56. Titik Balik (END)

4.4K 312 27
                                    


Pokoknya Khiya tidak mau bermain lagi dengan Kinan karena boneka kelinci pemberian ibunya tidak di kembalikan lagi, Padahal Khiya sudah memperbolehkan boneka kesayangannya menginap satu hari di rumah Kinan tetapi saat ingin mengambilnya Kinan malah menangis dan ngamukb kemudian bu Marni membujuk Khiya untuk mengalah.

Khiya ingin menangis dan marah namun ada bu Marni disana, menjawab 'Iya' Khiya berlari ke luar dan memilih main sendirian. Harusnya dalam keadaan seperti ini Bang Mahes menghibur Khiya, bukan ikut ayahnya pergi mengantar sayur ke pasar.

Kesal, marah, dan sedih membuat Khiya menangis namun sambil berjalan kaki menyusuri kebun teh. Tujuannya adalah danau, Khiya ingin menaiki perahu yang sering disewakan orang.

"Bayarnya 5 ribu"

"Khiya punya lima ratus" satu koin silver Khiya perlihatkan

"Tidak cukup, pulang dulu sana, bilang ibu mau naik perahu"

"Ibu Khiya kerja di luar negeri"

"Tuh, kerja di luar negeri pasti banyak uang. Adek tinggal sama siapa?"

"Kakek nenek"

"Yasudah minta uang ke kakek atau nenek" sekilas Khiya menoleh ke belakang, betapa jauhnya jarak rumah kakek Khiya dari sini.

"Khiya mau naik perahuuu" frustrasi karena ingin segera naik perahu akhirnya Khiya menangis namun bapak pemilik perahunya malah membiarkan

"Ini pak uangnya tapi di kayuh sendiri boleh?"

Tangis Khiya berhenti saat mengenali suara itu

"Bang Mahes" gumamnya yang masih dapat didengar oleh mahesa

Sekilas Mahesa menarik sudut bibirnya untuk menenangkan "Abang, Khiya mau naik perahu" tunjuknya pada perahu kecil

"Sama abang ya naiknya?"

Bapak pemilik perahu itu menatap Mahesa penuh perhitungan "Memang bisa?"

"Bisa" jawabnya tegas "Sambil bapak liatin nanti"

"Lima belas ribu kalau kayuh sendiri"

Tangannya kembali merogoh saku untuk mengambil 1 lembar uang lima ribu

"Pegang tangan abang" ajak Mahesa mengulurkan tangannya pada gadis cilik yang kemarin baru saja berulang tahun yang ke tujuh

Dengan telaten Mahesa membersihkan tempat duduk yang berada di perahu kecil itu, memastikan Khiya duduk dengan benar kemudian meraih kayuhan perahu.

"Zakhiya jangan gerak-gerak seperti itu" alih-alih duduk manis menikmati pemandangan danau dan ladang teh, justru Khiya seakan sengaja membuat perahu ini bergoyang. Bukannya merasa bersalah, bibir gadis cilik itu tersenyum sambil menertawakan Mahesa yang mulai kewalahan menyeimbangkan perahu

"Kalau bergerak seperti itu terus nanti kita kecebur" barulah Khiya menghentikan gerakannya

"Perut abang mirip ibu hamil" kikiknya sambil menunjuk perut Mahesa yang sudah menonjol semakin menonjol akibat barang yang disembunyikan disana

Gurauan Khiya, Mahesa hiraukan "Khiya tidak sisiran?"

Rambut panjang Khiya di ikat satu akan tetapi sebagian rambutnya lepas dari ikatan

"Tadi sisiran"

"Sini, abang betulkan" menurut saja, Khiya mendekat ke arah Mahesa lalu memunggunginya

Titik Balik (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang