Tiga topeng tergeletak begitu saja di lantai surau. Dengan cahaya obor, Panca bisa melihat jika topeng itu sengaja dikeluarkan dari buntalan.
"Bukankah ini baju milik Tuan Hasyim?" Bajra mencoba meyakinkan dirinya sendiri.
"Ya, seingatku ... begitu."
"Lalu, Tuan Hasyim ke mana? Dia tidak ada di sini."
"Entahlah, padahal tadi dia mengatakan akan bermalam di surau."
Panca menyaksikan pakaian yang biasa dikenakan oleh Tuan Hasyim berserakan di lantai. Bukan sesuatu yang mengherankan jika demikian. Hal yang mengherankan adalah 3 buah topeng yang tergeletak di lantai surau yang terbuat dari papan.
Masing-masing topeng itu memiliki corak ukiran berbeda. Sebuah topeng berwarna dasar putih. Sebuah topeng lagi berwarna dasar merah muda. Serta sebuah lagi berwarna dasar merah menyala.
"Buat apa Tuan Hasyim membawa topeng ini?" Panca merasa benda ini bukan sesuatu yang dibutuhkan oleh seorang pedagang seperti Tuan Hasyim.
"Mungkin untuk ... menghibur orang," Bajra menjawab sekenanya.
"Ya, sudahlah. Biarkan saja benda ini berserakan di sini. Kita tidak boleh mengusiknya."
Bajra menganggukan kepala. Anak remaja itu memindahkan arah cahaya obor miliknya ke sekitar surau yang gelap. Hanya terlihat pohon-pohon besar yang tumbuh di pekarangan surau. Terdengar suara burung hantu dan gemericik air dari jamban yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Kita teruskan kembali berkeliling," Panca mengajak temannya untuk pergi. Meneruskan tugas ronda malam yang rutin dilakukan penduduk Desa Pujasari.
"Topeng, warna-warni, berbahan kayu ... untuk apa ya?" Bajra bergumam sambil terus menyusuri jalan setapak di antara deretan rumah penduduk.
"Kau pernah melihat topeng seperti itu?"
"Belum pernah, Raden. Sebuah topeng yang unik. Saya suka gambar wajah di topeng itu. Seperti melambangkan sifat manusia."
"Mungkin saja maksudnya demikian."
Tong ... tong ... tong ...!
Dari kejauhan terdengar suara kentongan dipukul. Seorang warga yang sama-sama bertugas ronda malam pasti melakukan itu.
"Kau pernah mendengar orang menari dengan memakai topeng?" Bajra tiba-tiba saja bertanya hal yang dikaitkan dengan topeng.
"Belum pernah. Tapi, mungkin saja itu untuk menari."
"Mungkin Tuan Hasyim suka menari."
"Ah, kelihatannya Tuan Hasyim bukan orang yang pandai menari ... hahaha ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Panca dan Pembunuh Bayaran
Mystery / Thriller"Paman, sedang apa Paman Aditama di sini?" Anna menyaksikan seseorang yang dikenalnya sedang melangkah ke arah gerbong selanjutnya. Di belakangnya, ada seorang laki-laki berjubah sedang memegang pisau. Tangan laki-laki itu penuh dengan darah. Begitu...