Jodoh•44•

2.6K 222 31
                                    

"Mas ?!" Panggil Nony pada Tyo yang diam berdiri menatap foto Hendro, Utami dan Tama

"Iya sayang..." saut Tyo dengan tersenyum

Nony tahu, suaminya itu sedang menyembunyikan kesedihannya. Dia mendekat ke arah Tyo dan mengenggam tangan kekar yang sudah mulai keriput itu.

"Mami.. Terima kasih !" Ucap Nony menatap foto Ibu Mertuanya yang tersenyum

"Kenapa berterima kasih pada Mami ?!" Tyo heran melihat istrinya itu

"Terima kasih sudah melahirkan putra yang kuat, bijaksana, dan tampan ini untuk Nony.."

Tyo tertawa mendengar ucapan istrinya itu, wanita yang 20 tahun lalu dia nikahi kini sudah berubah. Wanita yang dulunya sangat pemalu sekarang sudah lebih berani bahkan tak jarang menggodanya lebih dulu seperti sekarang.

"Belajar dari mana kata-kata itu ?" Tyo menyentil pelan ujung hidung mancung sang istri

"Dari anak-anak kita yang sudah beranjak dewasa" Nony terus mengulas senyum manisnya

"Ya.. Ya.. Sekarang ayo kita keluar !" Tyo menarik tangan Nony untuk keluar dari rumah mereka

Sebelum Tyo benar-benar pergi, dia menoleh sebentar ke dalam rumah. Menatap kembali foto ketiga orang yang berharga di hidupnya.

"Tama, terima kasih. Kalau bukan karenamu mungkin sekarang hidupku tidak akan sebahagia ini. Kini anakmu, anak kita sudah menjalani kehidupannya sendiri, tugasku untuk menjaganya sudah selesai. Dan Papi, semua tugasmu sudah Tyo gantikan sebagai mana mestinya, pasti Papi bangga kan ?! Kalian, tunggu Tyo di sana ya"

"Mas.."

"Iya.. Sayang"

—-oOo—-

Pesta pernikahan yang mewah dan megah di sebuah ballroom hotel berbintang lima tergelar meriah.

Kedua kakak beradik dari perusahaan besar yang terkenal itu, melaksanakan acara resepsi pernikahan secara bersamaan.

Ribuan tamu yang didominasi para pengusaha dan pejabat memenuhi ruangan acara.

Kedua pasang pengantin sampai lelah untuk terus tersenyum menyambut para tamu yang tak pernah berhenti datang.

"Sayang, capek ?!" Tanya Serkan ketika melihat Kira meringis menatap kakinya

"Sedikit Mas !" jawab Kira lembut

"Ayo, kita ke kamar !" seperti biasa, sikap dominan dan posesif Serkan tidak pernah berubah, malah bertambah semenjak statusnya meningkat menjadi seorang suami.

"Mas.. acaranya belum selesai !" Kira mencoba membujuk Serkan

"Mas ga perduli, kondisi kamu lebih penting !" Serkan masih tetap pada keputusannya

"Lo berdua bisa diem ga ?!" Pasangan pengantin yang berada tepat di sebelah mereka menegur dengan ketus

"Lo lupa posisi ?! Gue kakak ipar lo !!" Serkan tak kalah ketus menjawab teguran Hanif

"Tapi kita yang menikah duluan !" Dengan sombong Hanif membanggakan pernikahannnya yang terjadi lebih dulu

"Menikah pertama, tapi belum ada cinta dan banyak masalah ! Lebih baik terlambat menikah, tapi saling mencintai" sindir Serkan yang mendapat tatapan tajam dari Hanif

Percuma berdebat dengan calon penerus perusahaan Nugraha itu, Hanif pasti akan kalah.

"Abang..." panggil Eva yang merasa tubuhnya tiba-tiba lemas

"Kenapa ?!" Tanya Hanif panik melihat kening Eva sudah berkeringat

"Ak-aku..."

Bruk...

JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang