"Anya mana?" Seru Rio ketika melihat Mahesa menyusulnya ke kantin seorang diri. "masih marahan lo, gara-gara cewek lo itu?" Selain menghina-hina Khiyanya, ternyata mudah menyebarkan kekurangan seseorang
"Ngapain sih lo pertahanin cewek posesif kayak dia, apa bagusnya ? Dia cuma gadis kampung yang hobi nyusahin lo, neror lo buat cepet nikahin. Ga ada kerjaan banget, suruh dia belajar, sekolah, Biar pinter, biar punya sopan santun!"
Detik itu pula Mahesa menyingkir mengabaikan rasa iba pada teman karibnya yang barus saja putus. Walau Zakhiya salah, ia tidak terima gadisnya di hina seperti itu seolah perempuan kampung memiliki stigma bodoh.
Anya menyukai Mahesa
Mahesa sekarang tahu alasann Anya yang begitu baik padanya ternyata memiliki maksud tertentu. pantas saja Anya semarah itu pada Khiya
"Ribet Yo" sahut Mahesa membuka kotak bekalnya pertama kali di kantin, semoga saja tidak ada yang mengusir karena membawa makanan. Mahesa terlanjur kesal melihat Anya yang terus berdiam diri di kubikel dekatnya.
"Ribet pilih satu atau dua gitu?" Mahesa mendelik tak terima "Santai bro" sambil menepuk bahu Mahesa.
"Wajar cewek lo marah" apa Rio sedang membela Zakhiya yang jelas-jelas bersalah
"Jangankan cewek lo, gue aja ngira kalian pacaran" jelasnya ringan seringan Rio mengambil Tahunya di kotak bekal Mahesa
"Ya kemana-mana berdua, makan berdua, nonton berdua, nge mall berdua, makan ice cream berdua. Walaupun kalian udah punya pawangnya masing-masing. Bisa aja kalian khilaf"
Berawal dari Mahesa yang menyetujui ajakan Anya nonton karena tak enak sudah membantunya bahkan mentraktirnya lalu kebingungan Mahesa tentang kosmetik hingga ia menyeret Anya ke mall untuk memilih kosmetik yang pas di wajah Khiya. Setelah itu, mereka dekat saling mengandalkan satu sama lain.
Tapi bukan berarti Mahesa menyukainya dan bermain api di belakang Khiya, sama sekali tidak terlintas. Rasa Mahesa pada Anya seperti Rasa Mahesa pada teman lainnya yang ada di kantor. Kenapa Anya terus? Karena Anya sering muncul di hadapannya entah itu membantu, meminta bantuan atau curhat.
"Ya cewek mana sih yang rela lihat cowoknya jalan sama cewek lain"
"Gue engga ada apa-apa sama Anya Yo, murni temenan"
"Iya tetep aja lo harus hargain cewek lo, apalagi itu calon istri harusnya lo bisa batasin pergaulan lo sama cewek. Mana story Anya kadang ambigu lagi, ya engga kepanasan gimana cewek lo" beberapa kali Rio pernah memergoki story Anya yang beremoticon love warna merah di wajah Mahesa yang saat itu sedang ketiduran di kantor.
"Tapi kata-kata kasarnya emang salah sih"
Ternyata ada yang lebih pusing dari mengerjakan tugas laporan tahunan yaitu urusan perempuan, penyumbang stress terbesar di otaknya. Jarinya bergerak menyentuh pelipis lalu memijitnya berharap rasa pening dalam kepalanya berkurang.
"Gue emang salah" Mahesa sadar, terlalu banyak memberi ruang pada Anya sehingga terbuai oleh keberadaannya dan menciptakan rasa yang harusnya tak ada.
Sudah seminggu Mahesa tidak berkomunikasi dengan Khiya begitupun Anya secara pribadi. Kalau Anya masih tetap berkomunikasi namun hanya sebatas urusan kantor, perempuan itu seperti sedang menghindarinya.
"Mahesa, sini" Bu Veronika memanggil mahesa dari sudut meja kantin. Beliau ditemani seorang pria berkepala pelontos.
"Pak Robi deputi pengendalian dan pengadaan" veronika memberikan isyarat agar Mahesa menjabat tangan dan mengenalkan diri
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Balik (End)
RomanceKhiya dan Mahesa adalah sepasang petani yang menitipkan hati satu sama lain. melalui kasih, ada satu dunia yang hanya mereka tempati. melalui kasih, mereka adalah pasangan sehidup semati. melalui kasih, apakah bersama adalah pilihan yang pasti? Ba...