28 - Rasa Percaya Diri

12K 1.5K 62
                                    

Renita bersama Gusti Pangeran akhirnya mendapat giliran untuk menghadiri event bersama. Mereka berdua mendapat kesempatan menghadiri diskusi terbuka mengenai pengajuan kerjasama Kerajaan Malaya dengan Nagaragung. Wilayah Malaya dan Nagaragung yang berbatasan langsung di daratan, membuat perseteruan dan konflik kerap terjadi di perbatasan.

Diskusi terbuka kali ini dihadiri langsung oleh Adipati wilayah sebagai perwakilan Nagaragung, dan juga pemimpin wilayah Malaya diwakili oleh pemimpin wilayah terkait. Selain pemimpin wilayah, Pihak Malaya juga mengirimkan Putri Raja sebagai perwakilan dari pihak kerajaan.

Pertemuan itu dilakukan di Gedung Dinas Pusat Kadipaten setempat. Banyak media lokal dan asing yang datang. Sehingga, pihak dokumentasi seleksi memutuskan untuk kerjasama saja dengan stasiun televisi yang akan meliput.

Gusti Pangeran, Renita, beserta Adipati Abubdin duduk di sisi kiri sedangkan Putri Raja Malaya dan Pemimpin wilayah Malaya duduk di kanan. Sofa yang mereka duduki ditata saling berseberangan di panggung. Sedangkan para wartawan dan awak media diberi duduk di sisi depan panggung. Diskusi terbuka itu lebih seperti konferensi pers, antara pihak Nagaragung dan Malaya.

Putri dari Malaya bernama Nabila, ia adalah seorang gadis berumur dua puluh enam tahun dengan kulit berwarna kuning langsat, mata yang lebar, bibir tipis dan ekspresi yang selalu tenang. Ia memakai setelan resmi tradisional Malaya dan di sebelahnya duduk pemimpin wilayah Malaya dengan setelan adat yang mirip.

Gusti Pangeran dan Renita memilih pakaian yang lebih modern. Renita dengan kemeja putih lengkap dengan blazer berwarna merah jambu dilengkapi dengan rok selutut warna senada, sedangkan Gusti Pangeran memakai setelan jas resmi berwarna hitam.

Perbincangan itu dimulai dengan permintaan dari pihak Malaya untuk membebaskan perdagangan di wilayah perbatasan Negara.

"Kami bisa saja melakukan hal tersebut, tapi pihak Malaya juga perlu membuat regulasi yang jelas agar tidak terjadi perbedaan aturan dalam penyelesaian konflik." Respon Gusti Pangeran.

"Kami sudah menerapkan regulasi perdagangan garis perbatasan dan rakyat kami juga sudah mematuhi hal tersebut." Jawab pemimpin wilayah dari pihak Malaya.

Renita kemudian merespon, "Apa tepatnya regulasi yang Anda terapkan pada rakyat Malaya saat berdagang ke perbatasan Nagaragung?" Sergah Renita tajam.

Putri Nabila memandang perwakilan wilayah dengan ekspresi yang jelas-jelas memaksa agar dia menjelaskan. Tetapi, perwakilan wilayah Malaya terlihat panik dan kehabisan kata-kata.

Renita mengambil kesempatan itu untuk berbicara lagi, "Laporan yang saya terima dari Adipati Abubdin adalah, kebanyakan orang Malaya datang berdagang tapi bertingkah seenak hati. Memang ada sumber daya dan hasil bumi Malaya yang diperlukan di industri yang ada di Nagaragung, tapi bukan berarti pihak Malaya bisa seenaknya memperlakukan kami."

Putri Nabila menaikkan alisnya, "Apa ini maksudnya Nagaragung tidak mau bekerja sama dengan Malaya?"

Renita tersenyum kecil, "Bukankah kerjasama itu seharusnya menguntungkan kedua pihak? Jika dalam sebuah hubungan hanya satu pihak saja yang diuntungkan, bukankah itu simbiosis parasitisme?"

Renita menoleh ke arah Adipati Abubdin lalu menganggukkan kepala. Adipati Abubdin kemudian mengeluarkan tumpukan kertas yang berisi laporan.

Gusti Pangeran menyunggingkan senyum kecil di bibirnya, Ia menoleh ke arah Renita dengan ekspresi takjub. "Boleh aku lanjutkan?" Tanya Gusti Pangeran pada Renita, gadis itu mengangguk.

"Dengan segala hormat Yang Mulia Putri Nabila. Kami sudah mengumpulkan berbagai laporan dan bukti tindakan seenaknya yang dilakukan oleh warga Malaya saat berdagang di wilayah Nagaragung. Selain itu, beberapa industri di Malaya mencemari wilayah Nagaragung. Tentu saja kami yang lebih banyak dirugikan di sini. Kami sudah berulang kali melayangkan keluhan kepada kepala wilayah di Malaya tetapi tidak ada tindakan lebih lanjut. Jika seperti ini, Nagaragung terpaksa mempersulit kegiatan kerjasama dengan Malaya di perbatasan."

Privilege [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang