Jodoh•31•

4.5K 278 25
                                    

"Maaf ya, aku ganggu kamu !" suara lembut wanita yang menjadi masa lalu Hanif menyambutnya ketika baru keluar dari mobil.

"Kenapa kamu keluar dari mobil ?! Bahaya !!" Dari nada suara Hanif ada kekhawatiran yang terdengar jelas

Ema tersenyum, sungguh dia rindu dengan suara dan ekspresi Hanif yang seperti itu.

"Aku baru keluar dari mobil kok, kamu tenang aja !" Ema tersenyum melihat Hanif yang tampaknya sangat terburu-buru untuk menemuinya, bahkan Hanif hanya memakai sandal rumah.

"Sudah hubungin bengkel ?!" Tanya Hanif membuyarkan lamunan Ema

"Belum, nomornya hilang !" Jawab Ema

"Di mana calon suami kamu ?!" Hanif terdengar tak suka ketika bertanya hal itu. Bukan karena cemburu, tapi lebih kerasa kesal karena seorang pria apalagi calon suami yang tidak perduli pada calon istrinya.

Sepertinya ketika Hanif pergi tadi, dia lupa berkaca. Bukankah sikapnya sekarang tidak jauh berbeda dengan calon suami Ema.

"Dia masih tugas di luar kota !" jawab Ema pelan

"Sebentar lagi kalian akan menikah dan dia masih sibuk dengan pekerjaannya ?!" Hanif tak habis fikir, dan terus menghubungi bengkel yang dia kenal.

"Sudah, mereka sedang menuju ke sini !" Hanif bicara setelah mengirimkan alamat.

"Maaf ya aku jadi ngerepotin kamu, aku ga tahu lagi harus hubungin siapa !" Ema menunjukkan wajah yang sangat bersalah. Entah itu tulus atau tidak, hanya dia yang tahu.

"It's ok, kita masih berteman kan setelah semuanya terjadi. Kalau aku bisa, pasti aku bantu !" Hanif berkata dengan senyum yang tulus

Ema tak suka mendengar perkataan Hanif. Jika bisa mengulang waktu, Ema ingin sekali kembali ke waktu di saat mereka masih bersama.

"Eh, itu ada yang jual bubur. Kamu mau sarapan ?!" Ema menunjuk sebuah gerobak bubur yang baru datang

"Boleh deh, kebetulan tadi malam lupa makan !" Hanif melupakan makan malam karena sibuk mengajari Eva caranya membuat anak semalam.

"Kamu itu kebiasaan, biar sibuk tetap harus ingat makan !" sepertinya Ema lupa akan statusnya yang sekarang, bukankah dia hanya seorang mantan kenapa seakan berperan sebagai istri Hanif

Hanif hanya tersenyum tak menanggapi ucapan Ema, ada rasa sedikit bersalah di hatinya sekarang.

"Mas ?! Itu bukannya mobil Hanif ya ?!" Kira dan Serkan yang sedang menuju toko kue melihat mobil Hanif berhenti di pinggir jalan.

"Brengsek !!" Serkan melihat dengan jelas pemilik punggung yang duduk berhadapan dengan Ema

"Kenapa, Mas ?!" Panggilan Kira sudah berubah untuk Serkan

"Hanif lagi beli bubur sayang !" Serkan melajukan lagi mobilnya, dia tidak mau Kira menjadi sedih.

"Kamu yakin sudah mau kerja, kan kamu pemiliknya. Tangan kamu masih sakit loh sayang !" Serkan dengan khawatir melihat tangan kanan Kira yang masih tersanggah arm sling berwarna biru.

"Hari ini ada bahan masuk Mas, aku bisa kok. Mas ga usah khawatir ya !" Kira mengelus lembut pipi Serkan

"Tapi kamu ga usah ngapa-ngapain ya !" Serkan sangat tau Kira tidak bisa berdiam diri saja jika sudah di toko.

"Mas tu tangannya juga masih sakit sudah mau kerja !" Kira menarik punggung tangan Serkan yang masih diperban

"Mas cuma periksa dokumen dan tanda tangan sayang.." Serkan mengecup punggung tangan Kira

JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang