Jodoh•45•(18+)

6.3K 240 26
                                    

Serkan baru memasuki kamar pengantin hampir tengah malam. Setelah acara resepsi selesai, kejadian mengejutkan kembali terjadi. Romy mengamuk dan hampir menghajar Shaka.

Beruntung ada dirinya yang menahan Romy untuk tidak memukul Shaka, entah apa yang dilakukan adiknya itu. Kenapa selalu mencari masalah dengan Romy pikirnya.

Serkan tersenyum ketika melihat sang istri sudah tertidur nyenyak, keputusannya untuk menyuruh Kira masuk kamar lebih dulu ternyata benar.

"Cantik dan wangi istri Mas !" ucap Serkan mengecup kening Kira

Serkan tak mau mengusik tidur istrinya, dia tahu Kira pasti sangat lelah setelah acara panjang yang mereka lalui.

Untuk masalah malam pertama, Serkan tak mempermasalahkan itu. Baginya memiliki Kira seumur hidupnya sudah lebih penting dari hal apa pun.

"Mass.." Kira menegur Serkan yang tampak sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk

"Sayang ?! Mas ganggu kamu ?!" Serkan mendekat dan duduk di sebelah istrinya

"Enggak Mas, sini aku bantu !" Kira mengambil alih handuk dan berdiri di depan tubuh Serkan

Serkan menikmati ketika Kira memijat lembut kepalanya, dan itu cukup mengurangi rasa lelahnya.

"Istri Mas aromanya seperti bayi !" Serkan menarik tubuh Kira dan mendekapnya erat.

Bibirnya mengecup-ngecup bagian perut istrinya, pakaian tidur tipis sekarang menjadi pakaian wajib bagi Kira atas permintaan sang suami.

Sampai sekarang Serkan masih belum meminta haknya pada Kira, selain karena bekas lukanya yang masih sering menimbulkan nyeri. Larangan dari Nony juga dipatuhi oleh Serkan. Menurut kepercayaan sang Mama, jika belum melakukan resepsi mereka dilarang untuk melakukan hubungan suami istri, itu akan mengurangi cahaya yang akan dipancarkan dari pengantin.

Tapi menurut Serkan, ada oknum dibalik pesan dan mitos dari Nony. Tak lain adalah Tyo, pasti sang Papa yang melarangnya untuk tidak menyentuh Kira dulu sebelum mereka melakukan resepsi.

"Mass.. kalau nanti aku tidak bisa hamil seperti Eva, apa Mas akan meninggalkanku ?!" Pertanyaan Kira membuat Serkan menghentikan aktifitasnya dan menarik istrinya itu duduk di pangkuannya.

Cup...

"Mmh.. Mass.." keluh Kira ketika bibirnya dikecup dengan keras

"Bibir ini kecil, tapi kenapa bisa mengeluarkan banyak kata yang membuat para pria pusing !" Serkan menyentuh bibir Kira yang basah akibat kecupannya

"Ada atau tidak adanya anak di pernikahan itu, sudah takdir sayang. Mas ga munafik, Mas juga ingin memiliki anak yang cantik sepertimu !" Serkan menjeda perkataannya dan menyentil pelan ujung hidung Kira

"Tapi.. kembali lagi, kita hanya bisa berusaha, semua biar takdir yang menentukan" Serkan menatap penuh cinta pada Kira

"Aku takut Mas akan bosan dengan pernikahan kita dan memilih wanita lain untuk menjadi ibu dari anak-anak Mas !" Kira menahan tangis, membayangkannya saja dia tidak sanggup.

Sudah cukup cinta mereka diuji sebelum pernikahan, sekarang dia belum siap jika ada masalah baru menimpa pernikahaannya yang baru mau menginjak 2 pekan.

"Dari pada kita membayangkan yang belum terjadi, bagaimana kalau dari sekarang berusaha supaya benih kita cepat tumbuh di rahim kamu"

"Aahh... Mas !!"

—-oOo—-

"Massshhh..." tubuh Kira bergetar beserta dengan desahan yang keluar dari mulutnya ketika Serkan semakin liar bermain di bagian tubuhnya yang mulai basah itu.

JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang