LX. Perkara bersama

2.7K 127 4
                                    

11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

11.12.2023

___________________________________

Kisah Yumna yang awal mula tercipta dari mengharapkan sebuah atensi seseorang yang tidak peduli sekitarnya kini berkembang menjadi sebuah hubungan terikat yang kekuatannya bukan hanya dari kata, melainkan hukum serta agama. Apalagi jika bukan sebuah ikatan pernikahan.

Jika dulu Rawi menyimpan dendam dan kesal pada sosok Yumna di masa muda, maka di masa dewasa dia menjadi penunggu setia menanti Yumna hadir kembali ke dalam hidupnya. Beruntung, penantiannya berbuah manis. Karena Yumna bukan hanya kembali, namun menetap di hidupnya sebagai seorang istri.

Yumna, dia masih dengan ingatan pas-pasan miliknya. Terkadang dia akan bertanya pada Rawi perihal ingatan yang tiba-tiba muncul setelah terjaga dari tidurnya. Sebab, kadang kala dia berpikir jika itu hanya mimpi ciptaannya di alam bawah sadar. Padahal, itu memang potongan ingatannya di masa lalu.

Ada banyak kejadian yang telah mereka jalani bersama. Mulai dari selesainya masalah di antara Yumna dan sang ibu hingga hari-hari yang mereka jalani selama menjadi pasangan suami istri. Hingga tanpa mereka sadari pada hari ini mereka sudah setahun menjalani kehidupan berumah tangga.

***

R

awi berjalan pelan menghampiri Yumna yang sedang tidur lelap. Terlihat tarikan napas teratur dari istri Rawi tersebut yang menandakan jika tidurnya sudah begitu pulas. Melihat hal tersebut, Rawi menghela napasnya karena rasa lega. Setidaknya, dia sudah tidak melihat lagi istrinya tersiksa akibat muntah yang tiada henti.

"Wajah kamu pucat banget. Pasti cape muntah terus. Tidur ya nyenyak ya, calon mama," gumam Rawi sambil tersenyum teduh. Matanya tidak lepas memandangi istrinya yang saat ini sedang hamil muda.

Rawi mengusap sisi wajah Yumna dan merapikan helaian rambut yang menutup wajah istrinya tersebut. Setelah itu, dia beranjak keluar kamar dan memilih untuk duduk di ruang tamu menemani salah satu temannya yang tadi datang berkunjung.

"Udah mendingan?"

Rawi menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Angga. Laki-laki itu hari ini berencana mengajak Rawi untuk melihat mobil antik yang akan dia beli dari salah seorang temannya. Namun, saat dia tiba, dia malah dihadapkan oleh kekalutan Rawi menangani Yumna yang tidak henti-hentinya muntah.

"Jadi mau lihat mobilnya?" Tanya Rawi.

"Besok aja lah. Si Igo juga nggak jelas ini."

"Ya udah. Kalau besok lo minta dianter Gara ya. Gue mau bawa Yumna ke dokter kandungan."

Angga menghela napasnya. "Gara juga nggak bisa kayaknya, Raw. Tuh anak lagi sibuk sama bayinya. Susah banget keluar rumah. Sekarang mainnya kalau nggak di kantor ya di rumah." Curah Angga.

Perkara Cinta YumnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang