XVIII. Tidak lagi berteman sepi

1.5K 178 20
                                    

14

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

14.07.2023

______________________

Yumna tetap menekuk wajahnya sampai di depan gedung apartemen. Dia tidak mengatakan apapun selama di jalan selain nama apartemennya. Jika biasanya dia yang lebih banyak berceloteh, sekarang Rawi lah yang selalu memulai pembicaraan meski diabaikan oleh Yumna.

Setelah sampai di apartemen, Yumna langsung keluar dari mobil. Dia menatap Rawi dengan sengit, lalu berjalan meninggalkan Rawi yang menghela napas lelah.

"Dia pasti lagi balas dendam sama aku." Gumam Rawi.

Dia merasa kecewa. Di saat dia sudah mulai senang melihat perubahan yang baik dari Yumna dalam pendidikannya, gadis itu malah mulai kembali pada kebiasaan lamanya.

Dia merasa jika ini sebuah kesalahan. Karena dia secara tidak langsung mulai peduli pada Yumna. Namun, di sisi lain dia merasa ini sudah benar. Karena sudah seharusnya dia mengubah Yumna seperti rencana awal.

Rawi memandangi Yumna yang sudah tidak terlihat lagi di pandangannya.

***

Yumna melangkah dengan kaki yang menghentak. Dia masih kesal dengan sikap Rawi di sekolah, namun dia sedikit berbunga dengan pertanyaan-pertanyaan Rawi sepanjang jalan tadi. Saat masuk ke dalam lift, dia terdiam memikirkan sikap Rawi tadi.

"Awas aja kalau besok dia nggak usaha ngebujuk aku." Gerutu Yumna dengan geram.

Dia keluar dari lift dan berjalan menuju unitnya. Langkahnya terhenti ketika matanya menangkap seorang perempuan sedang berdiri di depan unit apartemennya.

"Mama ngapain ke sini?" Tanya Yumna pada ibunya yang hanya berdiri di depan pintu.

Ibu Yumna tersenyum melihat anaknya. Sementara Yumna sendiri sedang meneliti ibunya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dia melihat ibunya baik-baik saja. Tidak ada luka atau apapun yang aneh darinya kecuali tas besar yang ada di depan pintu dan kantong besar yang sedang ditenteng di tangannya.

"Mama mau nginap di sini. Boleh?"

Yumna mengerutkan keningnya. Ada angin apa ibunya itu ingin menginap. Seingatnya, selama dua tahun ini ibunya tidak pernah bersusah payah untuk melakukan hal semacam ini padanya.

"Ngapain nginap di sini? Suami sama anak Mama emangnya nggak marah?" Tanya Yumna. Nadanya terdengar sinis, padahal dia tidak bermaksud apapun. Dia hanya heran melihat ibunya yang mendadak perhatian seperti ini.

"Mama udah minta izin kok. Mereka nggak mempermasalahkan niat Mama."

Yumna menatap ibunya dengan lekat. "Mama ribut sama suami Mama?" Tanyanya.

Yumna melihat ibunya menggelengkan kepala.

"Mama kangen sama anak gadis Mama. Karena kamu nggak mau tinggal di rumah, jadi Mama aja yang ke sini." Ujar ibunya.

Perkara Cinta YumnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang