"Sudah, tidak usah panik. Perempuan seperti itu harus diberi pelajaran" seru ibunya sesaat setelah mengirim pesan pada Anya.
Secara tak sengaja, ibu Khiya melihat story Anya yang sedang bersama Mahesa. Merasa peringatannya sejak dulu terbukti, ibunya Khiya merebut smartphone milik anaknya dan mengirimkan pesan pada perempuan bernama Anya.
Dalam hati Zakhiya ketakutan setengah mati. Walau di hatinya berkata demikian namun bukankah itu terlalu kasar untuk di utarakan?
Semoga saja Anya berhenti mendekati Mahesa
*******
Alih-alih kesal, Anya tertawa keras sampai mengundang perhatian banyak karyawan di lantai itu. "Aduh perutku sakit hes hahahah" tergelak kembali, Anya memegang perutnya yang keram karena lama tertawa kencang
See! Gadis kampung itu menunjukkan sisi tololnya.
Lihat Mahesa, Wajahnya sudah memerah menahan marah.
"Yang ngaku jadi calon istri lo itu cuma Zakhiya kan?" Giliran Anya menampakkan kekesalannya karena ada orang tolol yang mencoba menghina dia. Berani sekali.
Mahesa yakin seratus persen kalau pemilik akun itu adalah Khiya, karena foto mawar yang menjadi foto profilnya adalah hasil jepretan Mahesa di malam hari untuk menguji kecanggihan ponselnya.
Mahesa mengembalikan ponsel itu sambil menatap Anya penuh sesal "Gue minta maaf"
Menyilangkan kedua tangannya di dada, Anya memutar bola matanya angkuh. Iyalah,Dia jauh lebih beretika dari pada gadis kampungan itu
"Dia belajar sopan santun dimana sih hes? Sampai menuduh gue sembarangan"
Mahesa tahu betul itu kalimat sindiran.
memejamkan matanya sebentar, Tak cukupkah pertengkaran tadi malam menambah beban pikirannya? Sadarkah Zakhiya bahwa tindakannya menyeret nama baiknya. Wajar kalau saat ini ia merasa malu."Ya, itu hak lo. Atas nama Khiya gue minta maaf"
"Suruh cewek lo dong yang langsung minta maaf ke gue" Kekesalan Mahesa semakin bertambah mendengar suara ledekan Anya yang mendayu
Menyuruh Khiya meminta maaf pada Anya sama saja menyuruh kucing kawin dengan anjing, sampai kapanpun tidak bisa. Karena sedari awal Khiya sudah tidak menyukai Anya, membela Anya dihadapan Khiya sama saja mematik percikan api, mengira bahwa Mahesa lebih memilih Anya.
"Anya Mahesa lagi apa?" Keduanya menoleh pada sumber suara.
Sosok tegas yang akhir-akhir ini dibicarakan sedang menjulang di ambang pintu, menatap keduanya penuh perhitungan "Sudah masuk jam kerja, apa kalian mau kerja sambil berdiri?" Hanya nada skeptis bu Veronika lah yang selalu meluluhkan Anya menjadi pegawai patuh. kalau Mahesa jangan ditanya, dia sudah duduk lebih dulu setelah meminta maaf pada atasannya itu.
Entah Mahesa yang merasa bersalah atau Anya yang masih kesal, keduanya tidak saling bicara. Bekal yang selalu di comot oleh Anya pun, kini hanya mahesa seorang diri yang menghabiskannya. Mengobrol pun hanya yang berkaitan dengan pekerjaan.
Ini yang mahesa tunggu; pulang ke rumah, membersihkan diri lalu menghubungi Zakhiya untuk membicarakan sikapnya. Tanpa rasa bersalah Zakhiya menyapanya dengan ceria seperti biasa.
"Abang sedang ada masalah?"
"Abang mau ngobrol serius sama kamu"
Hanya helaan nafas yang terdengar sebagai respon dari gadis di seberang sana mepersilahkan Mahesa untuk bicara"Sekarang abang tau dari mana kamu bisa simpulkan abang dekat dengan Anya.
Kamu stalking media sosial abang sama Anya kan?" Mahesa tak sampai melampiaskan emosinya, Walau ingin sekali memarahi Khiya dengan segala emosinya. sama saja menambah persoalan, Mahesa sedang malas ribut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Balik (End)
RomanceKhiya dan Mahesa adalah sepasang petani yang menitipkan hati satu sama lain. melalui kasih, ada satu dunia yang hanya mereka tempati. melalui kasih, mereka adalah pasangan sehidup semati. melalui kasih, apakah bersama adalah pilihan yang pasti? Ba...