Jodoh •29•(18+)

8.8K 279 24
                                    

"Kamu mau yang mana Cil ?!" Tanya Hanif ketika mereka memilih desain undangan untuk resepsi pernikahan yang akan dipercepat demi menghilangkan rumor tentang Eva di sekolah.

"Mmh.. Bang, boleh ga backgroundnya foto...."

"Ga boleh !!" Hanif dengan cepat memutus ucapan Sheeva, dia sudah tau maksudnya. Pasti istrinya itu menginginkan undangan mereka ada unsur boyband korea.

Tidak mungkin, Hanif tidak akan mengijinkan hal itu terjadi. Memangnya yang mau resepsi mereka atau para idola Sheeva.

"Yah... Abang jahat !! Eva ga mau milih !!" Eva pergi meninggalkan Hanif

"Kenapa dia ?!" Suara Tyo mengurungkan niat Hanif untuk mengejar Sheeva yang sudah berlari menuju kamar.

"Eh, Papah !" Hanif gugup, meski sudah hampir satu bulan menyandang status sebagai menantu pertama dari seorang Prastyo Nugraha, Hanif masih tetap gugup dan takut jika berhadapan dan bicara dengan Tyo.

"Anu.. itu, kecil ga mau pilih desain undangannya Pah !" adu Hanif

"Kecil ?!" Nony yang ikut bersama Tyo mengunjungi rumah anak dan menantunya itu bingung, siapa kecil yang dimaksud Hanif.

"Anu.. itu Mah, Hanif panggil Eva kecil. Maaf Pah, Mah !" Hanif merasa bersalah karena dengan seenaknya memberi julukan baru untuk anak bungsu kesayangan dari keluarga Nugraha

"Haha... kok lucu, Kecil ?! Memang cocok sih panggilan itu untuk dia !" Nony malah tertawa karena mendengar panggilan lucu Hanif pada Sheeva

"Sayang !!" Geram Tyo ketika melihat Nony tertawa lepas dengan orang lain dan bukan dengannya, begitulah sikap posesif Tyo. Tak mengenal waktu, umur dan tempat.

"Maaf, Mas !" Nony menahan tawa ketika tau suami posesifnya itu tidak suka dengan tingkahnya.

"Dia mau desain yang seperti apa ?!" Tyo kembali menatap serius menantunya yang kembali tegang

"Kecil, eh. Maksud Hanif, Eva mau desain undangan yang ada unsur boyband-boyband korea Pah, jadi Hanif kurang setuju"

"Lakukan yang menurut kamu baik ! Kamu kepala keluarga, kamu adalah pemimpin. Jadi, dia yang harus menuruti kemauanmu jika memang itu memang yang terbaik !" Tyo menjelaskan sebagai pemimpin yang lebih berpengalaman baik dalam urusan pekerjaan maupun keluarga

"Iy-iya.. Pah !" Hanif benar-benar kagum dengan mertuanya itu. Dia pikir Tyo akan marah padanya karena membuat Eva kesal, ternyata malah sebaliknya.

"Bujuk gih sana, urusan undangan dan resepsi biar Mama dan Haikal yang atur !" Nony menyuruh Hanif membujuk Eva yang dalam mode ngambek

"Tapi, Mah ?!" Hanif merasa tak enak harus meninggalkan mertuanya untuk menyusul Eva ke kamar.

"Kami mau pulang, tadi mama hanya ingin mengantar makanan kesukaan Eva !" Tyo seolah mengerti dan langsung berdiri mengajak Nony untuk pulang

"Mamah pulang dulu ya Hanif !" pamit Nony yang berjalan lebih dulu keluar rumah

"Mmh.. kamu sudah boleh.." Tyo memejamkan matanya, terasa berat untuk mengatakan kata selanjutnya

"Sudah boleh apa Pah ?!" Tanya Hanif bingung

"Boleh membuatkan cucu untuk kami ! Sepertinya, Nony sudah tidak sabar untuk mengendong cucu !" Tyo langsung meninggalkan Hanif yang terkejut dengan ucapannya

"Hah !!!"

—-oOo—-

"Aargghh !!!" Eva berteriak kencang ketika Hanif membuka pintu kamar mandi yang tak terkunci

JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang