19. Zakhiya dan sosial media

1.4K 179 4
                                    

"Meeting dulu bentar yuk" ujar Veronika -atasan barunya yang menggantikan pak Radit setelah di mutasi ke Balikpapan. Kabar baik untuk Mahesa apalagi Anya. Buktinya semenjak pak Radit mutasi, Mahesa mulai mendapat dinas luar kota dan beberapa kali turun ke lapangan.

"Kok gak notice dulu" seru Anya diantara teman-teman satu divisi yang berjalan beriringan ke ruang meeting

Bu Veronika -atasan termuda, mengambil bagian depan yang menjadi pusat orang-orang disana, ekspresinya terlihat serius apalagi saat melihat lembar-lembar kertas, karisma tegasnya sangat terpancar di balik wajahnya yang sangat cantik. Alih-alih takut, sebagian pegawai terpesona.

"Anya" Seru Bu Veronika tiba-tiba dengan suara tegas dan cukup lantang

"Fungsi lembur menurut kamu seperti apa?" Menutup berkas tersebut, bu Veronika menatap pegawainya yang barusan ia beri pertanyaan.

"Menyelesaikan tugas yang belum terselesaikan" jawabnya penuh percaya diri

"Lalu?"

"Memberikan pengalaman baru untuk karyawan, begitu bu" diakhir kata, Anya tersenyum canggung mulai tak enak hati saat atasannya membahas lembur

"Yang lain ada yang mau menambahkan?" Sorot tajamnya memindai para pegawai yang berada di ruangan

"Sudah pernah lembur kan semuanya?"
Para pegawai mengiyakan dengan anggukan dan sahutan

"Tetapi saya penasaran apa yang kalian tulis di SPL sampai di setujui lalu mendapat upah padahal tugas yang kalian kerjakan bersifat ghoib ngga keliatan. mana?" Bu Veronika membanting berkas di tangannya "Saya tidak menemukan progres yang signifikan dari hasil lembur kalian. Kecuali beberapa orang yang bersikap jujur. Lembur beneran lembur, ada laporannya, ngga cuma tempel jari langsung pergi aja"

Tepat sasaran, pegawai yang sering bolos langsung menunduk dan gelagapan termasuk Anya.

"Saya sengaja datang ke kantor buat cek progres lembur kalian tapi yang ada ditempat hanya Mahesa, Rio, dan Andien. Yang lainnya kemana? Padahal SPL yang saya tandatangani banyak loh"

Di belakang bu Veronika, tersorot cahaya invokus memperlihatkan rekaman cctv beberapa pegawai yang bolos saat lembur. Mereka yang merasa jujur hanya dapat menggelengkan kepala tak habis pikir.

"Yang membuat saya miris, kebiasaan buruk ini sudah dilakukan sejak kepemimpinan pak Ragil" Ya mau bagaimana lagi, toh pak Ragil sendiri sering berlaku curang terhadap karyawannya.

"Saya selaku orang yang bertindak kecurangan dan mewakili teman-teman saya, mohon maaf sebesar-besarnya. Dulu kami melakukan itu karena seratnya peluang bonus yang di berikan pak Ragil kepada karyawannya, tapi saya mengakui bahwa itu salah" sahut Kiki membela dirinya dan teman-temannya di depan wanita yang berusia akhir dua puluhan.

Mau sok jadi pahlawan kesiangan, sahut hati pegawai yang tidak menyukainya

"Saya tidak butuh jawaban diplomatis dari orang yang sudah melakukan kesalahan, salah ya salah" serunya sambil mengetukan ujung pulpen gemas betapa beraninya mereka melakukan curang

"Kedepannya, saya tidak akan semudah itu tandatangani SPL kalian. Perlu laporan sedetail mungkin dan saya sudah kirim ke email kalian masing-masing mengenai standar tugas yang harus di lemburkan"

Baru saja Mahesa mendapat kemudahan berkarier namun disaat yang sama masalah baru yang memperberat langkahnya. Lembur sudah jadi pendorong semangat Mahesa, karena dengan itu ia bisa menambah penghasilan lebih. Akan tetapi saat standar lembur semakin selektif otomatis kesempatan lembur berkurang

"Lo pasti keberatan ya sama aturan baru bu Vero?" Tanya Anya yang keduanya sedang berada di kantin kantor untuk makan siang

"Menurut gue keputusan bu Vero kurang bijak. Bu vero ga tau aja gimana Radit mimpin kita, harusnya dia bisa memaklumi dan memperingati biar kedepannya engga kayak gitu lagi bukan malah naikkan standar. Engga tau apa yang bolos pun punya alasan kuat, kayak pak feri. Satu sisi dia butuh uang buat bininya yang baru lahiran satu sisi lagi dia harus ikut ngurusin anak sama istrinya yang lagi baby blues"

Titik Balik (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang