Jodoh•4•

9.7K 456 16
                                    

Kira terbangun dari tidurnya, dia melihat sekeliling kamarnya yang ada di ruko. Dia tersenyum mengingat tadi seperti bermimpi bertemu dengan orang yang selama ini dia rindukan.

Bahkan aroma parfumnya terasa begitu nyata menempel di kemeja putihnya, sungguh Kira bisa gila bila seperti ini. Apa yang harus Kira lakukan ke depannya tanpa Serkan di sisinya.

Kira memasuki kamar kecil untuk mencuci muka dan menggosok gigi, lalu melihat jam yang menempel di dinding. Hampir 1 jam Kira tertidur di pagi hari. Ada apa denganny ? padahal Kira merasa tadi tidak mengantuk kenapa tiba-tiba dirinya tertidur dikamar.

Setelah merapikan penampilannya Kira keluar kamarnya untuk membantu karyawannya di lantai satu, dia kembali mematung dengan mata terbuka lebar melihat seseorang dengan punggung bidang membelakanginya di balkon.

Kira menelan ludahnya kasar, ternyata dia tadi tidak sedang bermimpi. Ya Tuhan, Kira bingung harus apa.

"Kamu sudah bangun ?" Suara lembut itu menyapanya tepat di depan wajah

Kira yang terkejut langsung memundurkan tubuhnya, tapi dengan sigap tangan kekar itu menangkap pinggangnya dan menariknya untuk merapatkan tubuh mereka.

"Kakak.." Suara Kira sangat pelan bahkan terdengar seperti bisikan

"Iya, Sayang !"

Deg...

Apa tadi Kira tak salah dengar, memang sebelumnya Kira sudah sering mendengar kata sayang dari mulut Serkan, tapi kenapa setelah mereka dewasa dan setelah hubungan mereka berjarak. Kata sayang yang keluar dari mulut Serkan terasa berbeda, membuat kerja jantung Kira berdetak lebih cepat.

"Kamu ga kangen sama Kakak ?" Serkan membelai pipi Kira

Kira hanya bisa mengangguk, membuat senyum di wajah tampan dengan bulu-bulu halus di sekitar mulut itu mengembang.

"Apa benar kata Hanif kamu dilamar seseorang ?" Suara itu terdengar lembut tapi juga tegas

"Hah ?" Kira bingung dengan pertanyaan Serkan, kapan dia lamar seseorang. Dan kenapa Kak Hanif berkata seperti itu.

"Sudah ku duga pasti dia berbohong, sialan !"

"Maksudnya apa Kak ?" Kira masih bingung

"Kamu itu milik Kakak, tidak ada yang boleh memiliki kamu selain Kakak !" Serkan berkata tepat di telinga kiri Kira karena sekarang Serkan sudah memeluknya erat

Apa tadi katanya, Kira hanya miliknya. Bukankah itu sangat egois. Sedangkan Serkan saja dengan bebasnya menjalin hubungan tanpa memikirkan perasaannya.

Kira mendorong tubuh Serkan sehingga pelukan mereka terlepas, Serkan menatap tak suka pada Kira. Baru kali ini pelukan Serkan tak terbalas oleh Kira dan malah mendapat penolakan.

"Sebaiknya Kakak pergi, aku ga mau Cindy bilang aku jadi penghalang hubungan kalian !"

"Kira.."

Kira menggeleng untuk melarang Serkan mengucapkan sesuatu, bukan Kira tak mau mendengar ocehan Serkan. Tapi Kira sedang berusaha menguatkan hatinya agar tidak goyah. Sudah cukup 1 tahun Kira bersedih, nyatanya laki-laki di hadapannya ini sudah milik seseorang.

"Dan kalau benar aku dilamar seseorang seperti kata Kak Hanif, itu bukan urusan Kakak !"

"SHAKIRA !!!" Serkan terlihat marah, Kira bahkan memejamkan mata mendengar Serkan mengeraskan suaranya

"Dengar !! Dengar ini baik-baik, kamu itu hanya milik aku !!"

Cup...

Sebuah ciuman mendarat di bibir tipis Kira, mata Kira terbuka lebar melihat wajah Serkan yang memejamkan mata d idepan wajahnya. Kira mencoba mendorong tubuh Serkan, tapi yang ada malah Serkan mendekap erat tubuh kecilnya yang meronta untuk dilepaskan.

JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang