22 - Party

14.1K 1.6K 7
                                        

Mereka terbangun saat langit sudah gelap. Kara yang pertama kali terbangun karena tempatnya tidak nyaman dan badannya lengket. Ia sedang mencari-cari sesuatu di tasnya ketika Renita terbangun.

"Kamu cari apa?" Tanya Renita dengan suara serak bangun tidur.

"Oh .. aku cuma cek apa saja yang ada di tasku sekarang?" Jawab Kara masih sambil merogoh-rogoh tasnya.

"Sudah tahu mau pakai baju ganti apa?"

Kara menjawab, "Aku belum minta sih ..."

Tiba-tiba Sekar merespon, "Kalo butuh baju, pakai saja bajuku. Sepertinya ukuran kita mirip."

Kara berbalik menghadap ke arah Sekar yang masih bermalas-malasan di kursi, "Serius aku boleh pake bajumu?"

Sekar menguap lebar sambil menganggukkan kepala. "Tapi, aku tidak menjamin bajuku akan sesuai style-mu ya ..."

"Tasmu ada di mana?"

Sekar berdiri, ia mengamati seisi ruangan, lalu berjalan menuju salah satu sudut ruangan. Ia membukakan koper berukuran sedang lalu memberi isyarat pada Kara untuk mencari sendiri.

Kara mencari-cari di dalam sana lalu menarik sehelai baju terusan bermotif bunga selutut. "Boleh aku pakai ini?" Tanyanya pada Sekar.

"Ok ..."

Kara kemudian mengambil pakaian itu lalu merapikan koper Sekar.

"Kamu mandi duluan, di dalam sudah ada alat mandi." Tambah Renita pada Kara sambil memandang layar ponselnya.

Akhirnya Kara mandi duluan, setelah selesai Renita dan Sekar bergantian untuk mandi. Saat mereka sudah selesai membersihkan diri dan berniat untuk makan malam, suasana di luar ruangan sudah seperti pesta.

Musik mengalun dengan volume sedang. Ada sekitar lima belas orang sedang berkumpul di ruang tengah. Beberapa sedang minum sambil mengobrol, ada juga yang sedang sibuk berkumpul sambil main kartu. Kakak Renita, Dika dan Aiden terlihat berbaur dengan teman masing-masing.

Renita mengenakan celana pendek dengan kaus polos lengan pendek warna putih. Sekar yang ada di sampingnya memakai setelan malam berupa gaun terusan motif daun dengan Kara yang menggunakan setelan motif bunga dengan model baju yang sama dengan Sekar.

Seisi ruangan secara otomatis menoleh ke arah mereka ketika mereka berjalan. Dika bahkan mengangkat tangan memberi tanda agar semua orang fokus padanya.

"Seperti yang sudah kubilang, kalian pasti bisa bertemu kandidat putri mahkota jika ikut liburan kali ini, dan tidak hanya satu, kalian bahkan bisa bertemu tiga orang kandidat sekaligus!!!" Ujar Dika dengan suara yang agak keras agar seisi ruangan mendengar.

Renita terlihat kesal. Ia menatap kakak tertuanya dengan ekspresi datar yang mengesalkan. Renita lalu bergerak cepat dalam diam menggunakan bahasa isyarat, "Aku ke sini untuk liburan bukan untuk menghibur kalian semua!"

Hanya Aiden, Chris dan beberapa orang yang membelalak terkejut saat melihat bahasa isyarat Renita. Belakangan Kara mengetahui kalau bahasa yang digunakan Renita melenceng jauh dari makna sebenarnya dan itu malah membuat orang yang mengerti jadi lebih paham makna ucapan Renita.

Sekar dan Kara saling pandang, kemudian melemparkan senyuman canggung ke arah tamu lain.

Dika menangkap ekspresi adiknya lalu dengan cepat mengubah topik pembicaraan, sambil menyuruh para tamu untuk menikmati pesta. Renita berjalan cepat ke arah Aiden lalu menarik keluar kakaknya menjauh dari kerumunan. Dika mengekor di belakang kedua adiknya.

Kara yang merasa canggung akhirnya memilih berjalan ke arah Chris untuk mengobrol dengannya. Sekar mengikuti di belakang.

"Minum apa?" Tanya Kara mencoba membuka pembicaraan.

Privilege [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang