Jodoh•36•

3.1K 236 52
                                    

"Ja-jadi, kalian bukan saudara kandung ?" Erik yang siang itu datang ke toko Kira karena butuh penjelasan tentang laki-laki yang tempo hari marah, kaget setelah mendengar cerita dari Kira

"Ka-kamu mau menikah dengan dia ?!" Erik masih tak percaya dengan semua ucapan Kira

"Iya, Ko !" jawab Kira singkat.

Kira bukan tidak tahu dan tidak peka akan sikap dan perasaan Erik padanya, tapi Kira tak mau memberi harapan yang nantinya akan membuat Erik terluka. Meskipun dengan perkataannya kali ini sudah sangat membuat Erik terluka sangat dalam.

"Tapi, bukankah akan aneh kalau kalian menikah ? Kalian sudah tumbuh bersama dari sejak kecil !" Erik masih tak habis pikir, bagaimana perasaan cinta bisa tumbuh dengan seseorang yang sudah seperti keluarga

"Bukannya lebih baik ya Ko, selama separuh hidup sudah aku lalui bersamanya. Baik dan buruknya pun kita sudah tahu semua, sekarang hanya tinggal melanjutkan sisa hidup dan mengukir kenangan baru yang lebih indah selamanya." jawab Kira dengan yakin

"Apa kamu tidak takut jenuh Kira ?" Tanya Erik memastikan lagi perasaan Kira

"Jenuh ?! Mmh.. sudah pasti akan jenuh.." Kira mendesah pelan

"Lalu kenapa kamu teruskan ?!" Desak Erik lagi

"Tapi.. kalau bukan bersamanya, aku ga akan sanggup Ko !"

Deg...

Pupus sudah harapan Erik, mungkin ini yang dinamakan kalah sebelum berjuang. Meskipun dari awal mustahil untuk dia bersama dengan Kira karena masalah keyakinan, tapi paling tidak status single Kira bisa selalu membuatnya dekat dengan wanita pujaannya itu.

Jika Kira menikah, tak akan ada lagi celah untuknya mendekati Kira. Mungkin untuk sekedar berbicara santai seperti biasanya akan sulit, mengingat pria yang akan menjadi suami Kira mempunyai sifat posesif yang berlebihan.

"Aku ga bisa berkata apa-apa lagi, semoga kamu bahagia dengan pilihanmu ya Kira" ucap Erik dengan tersenyum palsu

"Makasih banyak ya Ko, Kira doain juga semoga Koko cepat mendapatkan jodoh yang terbaik !" ucap Kira tulus

"Semoga ya, aku pergi dulu !" Erik tiba-tiba saja berpamitan ingin pergi

"Hati-hati ya Ko !" Kira melambaikan tangannya dengan menatap kepergian Erik

"Maaf ya Ko !"

—-oOo—-

"Pasti Kak Serkan senang !" setelah kepergian Erik, Kira juga meninggalkan tokonya untuk memberi kejutan pada Serkan sekaligus melepas rindu.

Kira merasa tak tega dan kasian kepada Serkan, karena ulah dirinya juga Serkan sampai dihukum Tyo untuk pindah tempat tinggal sementara.

Tyo benar-benar menutup akses Kira dan Serkan untuk bertemu. Beruntung ada Shaka yang memberikan informasi kalau mereka sekarang sedang berada di kantor.

"Harusnya aku juga ajak Rachel untuk bertemu Shaka, hihi..." Kira terkikik geli ketika membayangkan wajah adiknya yang akan senang ketika melihat Rachel.

"Tapi sayang, Rachel di bawah pengawasan Om Romy !" keluh Kira yang memang selama beberapa hari ini Romy selalu membuntuti putrinya itu kemana pun, bahkan Rachel harus rela diantar jemput Romy saat kuliah.

"Eh ?!" Kira yang sedari tadi asik dengan lamunannya, baru menyadari kalau arah taksi yang dia tumpangi tidak sesuai dengan tujuan awal.

"Pak ?! Kita kayanya salah arah deh !" Ucap Kira bingung

JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang