Jodoh•50•

2.3K 169 9
                                    

Tak berbeda jauh dengan rumah tangga Serkan dan Kira, rumah tangga Hanif juga sedang diterpa masalah.

Di usia pernikahan yang menginjak 2 tahun ini, Hanif semakin posesif pada Sheeva. Bukan tanpa alasan pria berumur 30 tahun itu berubah menjadi posesif kepada sang istri.

Sheeva yang tahun ini tepat berusia 20 tahun menjadi semakin cantik, perlahan-lahan sifat dewasanya membuat aura Sheeva semakin menarik perhatian lawan jenis di kampusnya.

Hanif baru menyadari kalau jarak umur mereka sangat jauh. Di saat Sheeva baru berkembang seperti bunga, Hanif merasa dirinya sudah mulai layu.

"Lo kenapa ?!" Tanya Serkan dengan malas, Hanif mengunjungi kantornya hanya untuk curhat perihal rumah tangga

"Chat gue ga dibales !!" Ucap Hanif dengan gelisah

"Eva masih ada kelas !" jawab Serkan tanpa mengalihkan tatapannya dari layar laptop yang menyala

"Ga bisa !! Gue harus jemput dia sekarang !!" Hanif langsung meninggalkan Serkan

Klik..

"Pasti kunci mobil ketinggalan !" Ucap Serkan tanpa melihat siapa yang datang

"Mmh.. permisi Pak !" Serkan langsung menatap ke arah pintu ketika mendengar suara wanita

"Di mana asisten saya ?!" Nada suara Serkan berubah dingin, dia paling tidak suka ada yang lancang memasuki ruangan kerjanya selain keluarga

"Tidak ada orang di depan, jadi saya langsung masuk. Apa saya boleh duduk ?!" Tanya wanita itu yang akhirnya mendapat anggukan dari Serkan

"Maafkan saya, saya hanya kaget. Saya pikir tadi adik ipar saya.." Serkan menyambut tamunya dengan formal

Meski wanita yang duduk di seberangnya itu cukup menarik, tapi Serkan sudah berjanji untuk menjaga hati dan pandangannya dari wanita lain selain Kira.

"Jadi.. ada yang bisa saya bantu ?!" Tanya Serkan yang sedikit risih dengan pandangan wanita itu padanya

"Tidak ada, kebetulan sekretaris saya sedang berada di divisi keuangan, jadi dari pada bosan saya memilih untuk bertemu Anda" jawab wanita itu jujur

"Apa saya menganggu ?!" Tanya wanita itu lagi melihat beberapa tumpukan dokumen di meja Serkan

"Mmh.. sebetulnya tidak, hanya saja sudah mendekati waktu makan siang. Dan, sepertinya saya harus pergi !" Serkan mencoba menghindari wanita itu

"Bagaimana kalau kita makan siang bersama ?!" Serkan hanya tersenyum mendapat tawaran dari wanita itu

"Maaf, saya ingin makan siang bersama istri !" Serkan sedikit menekan kata-kata terakhir dari kalimatnya

Sayangnya dia harus bersikap sopan dengan wanita elegan yang terang-terangan mendekatinya itu karena kerja sama perusahaan.

Sudah cukup dia diberi predikat sebagai pemilik perusahaan yang sombong dan dingin. Dia sedikit ingin menciptakan kesan baik dengan beberapa relasi baru perusahaannya.

"Oh.. baiklah ! Kalau begitu saya permisi, maaf menganggu waktu Anda !" Ucap wanita itu dengan sinis, tapi malah membuat Serkan tersenyum

"Kenapa Anda tersenyum ?!" Tanya wanita itu bingung melihat sikap Serkan

"Tidak papa, senang bisa bertemu dengan Anda, Nona.."

Serkan ikut berdiri untuk mengantar tamunya keluar dari ruangan, tapi langkahnya terhenti ketika melihat sepasang mata mengatapnya dengan sedih.

"Sayang.."

—-oOo—-

"Mas bisa jelasin !!" Serkan masih membujuk Kira yang menyiapkan makan siang dengan hening

JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang