57

717 60 0
                                    

Hari sudah gelap ketika Jake dan Sunoo pulang ke kost an setelah acara jalan-jalan mereka. Jungwon yang sedang belajar di ruang tamu pun melihat kedatangan mereka.

Jungwon menghentikan kegiatan menulisnya dan menaruh pensilnya di meja. "Kok baru pulang?" Tanyanya.

"Hehehe iya, tadi dititipin belanjaan sama kak Soodam, jadi abang mampir dulu ke minimarket habis itu anterin belanjaannya ke kost an nya kak Soodam." Jawab Jake seraya duduk di sebelah Jungwon. "Kok lo cuma sendiri? Yang lain mana?"

"Bang Jay lagi masak, Bang Hee sama bang Hoonie lagi main game, kalau Niki dia di halaman belakang." Jawab Jungwon.

Jake mengerutkan kening mendengar jawaban yang diberikan Jungwon. "Niki? Di halaman belakang? Malam-malam begini?"

Jungwon mengangguk. Lalu melanjutkan kegiatannya yang sebelumnya dia hentikan.

"Ngapain tuh anak?" Tanya Sunoo yang dari tadi cuma diam.

"Nggak tau. Liat ikan mungkin, tapi gue liat kayaknya dia lagi mikirin sesuatu." Jungwon menjawab tanpa menatap Sunoo dan fokus menatap buku paket di hadapannya.

"Kayaknya abang tau dia mikirin apa."

Jungwon, Jake dan Sunoo kompak menoleh ke arah tangga. Terlihat Heeseung berjalan turun dari lantai atas, lalu dia mendekati ketiga adiknya itu.

"Apa bang?" Tanya Jake penasaran.

Heeseung menatap Sunoo, lalu gantian menatap Jake. "Ada sedikit masalah antara Niki sama Sunoo."

"Kalian berantem?" Tanya Jungwon ke Sunoo sambil menunjuk Sunoo dengan pensilnya. "Kali ini kenapa lagi?"

"Bukan berantem, Won..." Heeseung menatap Sunoo lagi. "Abang menduga Niki denger apa yang lo omongin sama abang kemarin, Noo."

"Maksudnya? Niki nguping?" Tanya Sunoo. Agak kaget dia karena dia nggak berpikir sama sekali kalau Niki bakal dengerin apa yang dia omongin sama Heeseung.

Heeseung mengangguk. "Iya, kayaknya gara-gara itu dia ngehindar setiap lo deketin dia."

Jake langsung teringat sesuatu. "Oh iya gue inget, kemarin gue liat Niki berdiri di depan kamarnya bang Heeseung. Kayaknya dia mau masuk nyariin bang Hee, tapi nggak jadi karena denger kalian ngomongin sesuatu."

Sunoo menghela nafas kasar. "Jadi gue harus gimana?"

Heeseung menyentuh pundak Sunoo, lalu menjawab pertanyaan adeknya itu. "Sekarang lo kesana, ajak dia ngobrol terus lo tanya kenapa dia kayak gitu. Tapi inget, jangan sampai lo ngebentak Niki, adek lo satu itu sedikit lebih sensitif perasaannya. Lo harus tenang dan sabar Noo, lo ngerti kan?"

"Iya bang Hee, tapi gue takut." Ucap Sunoo lirih.

"Nggak papa, nggak usah takut. Lo pasti bisa."

🍃

Niki meringkuk sendirian di pinggir kolam. Matanya fokus mengamati ikan Koi peliharaannya yang tampak berenang kesana-kemari. Saat itulah seseorang datang mendekatinya tanpa sepengetahuannya, karena Niki terlalu fokus pada objek yang dilihatnya.

"Ngapain disini malam-malam?"

Niki kaget mendengar suara itu, dia nggak berani nengok karena dia tau suara siapa itu. Suara itu tak lain adalah suara Sunoo, sesuai saran Heeseung tadi dia langsung menghampiri Niki di halaman belakang.

Sunoo mendudukkan dirinya di samping Niki. "Lo ngapain disini? Nggak dingin kah?"

Bukannya menjawab, Niki malah berdiri dari duduknya dan berniat untuk masuk ke kost an. Tapi Sunoo mencekal tangannya sehingga dia nggak bisa kemana-mana.

"Lepasin." Suruh Niki, dia masih nggak mau menatap Sunoo.

"Kenapa lo ngehindar dari gue?" Sunoo malah menggenggam tangan Niki lebih kuat, nggak dia biarin Niki pergi gitu aja.

"Lepasin gue bang Noo."

"Jawab dulu pertanyaan gue, Nishimura Riki." Sunoo menatap Niki datar, hampir aja dia bentak si maknae kalau aja dia lupa dengan pesan Heeseung tadi.

Niki menggigit bibir bawahnya, kelihatan banget dari wajahnya kalau dia menahan diri biar nggak nangis di depan Sunoo. Sunoo sendiri menyadari kalau dia menggenggam tangan Niki terlalu kuat, dia berpikir pasti sekarang Niki menahan sakit di tangannya yang dia genggam.

Sunoo melonggarkan sedikit genggamannya pada tangan Niki, lalu memintanya untuk duduk di sampingnya. "Lo kenapa? Cerita sama abang lo ada masalah apa."

Niki menggelengkan kepalanya. Entah kenapa bibirnya terasa kelu sehingga dia nggak mampu mengucapkan sepatah kata pun.

"Maafin gue." Ucap Sunoo tiba-tiba. "Gue selalu jahilin lo, dan karena itu lo tertekan dan nggak nyaman kan sama gue? Lo berpikir gue cuma bisa jahilin lo dan  lo pasti berpikir gue nggak sayang sama lo. Gue tau itu, dan gue sadar kalau gue belum bisa jadi abang yang baik buat lo."

Niki tak kuasa menahan air matanya agar tidak tumpah. Ucapan Sunoo barusan seakan menusuk batinnya. Niki menangis, dan Sunoo melihatnya. Sunoo langsung memeluk adeknya yang dua tahun lebih muda darinya itu.

"Gue tau lo denger semuanya. Gue juga tau yang lo omongin sama Eunchae. Gue bilang begini bukan karena gue kesel sama lo, juga bukan karena obrolan lo sama Eunchae, tapi karena gue sadar yang gue lakuin itu salah. Harusnya gue bisa bersikap kayak abang-abang yang lain." Ucap Sunoo.

"Pas bang Sunoo...ngomongin itu...gue nggak sengaja denger bang. Rasanya hati gue...sakit pas dengerin itu. Gue pikir...lo pasti tersinggung sama ucapan gue. Gue...nggak berani ngadepin lo bang." Ucap Niki, dan berakhir dia tambah kejer nangisnya.

"Cup...cup...udah ya jangan nangis." Sunoo mengusap punggung Niki dengan lembut untuk menenangkannya. "Gue nggak tersinggung kok, tapi gue sedih karena lo ngehindar dari gue tanpa sebab."

"Maafin gue...bang Noo. Gue minta maaf." Ucap Niki yang masih menangis di pelukan Sunoo.

"Nggak papa, gue ngerti perasaan lo." Sunoo menghapus air mata Niki. "Lain kali kalau gue jahilin lo, lo boleh bales gue, bahkan lebih dari yang gue lakuin. Asal lo jangan diemin gue kayak gini."

Perlahan tangisan Niki mulai berhenti.  Sunoo melepas pelukannya, lalu berdiri dari tempat duduknya. "Ayo masuk, udah malam. Nanti lo sakit kalau kelamaan disini."

Sunoo menggandeng tangan Niki dan mengajaknya masuk ke kost an. Mereka nggak sadar kalau Heeseung mengamati mereka  dari belakang sejak tadi. Heeseung sembunyi di balik pintu biar dia nggak ketahuan ngintip.

"Akhirnya masalahnya selesai." Ucap Heeseung.

🍃

Kost Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang