16 - Sebuah Tawaran

12.5K 1.6K 8
                                    

Dayang Riani mengetuk ruang kerja Gusti Pangeran. Tidak lama salah satu penjaga membuka pintu sambil mempersilahkan dia masuk.

Dayang Riani menaikkan alisnya saat ia mendapati Peter sedang duduk di salah satu sofa dengan Gusti Pangeran berada di sofa paling ujung. Gusti pangeran mempersilahkan Dayang Riani untuk duduk dan dia menempatkan diri di sofa yang berseberangan dengan Peter.

"Kamu sepertinya sudah tahu tamu saya yang satu ini, tapi saya tetap akan memperkenalkan kalian. Ini adalah Peter, produser, presenter, narator serta wartawan yang akan terlibat langsung dalam dokumentasi seleksi putri mahkota."

Jelas Gusti pangeran sambil menatap ke arah Dayang Riani.

"Lalu perkenalkan, ini adalah Kepala Dayang Riani yang bertanggung jawab dalam proses seleksi Putri Mahkota." Tambah Gusti pangeran kini menatap ke arah Peter.

Dayang Riani tersenyum kecil sambil menganggukkan kepala untuk menyapa Peter dan lelaki itu memberikan senyuman lebar pada Dayang Riani.

"Jadi ada apa hingga Kepala Dayang Riani secara pribadi berkunjung di pagi hari ini?" Tanya Gusti Pangeran.

Dayang Riani terlihat sedikit ragu karena ada Peter di ruangan. Ia memberi ekspresi tanya pada Gusti Pangeran sambil melirik sekilas pada Peter. "Ah, tenang saja. Silahkan bicara. Peter bisa dipercaya." Jawab Pangeran tenang.

Dayang Riani masih ragu, tetapi memfokuskan diri untuk bicara. "Saya baru saja bertemu para kandidat untuk evaluasi bulanan serta briefing tentang acara dokumentasi. Tetapi tidak sesuai rencana, briefing untuk acara terpaksa saya tunda karena saya mendapat informasi yang tidak terduga saat evaluasi."

Dayang Riani melirik ke arah Peter sekilas lalu bergumam pelan pada pangeran, "Apa saya boleh mengatakan ini di depan Pak produser?"

Gusti Pangeran mengangguk menenangkan masih memandang ke arah Dayang Riani. "Katakan saja apa yang kamu dengar dari para kandidat."

"Beberapa kritik dan saran yang saya terima adalah, satu orang menginginkan kelas manner, ada yang minta kelas untuk dikurangi, juga ada kandidat yang mempertanyakan tentang konsekuensi antar kandidat jika ada konflik diantara mereka."

Gusti pangeran memegangi dagunya sambil termenung. "Aku kira-kira bisa menebak siapa yang menyampaikan semua itu tapi satu hal yang aku tidak yakin. Salah satu dari mereka mempertanyakan konsekuensi antar kandidat jika ada konflik? Apakah ada konteks lebih lanjut mengenai permintaan ini?"

"Sayangnya iya ..." Jawab Dayang Riani.

Ia melanjutkan. "Terjadi pertengkaran antar kandidat tepat setelah wawancara dengan mbak Kartika. Kandidat lain ada yang merasa tersindir dengan ucapan dari mbak Kartika saat dia diwawancarai oleh anda  ..." Ujar Dayang Riani sambil menatap ke arah Peter.

Peter mengangkat kedua tangannya. "Saya mengaku sudah keterlaluan saat itu. Dan sayapun berniat untuk meminta maaf secara langsung pada Gusti Pangeran."

Dayang Riani tidak merespon ucapan Peter, ia melanjutkan laporannya dengan tenang. "Untungnya, tidak ada bentuk perundungan dalam konflik itu karena mbak Kartika berani membela dirinya sendiri. Saya sudah meminta mereka untuk segera menyelesaikan konflik ini. Tapi saya tidak tahu apakah hubungan mereka bisa membaik."

Gusti Pangeran menyandarkan lengannya di lengan sofa, "Kita lihat saja nanti. Ini bisa jadi suatu momen pembelajaran juga untuk mereka. Lalu Dayang Riani, sepertinya kita sudah harus mulai melibatkan para kandidat dengan jadwal resmi Keraton. Dokumentasi kegiatan kelas mereka tak akan menarik untuk ditayangkan terus menerus."

Tanpa diminta, Dayang Riani sudah langsung mencatat poin penting yang dibicarakan Gusti Pangeran.

"Untuk kelas teori, mari kita kurangi jamnya, tapi untuk kelas praktikal seperti memasak, bela diri dan kebugaran jasmani harus dipertahankan. lalu mulai jadwalkan kegiatan para kandidat untuk mewakili Keraton. Bisa secara terpisah atau bersamaan. Lalu untuk jadwal individu, buat jadwal mereka untuk bisa pergi bersamaku. Tentu saja bergantian. Jadi setiap kandidat akan mendapat giliran untuk pergi bersamaku."

Privilege [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang