Olahraga

239 11 3
                                    

Happy reading

🌷🌷🌷

"Kak Varo apa tidak bisa di rumah saja olahraganya?" tanya Syafila yang kini sudah menggunakan Hoodie yang oversize dan celana training yang longgar serta sepatu putih kasual tidak lupa dengan hijab segitiga nya.

"Lebih bagus kalau di taman sambil menghirup udara segar" ujar Varo yang juga sudah siap dengan kaos putih polos lengan pendek dan celana training panjangnya lengkap dengan sepatu putih kasual yang sama dengan Syafila.

"Ayokk kita berangkat" ujar Varo.

Syafila hanya menurut meski rasanya sangat malas untuk berolahraga, apalagi jam masih menunjukkan pukul 06:00.

Varo dan Syafila menuju taman terdekat dengan lari santai. Kadang sekali kali Syafila merengek minta pulang, namun Varo tidak mengindahkan permintaannya karena ini semua dia lakukan demi kebaikan Syafila juga.

"Ayok Syafi, yang semangat" kini Varo sudah berada di taman, sedangkan Syafila tertinggal di belakang.

Varo terlalu fokus olahraga hinggah tidak menyadari Syafila tidak berada di sampingnya.

"Nah loh, kemana bocah itu" Varo menoleh kebelakang, lalu menepuk jidatnya saat melihat Syafila seperti orang yang sedang gerak jalan tapi dengan langkah yang sangat lebar.

"Saya suruh kamu berolahraga bukan berjalan seperti monyet" Syafila melebarkan kan matanya.

"Kak Varo ngatain aku monyet" sungut Syafila.

"Tidak, kamunya saja yang merasa".

"Tuh kan, dasar kak Varo kuda Nil".

Bukannya marah, Varo malah tertawa seraya memegangi perutnya yang terasa begitu geli karena perkataan Syafila.

"Jangan mengomel, ini masih pagi. Ayok kita olahraga lagi".

Syafila berjongkok seraya menopang dagu dengan kedua tangannya. Varo yang melihat itu menghela nafasnya.

"Ayok berdiri, kita olahraga kecil saja".

Syafila berdiri dari jongkoknya.

"Olahraga kecil kan?" Varo mengangguk.

"Yasudah" Syafila menggerak-gerakkan kedua telunjuknya membuat Varo menatap bingung.

"Kamu ngapain?".

"Olahraga kecil" jawab Syafila dengan entengnya membuat Varo kembali menepuk jidatnya.

"Bukan seperti itu maksudnya. Ayok lari satu putaran keliling taman ini".

"Huff, baiklah" dengan rasa sangat terpaksa Syafila menurut saja, dan mulai berlari kecil mengikuti Varo.

Setelah melakukan satu putaran Syafila sudah mendudukkan dirinya di kursi taman sambil meminum sebotol air mineral, sedangkan Varo masih melakukan pendinginan.

"Kak Varo sering kesini yah?".

"Iya, udara disini sangat segar" jawab Varo yang kini ikut duduk di samping Syafila sambil meminum air.

SETULUS CINTA SANG MUALAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang