Jodoh•43•

2.5K 206 14
                                    

"Abang..." keluh Eva dalam rangkulan Hanif

"Kenapa ?" Tanya Hanif lembut, dia merasa bersalah karena terlalu mengasah kejantannya pada tubuh Eva yang kecil itu

"Capek jalan.. mau gendong !" Hanif tersenyum mendengar keluhan istrinya itu.

"Jangan di sini ya, nanti kalau di rumah pasti Abang gendong, malu banyak orang.." bisik Hanif melirik banyaknya orang berlalu lalang di rumah sakit

"Isshh.."

"Hanif ?!" Panggilan dari seseorang menghentikan langkah Hanif dan Eva

Eva menatap datar seorang wanita berpakaian khas dokter yang berjalan ke arah mereka.

"Kamu ngapain di sini ?"

"Kamu ?!" Eva langsung menjawab dengan ketus, wanita yang berprofesi sebagai dokter itu sepertinya harus memeriksakan matanya. Apa dia tidak bisa lihat siapa yang berada di dalam rangkulan Hanif, kenapa mata dan pertanyaannya hanya tertuju pada suaminya.

"Kami dari ruangan Serkan dan Kira !" jawab Hanif jujur, dia mulai merasakan aura yang kurang nyaman berada di antara dua wanita ini.

"Oiya.. Apa mereka melakukan acara pernikahan di ruangan ? Dokter lain sedang membicarakannya ?"

Eva menatap jengah pada mantan pacar suaminya itu, sungguh tidak tahu malu pikirnya.

"Ya.. bisa dibilang begitu !" Hanif masih meladeni semua pertanyaan Ema

Grep...

Hanif mencengkram kuat pergelangan tangan Eva ketika merasa kalau istrinya itu melepas rangkulannya dan berusaha pergi.

"Mau ke mana ?!" Tanya Hanif dengan tegas

"Abang ngobrol aja berdua, Eva tunggu di mobil !" Jawab Eva ketus

"Oh.. ada Eva juga ?!" Eva hanya melirik malas

"Kamu tetap dengan Abang !" Tanpa sadar Ema mengepalkan tangannya mendengar perkataan Hanif, dia tidak suka dengan cara Hanif memperlakukan Eva.

Tak pernah sekalipun Hanif seposesif itu padanya dulu, sekarang tatapan dan perlakuan Hanif sangat berbeda. Apa karena Hanif masih menganggap Eva sebagai anak kecil.

"Ema, kami permisi. Eva butuh istirahat !" Ema terus menatap tangan Hanif yang menggenggam erat pergelangan tangan Eva

"Eh, kalian ga mau makan malam dulu. Kebetulan aku mau cari makan malam !" entah apa tujuan dokter ini, Eva sungguh kesal dibuatnya

"Ga usah, kebetulan istri aku udah capek banget. Ayo sayang.."

Ucapan Hanif tak hanya mengejutkan Ema, bahkan Eva pun seperti orang bingung ketika Hanif menarik tangannya meninggalkan dokter itu.

"Bang ?!" Eva menahan tangan Hanif

"Kenapa ?" Hanif bingung

"Kenapa Abang panggil Eva sayang, nanti Si Emak-Emak itu salah paham !"

"Kecil.. kamu itu istri Abang, suka-suka Abang lah mau panggil kamu apa. Masa suami ga boleh panggil istrinya sayang.." jelas Hanif dengan lembut

"Ta-tapi..."

"Abang sayang dan cinta kamu, hanya kamu !" Ucap Hanif dengan mantap, mungkin ini saatnya Hanif menyatakan perasaannya pada Eva setelah baru menyadari kalau rasa cintanya pada Ema benar-benar sudah hilang.

"Abang... Eva juga sayang dan cinta sama Abang !" Eva memeluk Hanif

Semua interaksi itu tak lepas dari pandangan Ema yang menatap mereka penuh luka.

JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang