09.07.2023
_____________________
Yumna menatap penuh senyum bekal berupa nasi goreng yang akan dia bawa ke sekolah. Ini bukanlah untuknya, melainkan untuk Rawi. Kemarin, selepas berbelanja Yumna menawarkan pada Rawi sebuah bekal makan siang buatannya. Karena laki-laki itu berkata jika dia menyukai nasi goreng. Sejauh ini, Rawi mengatakan hanya nasi goreng buatan ibunya yang paling enak. Sebagai orang yang pemilih dalam makanan, Rawi tidak begitu menyukai makanan luar. Mendengar penuturan Rawi tersebut membuat Yumna tertarik membawa bekal untuk Rawi. Dia akan menunjukkan keahliannya dalam mengolah berbagai masakan.
Hari ini, Yumna datang ke sekolah lebih cepat dari biasanya. Dia ingin sampai ke sekolah sebelum Rawi. Namun, sepertinya Yumna tetap kalah cepat dari Rawi. Dia melihat pemuda itu sudah duduk manis sendirian di kursinya.
"Sebenarnya jam berapa sih kamu datang ke sekolah?" Tanya Yumna
Rawi melirik sejenak ke arah Yumna. Lalu, setelah itu dia kembali pada buku bacaannya tanpa menjawab pertanyaan Yumna.
Yumna hanya tersenyum tipis melihat reaksi Rawi. Dia sudah mulai terbiasa dengan sikap dingin Rawi padanya.
"Nih, buat kamu." Ucap Yumna sambil menjulurkan sebuah kotak makan pada Rawi.
"Tadi pagi aku masak nasi goreng seafood. Ada tambahan nugget juga." Lanjutnya lagi.
Rawi melihat kotak bekal berwarna hijau di depannya. Kemudian dia beralih menatap Yumna yang sedang memasang wajah penuh harap.
"Aku udah sarapan."
Yumna sudah menyadari ini sebelumnya. "Untuk nanti siang aja." Katanya.
Rawi tau gadis ini akan terus memaksanya. Jadi, untuk meminimalisir gangguan dari Yumna lagi, dia menerima bekal dari gadis tersebut.
"Udah 'kan? Sekarang kamu balik ke kelas." Ucap Rawi.
Yumna menoleh ke arah luar kelas. Dia melihat jika di luar sana masih sepi. Jika dia masuk ke dalam kelasnya, pasti dia akan sendirian.
"Di kelas pasti masih kosong, Raw. Aku di sini aja sama kamu, ya? Nanti kalau udah ada anak lain yang masuk, baru aku ke kelas." Pinta Yumna.
"Emangnya kenapa kalau kelas sepi?" Tanya Rawi.
"Aku nggak suka sepi."
Rawi sejenak menganggukkan kepalanya. "Pantas kamu selalu cari ribut." Celetuknya.
Yumna hanya cengengesan saja. Dia memutuskan untuk duduk di kursi yang ada di depan meja Rawi.
"Ternyata kamu suka baca novel juga, ya. Aku pikir kamu kerjaannya baca buku pelajaran doang." Celetuk Yumna saat melihat sampul buku yang sedang dibaca Rawi.
"Aku juga suka baca novel. Tapi, novelnya harus yang sedih. Pokoknya, abis baca aku harus nangis." Sambung Yumna.
Suasana setelah itu menjadi sunyi. Rawi sama sekali tidak menggubris ucapan Yumna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkara Cinta Yumna
Algemene fictie"Aku tau kamu bohong. Tapi aku tetap tersenyum untuk semua yang kamu lakukan. Aku tetap merasa bahagia karena bisa bersama dengan kamu. Karena aku sungguh-sungguh mencintai kamu, Rawi." Rawi termenung di depan ruang tunggu pasien. Kepalanya tidak la...