49. Ingin mengulang waktu

2.3K 248 20
                                    

Sebelum pulang kampung, Mahesa sudah berencana makan di warung soto bu Titi sambil mengharapkan sebuah kebetulan. Namun bukan kebetulan bertemu dengan Nino yang Mahesa harapakan, alih-alih membuat nafsu makannya bertambah, Mahesa ingin melempar mangkuk soto itu.

Khiya bukan siapa-siapa lagi, hanya gadis masa lalunya yang ia anggap adik.

Adik?

Menganggap adik disaat Mahesa membayangkan masa lalu bersama Khiya, Khiya yang menyempatkan diri ke perkebunan, membawa bekal lalu dimakan berdua. Khiya yang kala di goda selalu tersipu malu sambil mencubitnya dan Khiya yang selalu marah saat orang lain menjelek-jelekkan Mahesa.

Khiya

Gadis itu kembali menggetarkan hatinya

"Hes" Mahesa sedikit terperanjat saat bahunya di tepuk

"Makan dulu"

Hamdan— teman kantor yang mengundang Mahesa kajian di rumahnya menunjuk perasmanan yang disediakannya.

Sekilas Mahesa melirik perasmanan yang penuh antrian "entar aja deh bang, gampang"

"Ada mie kocok, mau mie kocok dulu?"

"puding aja belum abis" Mahesa memperlihatkan pudingnya yang masih tersisa.

Hamdan ikut duduk di atas karpet samping Mahesa, minta tolong ARTnya membawakan kopi dan mendoan "lagi ada masalah, Hes?"
Mahesa menelengkan wajah pada temannya. Hamdan adalah teman yang selalu meperdalam agama dan berusaha menjadi hamba yang baik, tak jarang lelaki yang  terpaut 10 tahun lebih tua darinya ini sering memberikan nasihat yang sesuai dengan ajarannya.

Dulu Mahesa sering di nasihati namun semenjak mengenal dunia malam dan Veronika, Mahesa menghindari obrolan apapun dengan Hamdan karena nasihatnya yang tiba-tiba membuatnya tak nyaman. Begitulah cinta dunia berjalan, membutakan kebaikan saat terlena akan kemaksiatan.

Perlahan cinta dunianya mengkis dan merenungi cinta keabadian, Mahesa ingin lebih hati-hati saat melangkah kedepan yang tidak melanggar prinsipnya. Karena itu, Hamdan adalah orang yang tempat untuk mencurahkan kegelisahan Mahesa akhir-akhir ini. Tentang Khiya yang tak lepas dari ingatannya dan keputusan Mahesa yang batal menikah dengan Vero

"Gimana tuh pas ketemu Khiya lagi?" Tanya Hamdan usai Mahesa bercerita

Mahesa mencoba mengingat pertemuan itu. Khiya yang berpenampilan tertutup dengan hanya rok dan tunik yang berwarna pastel. Khiya sedikit berias kala itu hingga membuat Mahesa terpukau dan mengakui bahwa Khiya masih memegang rekor perempuan tercantik yang pernah Mahesa temui walaupun saat itu ada Vero, namun cantik saja tidak cukup. Mahesa memerlukan wanita yang suportif dan nyambung saat diajak ngobrol agar komunikasi antar pasangan berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan kesalahpahaman

"Hes, mau tau ngga yang lebih penting dari komunikasi dalam hubungan?"

Mahesa menatapnya bertanya

"Saling mengerti"

Mahesa belum menangkap maksud dari ucapan Hamdan

"Mungkin aja lo lancar berkomunikasi sama calon.mantan.istri.lo yang terbaru" menjedanya sebentar "tapi dia ngga ngerti kalau lo sesayang itu sama keluarga. Makanya batal"

Titik Balik (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang