Jodoh•21•

4.1K 298 28
                                    

"Kecil, kamu marah ?" Hanif melihat sekilas ke arah Sheeva lewat kaca spion tengah

Mereka sudah dalam perjalanan pulang, pengakuan Hanif di restoran tadi membuat semua teman Eva heboh. Terlebih Syam yang mengalami syok mengetahui kalau gadis pujaannya ternyata sudah menikah, waktunya selama ini hanya terbuang sia-sia.

Banyak yang berasumsi itu hanya candaan, tapi banyak juga yang menggosipkan Eva menikah karena kecelakaan alias hamil duluan.

Ting... Ting...

Suara ponsel Eva tak berhenti berbunyi, dari chat grup maupun pemberitahuan akun sosial medianya yang ditandai oleh teman-temannya tentang video pengakuan Hanif di restoran tadi.

Hanif masih memperhatikan Eva yang sedari tadi diam, dan sesekali membuka ponsel di kursi belakang. Bahkan Eva tak ingin duduk di kursi depan bersama Hanif.

"Kamu tadi ga bilang mau ada acara di luar ?" Hanif terus mencoba mencari topik pembicaraan

Bukannya menjawab, Eva malah mematikan ponselnya yang terus berbunyi. Lalu memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil.

"Kecil, kita beli cemilan dulu yuk sebelum pulang !" bujuk Hanif lagi

Hanif baru tahu, kalau Eva adalah tipe gadis yang sangat sulit dibujuk ketika marah. Berbanding terbalik dengan Ema yang sangat berfikiran dewasa, sehingga Hanif tak pernah serepot ini untuk membujuk seorang wanita.

Hanif mengusap wajahnya kasar, lagi-lagi dia teringat pada Ema. Bukankah sudah jelas semua kejadian yang terjadi tadi akibat pertemuannya dengan Ema. Mungkin memang sebaiknya dia menjauh atau bahkan tak berhubungan lagi dengan Ema.

"Siapa bocil songong tadi ?! Berani-beraninya dia bawa istri Abang jalan !" perkataan Hanif kali ini berhasil membuat Eva menatapnya

"Wajar sih kalau istri Abang digondol orang, lah suaminya sibuk makan siang sama MANTAN !!"

Ciitt...

Hanif mengerem mobilnya secara mendadak, bahkan Eva sampai terbentur dengan sandara kursi di depannya.

Hanif buru-buru turun dari mobil dan berpindah ke kursi belakang agar lebih leluasa bicara dengan Sheeva.

"Kepalanya ga papa ? Ada yang sakit, maaf ya Abang ga sengaja !" Hanif sibuk memeriksa dahi Sheeva yang sedikit merah

"Iihh.. Sana !! Abang pindah !! Ngapain kita berhenti di sini !" Eva mendorong Hanif agar menjauh darinya

"Kamu tahu dari mana kalau tadi itu mantan Abang ?" Hanif tak menghiraukan ocehan dan dorongan Eva di tubuhnya

"Abang, lepas !!"

Grep...

Hanif menangkap kedua tangan Eva yang sedari tadi mendorong dadanya dengan satu tangannya.

"Sheeva Alnaira Nugraha !!" Hanif sedikit menaikkan suaranya agar Sheeva mendengarnya

"Abang bentak Eva ?!" Mata Sheeva sudah mulai berkaca-kaca

"Eh, enggak. Abang ga bentak Sheeva, Abang tadi batuk ! Uhuk.. Uhuk..." Hanif jadi panik sendiri, bisa habis riwayatnya membuat anak bungsu dari keluarga Nugraha menangis.

"Eva benci Bang Hanif !!" Sheeva membuang wajahnya ke arah lain, rasa kesal di hatinya membuatnya malas menatap Hanif

"Liat Abang ! please..." Hanif menyentuh pipi kiri Sheeva dengan tangannya yang lain, lalu menariknya pelan untuk menatapnya ke arahnya

"Abang minta maaf !" mohon Hanif dengan tulus ketika mata mereka saling bertemu

"Kalau Abang mau balikan sama mantan, silahkan ! Eva mau lanjut kuliah di korea aja !" Hanif melebarkan matanya karena kaget dengan perkataan Eva.

JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang