14.07.2023
____________________________Zeba melirik Gara yang sedari tadi mencuri pandang pada Yumna. Dia melihat laki-laki itu tampak mencermati temannya dengan seksama. Wajah Gara seperti menyiratkan adanya sebuah kesalahan yang telah dia lakukan. Dengan mata memicing dia kembali mengamati Gara yang masih melirik Yumna.
"Bentar, ya. Aku ke sana dulu." Ucap Zeba pada ketiga temannya.
Langkahnya tampak percaya diri berjalan mendekati Gara. Hingga saat Zeba tepat berada di depan Gara, laki-laki itu memperlihatkan wajah terkejutnya.
"Ngapain kamu lirik-lirik Yuyum?"
Gara terpaku di tempatnya. Dia yang tadi sedang cemas menjadi terdiam karena Zeba lebih dulu datang mendekatinya. Padahal gadis itu selalu belagak tidak mengenalnya jika di sekolah.
"Kenapa? Kamu cemburu?" Tangkap Gara dengan seringai usilnya.
"Nggak usah ngarep! Aku tanya ini karna kamu liatin Yumna kayak orang punya salah."
Gara terdiam. Dia mendadak kaku. Dia memang memiliki kesalahan dengan mulutnya tempo hari.
"Tuh 'kan! Pasti terjadi sesuatu. Kamu bikin ulah apa?" Tanya Zeba yang kini sudah berkacak pinggang.
"Kamu pasti-"
Ucapan Zeba terpotong karena terdengar sorakan dari siswa siswi yang ada di lapangan. Dia pikir sorakan itu tertuju padanya, namun ternyata dia salah. Orang-orang itu ternyata sedang disuguhi sebuah adegan di sisi lapangan.
"Gila!!" Pekik Gara dengan mata melotot.
"Apaan tuh? Rawi meluk cewek di depan Yuyum!?" Pekiknya lagi.
Sementara Zeba terdiam di tempatnya. Dia terpaku sejenak sebelum berlari mendekati keributan itu.
"Ini kenapa Nuh?" Tanya Zeba.
Nuha dan Raya terlihat amat sangat terkejut dengan kejadian di depan mereka.
Zeba melihat situasi di depannya. Di sana, Yumna sedang berdiri dengan wajah merah padam. Sementara Rawi dan seorang siswi berjilbab berdiri dengan wajah yang tidak bisa diartikan oleh Zeba.
"Ini kenapa sih? Kenapa mereka bertiga jadi liat-liatan?" Tanya Zeba.
"Aku nggak tau. Aku nggak ngerti. Aku... Entahlah." Celetuk Nuha dengan wajah yang masih terkejut.
Zeba mengeryitkan keningnya. Dia tidak paham dengan semua yang terjadi.
"Si cewek itu kena bola. Hampir tumbang tadi. Trus Rawi nolongin." Ujar Raya.
Zeba masih bingung. "Terus? Yang jadi masalahnya dimana?" Tanyanya.
Raya menoleh ke arah Zeba dengan helaan napas berat. "Tuh cewek meluk Rawi! Mana nempel banget lagi. Ya murka dong Yuyum." Jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkara Cinta Yumna
Beletrie"Aku tau kamu bohong. Tapi aku tetap tersenyum untuk semua yang kamu lakukan. Aku tetap merasa bahagia karena bisa bersama dengan kamu. Karena aku sungguh-sungguh mencintai kamu, Rawi." Rawi termenung di depan ruang tunggu pasien. Kepalanya tidak la...