Jodoh•17•(18+)

12.1K 275 41
                                    

"Iya sayang, nanti sepulang kerja Kakak hubungi lagi ya. Love you !"

Serkan menutup panggilan di ponselnya dengan senyum mengembang, cukup dengan mendengar suara kekasih hatinya di seberang sana, sudah membuat dirinya bahagia.

Meskipun ada rasa tak nyaman ketika dia harus berbohong tentang keberadaannya sekarang, tapi tidak mungkin dia harus jujur pada Kira jika sedang berada di apartemen Cindy berdua saja untuk makan malam.

Meski ini bentuk permintaan terakhir untuk perpisahan mereka, tetap saja Serkan takut Kira akan berpikiran buruk tentangnya.

"Sa-, maksud aku Kan ! Ayo kita makan, semua sudah siap !" Cindy membuyarkan lamunan Serkan di balkon

Dengan wajah yang kembali datar, Serkan melangkah masuk ke apartemen Cindy. Meja makan dengan konsep bar mini itu sudah terisi dengan berbagai macam menu makan malam.

Meski bukan masakan Cindy, tapi Serkan cukup menghargai usaha Cindy memesan makanan dan menyiapkan dengan rapi di atas meja makan.

"Sudah boleh makan ?" Serkan bertanya pada Cindy yang hanya duduk diam menatapnya.

"Eh, sudah. Kamu mau yang mana ? Biar aku ambilkan !"

"No, thanks. Saya bisa ambil sendiri !" Serkan memilih makanan dengan cepat, dan menikmatinya dalam diam. Dia ingin segera pergi dan mengakhiri ini semua.

"Makan pelan-pelan !" Cindy memperhatikan Serkan makan dengan terburu-buru

"Mm.. Saya rasa makan malam ini cukup, saya harus kembali ke kantor ! Terima kasih untuk semua, dan saya harap kamu akan menemukan pria yang lebih baik dari saya nanti. Saya pergi !" Serkan berlalu di belakang Cindy menuju pintu

"Aarghh !!" Cindy terjatuh dari kursi makan

Serkan yang sudah memasang sepatu dan akan membuka pintu, kaget dan berbalik. Dia berlari ke arah Cindy yang terjatuh dil antai dan tertindih oleh kursi

"Are you ok ?" Serkan memapah Cindy untuk duduk di sofa, meski tak ada cinta tapi rasa kemanusiaan Serkan membuatnya sedikit khawatir dengan kondisi Cindy saat ini

"I'm ok, kamu boleh pergi !" Cindy mengusir Serkan

"Tapi kaki kamu sepertinya akan meninggalkan lebam kalau tidak segera di obati, di mana kamu menyimpan obat-obatan ?"

"Di k-kamar.." Cindy menjawab dengan ragu

Serkan menuju kamar mencari obat untuk meredakan bekas benturan kursi di kaki mulus Cindy, tapi tiba-tiba hawa panas menjalar di tubuhnya. Jantungnya berdebar dua kali lebih cepat, nafasnya memburu dan kepalanya berdenyut sakit.

Ada apa dengannya, dengan tertatih Serkan berpegangan pada meja rias Cindy. Keringat mulai keluar dari dahinya, tangannya yang bergetar tak sengaja membuat beberapa make up Cindy berjatuhan.

"Serkan !! Ada apa ?!" Cindy berjalan dengan sedikit pincang ke arah Serkan

"Shit !!" Serkan mengumpat ketika sesuatu dari balik celananya tiba-tiba mengeras saat Cindy sedikit menunduk dan memperlihatkan dua benda yang menggantung dari kerah bajunya yang longgar.

"Kamu kenapa ?" Cindy terlihat khawatir

"Jangan sentuh saya !" Serkan memperingatkan Cindy dan menjauh

"Iya, tapi kamu kenapa ? Jangan buat aku khawatir !"

"Arrghh !!" Serkan membuka dua kancing kemejanya, badannya terasa panas. Di dalam pikirannya mulai berimajinasi adegan panas bersama Kira

JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang