35. Suasana baru dan peran baru

1.6K 169 3
                                    

Pukul tiga dini hari Zakhiya bangun dari tidurnya setelah mematikan alarm yang telah di setting, semata-mata untuk melaksanakan sholat sepertiga malam.

Keluar dari kamarnya langsung menghadap aula, disanalah beberapa temannya sedang melaksanakan sholat ataupun mengaji.

Aula yang berada di asrama menghadap langsung ke kebun kecil yang dipenuhi tanaman, sehingga pagi hari seperti ini selalu terasa lebih dingin, karena itulah Zakhiya menyampirkan handuk di bahunya saat mengambil wudhu.

"Hei miss" Salah satu anak perempuan yang sedang menata tempat sabun menyapanya

"It's my turn, could you check my work? is the floor still slippery or not?"

"too early you picket" Sebagai tutor asrama, Zakhiya lah yang mengatur seluruh perizinan di asrama ini termasuk memeriksa hasil piketnya

"I've exam miss"

"It's clean"

"Okay, thank you miss" anak gadis itu mengambil handuk lalu masuk kedalam kamar mandi sebelahnya

Setelah melaksanakan tahajud, zakhiya meneruskannya dengan membaca Al-Quran kemudian menyiapkan materi yang akan di bagikan setelah sholat subuh.

"First conditionals are a little bit more tricky. First conditionals talk about a possible, real future or present outcome. For example, If I leave now, I'll get home early. They use present tense on the If side and they use will + the infinitive on the main clause" jelas Zakhiya di kelas paginya bersama anak-anak asrama yang baru, sedangkan para senior yang sudah lama disana belajar dengan tutor yang lebih senior dari Zakhiya.

Hari semakin terang, seiring asrama yang mulai sepi karena penduduknya memiliki kelas begitupula Zakhiya yang masih perlu mengasah skill bahasa Inggrisnya dengan mengikuti kelas Speaking di pagi hari lalu di lanjut mengajar kelas grammar

0812xxxxx : p

0812xxxxx : p

0812xxxxx : p

0812xxxxx : gue sekelompok sama lo?

Zakhiya mengehela nafas kesal, melihat deretan pesan dari teman satu kelompoknya. Lebih tepatnya hanya dia yang sekelompok dengan Khiya untuk sesi debat kali ini. Siapa yang tidak kesal, baru memberikan kabar h-3 jam sebelum sesi mereka.

Zakhiya : iya

Padahal Zakhiya sudah memberitahu tugas mereka karena pria itu tidak hadir di pertemuan kemarin lusa.

0812xxxxx : dimana?

Zakhiya enggan membalasnya, karena percuma sebentar lagi ia sampai di kursusan yang jaraknya dekat dengan asrama

Di halaman tempat kursus ada banyak sepeda yang tersusun rapih, begitupun sepeda Zakhiya yang baru saja di kunci.

Pria yang menghubunginya barusan menghampiri Zakhiya sambil membawa minuman kaleng dan meneguknya dengan santai "Ngobrol dulu bentar, buat prepare"

"Udah dikirim kan, materinya?" Jawab Zakhiya enggan menoleh

"Ngga seru, text lo terlalu datar. Yang ada mereka iya iya aja. Harusnya kalau materi debat, jawaban kita yang kontra biar banyak bahan argumen" Zakhiya tak bisa menahan decakannya, text yang dia buat semalaman kemarin katanya tidak seru.

Tatapannya membalas tatapan pria yang dikagumi teman-teman sekelas karena visualnya yang Cindo serta skill bicaranya yang sangat pintar.

Tapi tak berlaku bagi Zakhiya

"Terserah" sebaiknya Zakhiya mengalah dan berlalu dari tempat itu

Materi debat kelompoknya tentang pernikahan, rasa kesalnya semakin bertambah kala pria itu memotong ucapannya setelah memperkenalkan diri dan menyampaikan pemikirannya tentang pernikahan

Titik Balik (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang