XXX. Membuka Rasa

2.2K 200 18
                                    

21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21.07.2023

________________________

Nuha berlari dengan kecepatan penuh menghampiri Yumna yang tadi meminta air padanya. Dia pikir Yumna sedang kehausan setelah menyelesaikan ujiannya. Ternyata sahabatnya itu malah mencuci wajahnya dengan air mineral yang baru saja diberikan oleh Nuha.

Nuha hanya bisa melongo melihat Yumna yang seenaknya mencuci muka dengan air mineral miliknya. Padahal dia juga kehausan. Sepertinya penyakit lama Yumna mulai kambuh.

"Nih, sisa setengah." Ujar Yumna dengan santainya.

Nuha dengan mulut mengerucut menerima air mineral tersebut dan meneguknya hingga tandas agar tidak dijadikan air cuci muka lagi oleh Yumna.

"Akhirnya aku bebas! Yes!" Seru Yumna sambil berjingkrak gembira.

Hari ini memang merupakan hari terakhir ujian akhir Nasional mereka. Setelah ini mereka akan memiliki waktu senggang yang amat banyak sebelum memutuskan akan masuk ke perguruan tinggi mana.

"Bebas apaan? Kayak udah beneran lulus aja." Cibir Zeba yang baru datang bersama Raya. Keduanya tadi ditinggal oleh Nuha yang berlari menemui Yumna yang keluar paling akhir dari ruang ujian.

"Ih! Ya ampun. Muka kamu kenapa, Yum?" Pekik Raya dengan heboh. Dia sangat tidak suka melihat seorang perempuan yang acak-acakan seperti Yumna saat ini. Wajahnya sudah basah dan bagian depan rambutnya sudah lepek karena terkena air.

"Selebrasi selesai ujian dong! Aku pasti lulus. Kita semua bakal lulus bareng." Ucap Yumna sambil mengusap wajahnya yang masih tersisa air mineral.

Mereka bertiga serempak mengaminkan ucapan Yumna. Bahkan mereka sudah lupa mengomentari kelakuan Yumna tadi.

"Oh iya, Rawi mana ya?" Tanya Yumna.

"Tadi kami ketemu trio itu di depan ruang ujian mereka." Ujar Zeba.

Yumna menyunggingkan senyumnya. "Kalian ada tujuan kemana setelah ini?" Tanyanya.

"Pulang." Jawab Raya.

"Sama." Timpal Zeba.

"Aku mau makan bakso di dekat halte. Porsi gunung yang sambalnya kayak lava. Mantap banget tuh pasti." Ucap Nuha dengan wajah antusiasnya.

Zeba menarik pipi Nuha yang semakin hari semakin melebar. "Si pengobral diet yang kerjaannya ngebakso terus." Gemasnya. "Mending nggak usah diet deh, Nuh." Lanjut Zeba.

"Rencana diet tuh harus. Aku 'kan juga mau punya badan kayak kalian." Keluhnya.

"Aku juga mau punya kepintaran kayak kamu." Timpal Raya.

"Ih, Raya ngomongnya kayak kamu nggak pintar aja." Senggol Nuha.

Yumna hanya mendecakkan bibirnya. Dia melihat ketiga temannya yang sedang adu argumentasi. Padahal tadi dia hanya bertanya tujuan mereka setelah ini.

Perkara Cinta YumnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang