dan Varo melangkah menuju kamar inap Syafila.

Ceklek

Pintu terbuka Damar dan Varo pun melangkah pelan-pelan takut membangunkan Syafila yang sedang tidur.

"Ini putri saya" Varo terkejut saat Damar menunjukkan Syafila kepadanya.

"Ini putri anda?" Tanya Varo.

"Iya dia putri tunggal saya, kenapa? Apa anda mengenalinya?" Tanya Damar.

"Iya saya kenal, saya pernah mengantar Syafi pulang, andai saya tau Syafi itu putri anda mungkin saya akan mampir sebentar untuk bertamu tuan" ujar Varo.

"Owh begitu, tapi kenapa bisa Fila bisa kenal dengan kamu?" Tanya Damar.

"Pertama kali saya melihat Syafi saat ia pingsan di sekolah lalu saya yang membawah dia ke UKS demamnya sangat tinggi, lalu siangnya saya bertemu dia lagi, dia tidak sengaja menubruk saya karena di kejar-kejar orang lalu saya bantu dia untuk bersembunyi dari situ lah kami saling kenal" Damar manggut-manggut mendengar penjelasan Varo.

"Maaf jika putri saya merepotkan kamu".

"Ahk tuan Damar tidak usah enak hati seperti itu, saya senang bertemu dengan putri anda, anaknya sangat ceria mudah untuk di ajak ngobrol" Varo tersenyum melihat wajah Syafila yang tenang saat tertidur.

"Heumm" Syafila melenguh pelan karena mendengarkan suara seseorang.

Syafila mengerjab-ngerjabkan matanya kemudian menoleh ke samping dan terkejutnya Syafila saat melihat Varo yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Ka-kak Varo" Syafila berusaha bangun dari tidurnya.

"Ehk tidak usah bangun dulu, istirahatlah" ujar Varo yang sudah berada dekat di samping Syafila.

"Tidak apa-apa kak, kepala aku juga tambah pusing kalau baring terus" akhirnya Syafila sudah duduk dengan sempurna.

Damar sedikit tersenyum melihat pehatian Varo pada Syafila.

SETULUS CINTA SANG MUALAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang