XLII. MALU

1.6K 184 19
                                    

29

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

29.07.2023

________________________

Rawi menatap penuh pada Yumna yang terlihat begitu menghayati melihat pemandangan di depannya. Di sana, pembawa acara sedang berbincang dengan kedua mempelai yang terlihat amat bahagia. Terutama sang mempelai pria.

Rawi tidak bisa melepaskan pandangannya pada Yumna yang terlihat sangat bersemangat mengikuti serangkaian acara pernikahan Zeba dan Gara. Ada binar takjub yang bisa Rawi tangkap dari cara Yumna menatap dan tersenyum. Mungkin, perempuan itu sedang memikirkan sesuatu sembari menikmati pemandangan di depannya.

"Nggak capek Raw dari tadi nggak ngedip?"

Lamunan Rawi menghilang akibat pertanyaan yang dilontarkan oleh Angga. Laki-laki yang terlihat rapi dengan setelan ala groomsman mereka pada hari ini.

"Segitunya lo bucinin Yuyum. Senjata makan tuan banget emang lo." Celetuk Angga lagi yang langsung mendapat pelototan tajam dari Rawi.

Dia ingin kesal dengan ucapan Angga. Namun, sepertinya itu benar adanya. Dulu, dia tidak berniat sama sekali untuk jatuh hati pada Yumna. Namun, takdir membawanya menjadi laki-laki yang tidak bisa memikirkan gadis lain selain Yumna. Bertahun-tahun lamanya dia masih setia dengan perasaannya untuk gadis itu.

"Gue ngomongin kebenaran, ya! Lo makan tuh karma. Sekarang lo uring-uringan ngambil hati Yuyum 'kan?" Angga menertawakan nasib Rawi yang berbanding terbalik dari masa lalu.

"Lo emang temen paling baik, Ngga. Dimana lagi gue dapat makhluk kayak lo begini." Cibir Rawi yang tidak disahuti oleh Angga. Karena saat ini laki-laki itu memilih untuk tertawa menikmati wajah suram Rawi.

***

Hari ini Yumna merasa sangat amat bahagia. Dia ikut bergembira dengan kebahagiaan yang dirasakan oleh Zeba dan Gara. Mereka berdua yang dulunya mungkin sering berselisih dan tidak akur, namun saat ini mereka terlihat seperti pasangan yang di mabuk asmara. Euforia Yumna juga begitu besar dikarenakan dia baru pertama kali berada di dalam sebuah pesta temannya. Sebab, dulu saat Raya menikah, dia tidak ada bersama mereka.

"Yum, ayo sini." Ajak Nuha sambil menarik tangan Yumna agar berdiri di tengah untuk menunggu Zeba dan Gara melempar buket bunga pernikahan.

"Malu, Nuh. Aku nggak mau ikutan, ah." Keluh Yumna sambil hendak melimpir ke samping.

Nuha dengan sigap menghadang Yumna. "Malu kenapa? Kita 'kan masih single, Yum. Kalau ibu-ibu sama bapak-bapak yang udah nikah baru bisa malu nungguin buket bunganya." Ujar Nuha.

Yumna hanya bisa berdiri dengan tidak berminat. Dia bahkan tidak bersusah payah untuk mengambil ancang-ancang seperti Nuha yang bersiap merebut bunga.

"Yumna, semangat! Pokoknya setelah ini harus kamu duluan dari pada Nuha. Oke?" Jerit Raya yang berdiri sambil menggendong anaknya di sisi sebelah ballroom.

Perkara Cinta YumnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang