Teman-temannya terlihat bahagia saat keluar dari rumah Adit sambil membawa bungkusan yang berisi beragam cemilan serta satu kotak nasi yang berisi nasi gemuk khas daerahnya, beberapa diantaranya membawa balon.
Adit beruntung, setiap ulang tahunnya selalu potong kue, diberi banyak kado, mengundang bayak teman dan keluarganya lengkap. Tidak seperti dirinya yang hanya diberi pelukan dan doa.
"Bang Mahes?" Mahesa yang berbalik melangkah harus berhenti dan berbalik,
Zakhiya sedang berlari ke arahnya. tangan kiri Zakhiya memegang balon sementara tangan kanannya kesusahan memegang bingkisan yang sama seperti anak lainnya, namun bukan itu yang menjadi perhatian Mahesa melainkan baju kuning pucat serta rambut yang dipakaikan banyak jepit.
Cantik dan menggemaskan
"Abang kenapa tidak masuk?" Alis Khiya bertaut hingga membentuk bukit kala disatukan sedangkan bibirnya mengerucut lucu.
"Abang tidak di undang" beberapa kawannya yang juga hadir di ulang tahun Adit menertawakan keberadaan Mahesa
"Hahaha Mahesa tidak di undang"
"Hu si gendut" Khiya mendelik kepada beberapa orang yang mengolok Mahesa
"Sumo" dari sini Mahesa hanya mampu menatap mereka tajam tanpa berniat membalasnya
"Main yuk bang"
"Main kemana?" Karena jujur Mahesa ingin langsung pulang dan menangis mungkin. Hari ini ia sama sedang berulang tahun, keluarga Mahesa tidak membuat perayaan seperti keluarga Adit, tidak di undang pula ke acara ulang tahun Adit dan sekarang teman-temannya mengolok tubuh Mahesa.
"Di sawah saja, nenek dan kakek disana sedang panen. Nanti cari kerang sawah yuk" melihat tatapan berbinar Khiya membuat Mahesa tak tega untuk menolak ajakangadis kecil itu.
Sebelum nyemplung ke sawah, Khiya membuka bingkisan yang diberi Adit lalu memakan nasi gemuk terlebih dahulu.
"Abang mau makan?" Khiya menawarkan nasi gumuk kemudian menggeser nasi kotak itu ke arah Mahesa yang sejak tadi lebih pendiam
"Abang tidak mau?"
"Kamu saja"
"Abang marah sama Khiya?"
"Abang tidak marah"
"Abang kenapa sedih?" Mahesa mengambil jeda sejenak
"Hari ini abang ulang tahun juga"
"Oh ya? Sekarang abang berapa tahun ?"Mahesa mengangguk malas
"12 tahun"
"Adit ulang tahun senang, kenapa abang sedih?"
"Orang tua abang tidak bisa rayakan ulang tahun abang" Khiya mengerjap mencoba memahami kalimat Mahesa
"Orang tua khiya tidak bisa rayakan ulang tahun khiya, nenek kakek juga tidak rayakan ulang tahun khiya, tapi Khiya senang" Khiya mengerjap beberapa kali
"Tapi abang ingin di rayakan seperti teman-teman abang" dimana pada hari itu yang sedang ulang tahun begitu dimanja, disayang dan menjadi pusat perhatian.
"Kata nenek kalau ulang tahun itu tidak boleh di rayakan harusnya di syukuri" kali ini Mahesa yang tidak mengerti
"waktu kita di dunia semakin berkurang, tapi Allah kasih kesempatan menambah umur kita di bumi untuk menjadi orang baik. Makanya nene sering bagi-bagi kentang dan beras kalau Khiya sedang ulang taun, lalu minta doa supaya umur khiya berkah" di umurnya yang sembilan tahun khiya sudah pandai bercerita, bahkan rautnya dibuat sebijak mungkin seperti orang tua dengan kepala yang bergerak ke kiri dan ke kanan. Bagi Mahesa, Zakhiya sangat menggemaskan.
"Doa itu hadiah istimewa, karena yang kita terima nanti langsung dari Allah. Begitu kata kakek"
Mahesa tidak terlalu meresapi kalimat khiya, hanya setelahnya setiap ia ulang tahun Mahesa tidak merasa sedih lagi.
********
Hes, mampir ke apartemen gue cepetan.
Banyak cowok nakal yang gangguin gue disini.gue takut.
Mahesa memutar arah motornya lalu menaikan speedometer.
Beruntung Mahesa masih ingat letak apartemen Anya dan nomernya saat ia mengantarkan Anya sekaligus mampir setelah nonton.
Mahesa menekan tombol bel yang berada di samping pintu tersebut dengan tergesa dan tak begitu lama pintu terbuka.
Alih-alih suasana yang mencekam, Anya sedang tersenyum lebar dengan riasan cantik dan menggemaskan.
"Suprissseeee!!!!"
"Happy birthdayyy Mahesa"
Perlahan ketegangan Mahesa sirna dan senyum di bibirnya terbit.
Bukan hanya Anya, teman-teman kantor yang satu divisi dengannya ada disana sedang merayakan ulang tahun Mahesa.
Mahesa ditarik kedalam oleh salah satu temannya setelah meniup lilin di atas kue. Ia berdecak kagum saat ruang tengah Anya terdapat tulisan Happy birthday disertai beberapa balon dan pernak pernik yang menggantung.
Di meja pun sudah tersedia berbagai cemilan yang mulai dimakan oleh teman-temannya
Begini rasanya ulang tahun yang dirayakan?
Mahesa tidak bisa menggambarkan perasaannya, karena kini dalam dirinya bertekad bahwa ulang tahun seterusnya harus ada perayaan."Sini hes duduk" David menepuk sisi kursi yang langsung ditempati Mahesa. Salah satu teman lainnya memberikan Mahesa minuman berwarna gelap
"Minum" Tanpa berpikir Mahesa langsung meneguknya
"Sialan lo jangan rusak Mahesaku" Anya meninju bahu temannya yang memberikan Mahesa minum
"Santai aja kali, engga bakalan mabuk ini. ya ga hes?" Awalanya Mahesa terdiam dan mulai mengerti jenis minuman ini.
Satu teguk mungkin tidak akan memberikan efek mabuk pikirnya
"Enak engga?"
Tanggung mencicipi dan rasanya yang enak. Akhirnya Mahesa mengangguk dan meneguk kembali minuman itu sambil mencicipi pizza
My Zakhiya is calling.....
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Balik (End)
RomanceKhiya dan Mahesa adalah sepasang petani yang menitipkan hati satu sama lain. melalui kasih, ada satu dunia yang hanya mereka tempati. melalui kasih, mereka adalah pasangan sehidup semati. melalui kasih, apakah bersama adalah pilihan yang pasti? Ba...