Gusti Pangeran dan Kara akhirnya mendapat giliran kunjungan berdua. Kara memilih kunjungan di pusat rehabilitasi anak dan remaja yang menjadi korban pelecehan seksual. Tempat yang mereka kunjungi berada di pulau Borneo bagian selatan.
Kedatangan mereka disambut dengan tenang oleh pihak pengurus karena sebagian besar korban trauma bertemu laki-laki. Rombongan mereka tentu cukup menakutkan bagi beberapa anak-anak di sana. Akhirnya, Gusti Pangeran hanya membawa penjaganya Reno dan Raga untuk masuk ke gedung. Sedangkan penjaga lain berjaga di luar gedung dan berpencar cukup jauh untuk pengamanan.
Dua orang wanita paruh baya menyambut mereka, sekaligus mempersilahkan mereka masuk ke ruang yang digunakan untuk menerima tamu. Minuman disajikan untuk mereka. Reno maju untuk meminta dituangkan minuman lalu meminumnya dengan cepat. Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Reno mengangguk, kemudian si wanita yang lebih tua menuangkan minuman untuk Gusti Pangeran dan Kara.
"Saya pengurus pusat rehabilitasi ini, nama saya Kathy. Lalu ini asisten saya Luna."
Mereka berdua memandang Gusti Pangeran dan Kara secara bergantian. "Kami mohon maaf karena tidak bisa menerima kru dokumentasi, atau menyiapkan penyambutan yang lebih. Anak-anak di sini masih takut dengan orang baru. Apalagi tempat ini bukan lokasi yang biasa dikunjungi oleh orang. Meski begitu, karena kunjungan ini secara resmi diminta oleh Keraton, maka kami tidak bisa menolak dan harus memberi batasan."
Gusti Pangeran tersenyum, "Saya tidak masalah, lagipula hanya dengan diperbolehkan berkunjung saja kami sudah sangat berterima kasih."
"Kami para kandidat dipersilahkan untuk memilih preferensi lokasi kunjungan event, saya sebenarnya tidak dengan detail menyebutkan tempat ini, tapi saat saya mendapat daftar lokasi, saya tertarik berkunjung ke sini." Tambah Kara.
"Kalau boleh tahu, apa maksud Anda dengan datang ke sini? Tidak ada kru dokumentasi yang bisa merekam anda, bukannya itu tidak menguntungkan?" Tanya Kathy sambil menatap Kara.
Luna melirik ke arah atasannya dengan ekspresi terkejut. "Ah, Jadi kedatangan saya tidak diterima di sini ya?" Tanya Kara.
Gusti Pangeran bergumam pelan, "Kara .. "
"Tidak, aku mau meluruskan ini semua. Mari kita saling jujur saja, toh tidak akan ada orang yang akan menyebarkan ini ke media, apalagi ada Gusti Pangeran di sini. Memangnya apa yang anda pikirkan tentang kedatangan saya ke sini?" Tanya Kara tajam.
Ibu Kathy meletakkan gelasnya di meja, "Anda adalah kandidat yang dipilih langsung oleh Putra Mahkota, jadi sebagian besar dari kami mengasumsikan kalau kalian memiliki hubungan spesial. Tetapi, dengan adanya skandal kelahiran anda, dan juga berbagai rumor yang tersebar di internet, saya agak skeptikal dengan anda. Saya jadi bertanya-tanya, apakah kedatangan anda ke sini hanyalah sebuah taktik untuk memperbaiki image anda dan menggaet simpati masyarakat?" Jelas Ibu Kathy.
Kara tersenyum kecil, Ia melirik Gusti Pangeran sekilas sebelum menjawab. "Saya tentu memiliki tujuan datang ke sini." Jawab Kara tenang.
"Yaitu?"
"Anda akan mengetahuinya segera." Lanjut Kara.
"Saya akan menjamin bahwa, kedatangan Kara dan saya ke sini tidak akan menganggu, ataupun mempersulit operasional pusat rehabilitasi ini. Kami hanya akan mengamati dan mungkin mengajukan beberapa pertanyaan saja." Tambah Gusti Pangeran dengan ekspresi tenang.
Ibu Kathy menatap Gusti Pangeran kemudian menganggukan kepala, "Baiklah, Anda bisa berkeliling pusat rehabilitasi ini bersama Luna. Tetapi, karena semua penghuni di sini adalah anak-anak dan remaja korban kekerasan seksual laki-laki, saya hanya memperbolehkan perempuan saja yang bisa masuk. Tetapi, karena ini situasi spesial, saya hanya akan menoleransi Gusti Pangeran dan satu orang penjaga saja."

KAMU SEDANG MEMBACA
Privilege [END]
Tarihi KurguWARNING: JANGAN LOMPAT KE CHAPTER BONUS JIKA TIDAK INGIN KENA MAJOR SPOILER! Kara tidak mengikuti seleksi untuk menjadi putri mahkota. Tapi, betapa terkejutnya dia ketika tahu kalau dia dipilih langsung oleh Putra Mahkota dan menjadi kandidat nomor...