IV. Tempat keramat Yumna

1.6K 153 6
                                    

05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05.07.2023

____________________

"Masuk ke gedung C terus naik lift ke tingkat tiga, abis itu lurus sampai dapat belokan ntar belok kanan. Liat nomor di samping pintu yang angkanya 101 terus tekan deh tombol yang ada di depan pintu."

Raya ingat sekali bagaimana frustasinya dia mendengar penjelasan letak apartemen Yumna dua tahun lalu. Gadis itu tidak percaya jika Yumna tinggal sendirian di apartemen mewah itu tanpa orang tua. Hingga saat Yumna menjelaskan semua alasannya baru dia terdiam dan menganggukkan kepalanya. Saat itu juga Yumna mulai menjadi sahabatnya, lalu kemudian Raya mengenalkan Yumna kepada Zeba dan Nuha hingga mereka menjadi sahabat sampai sekarang ini.

"Jangan ngelamun kayak gitu, Ya. Ngeri aku liatnya." Tegur Yumna membuat Raya tersadar dari lamunannya.

Dia berdeham sambil menyandarkan punggungnya di sofa ruang televisi Yumna. Ruangan ini sangat nyaman. Interiornya juga sangat manis dan terasa sejuk karena warna hijaunya. Menurut Raya, tempat ini lebih cocok digunakan untuk wanita dewasa dari pada remaja berusia tujuh belas tahun seperti Yumna.

"Zeba sama Nuha kebiasaan banget sih ngaretnya." Gerutu Yumna sambil menyusun makanan buatannya di meja.

Sahabatnya itu memperhatikan gaya Yumna yang bak ibu rumah tangga. Daster selutut tanpa lengan dan rambut yang digelung asal membuat orang yang melihatnya tidak akan percaya jika gadis itu seorang pembuat onar di sekolahnya.

Kemampuan memasaknya juga tidak bisa diremehkan begitu saja. Meski terlihat urakan, namun Yumna sangat ahli dalam bidang masak memasak. Karena hidup sendiri sejak kelas satu SMA membuat Yumna menjadi pribadi mandiri yang serba bisa.

Seulas senyum usil tersungging di bibir Raya. Sambil menegakkan punggungnya dia menyilangkan kakinya lalu berucap bak nyonya rumah kepada Yumna.

"Terima kasih ya, Mbok Yum." Ucapnya yang langsung mendapat delikan tajam dari Yumna.

Setiap ketiga sahabatnya datang berkunjung, pasti mereka selalu mengatai Yumna sebagai mbok Yum. Dia di sini sangat jauh berbeda dengan dia di sekolah. Jangan tanya kenapa, karena sampai sekarang pun ketiga sahabatnya itu tidak tau mengapa.

"Siapa yang Mbok Yum? Aku tuh chef kelas internasional, ya. Sorry!" Sanggah Yumna dengan kesal.

Tidak lama setelah itu terdengar bunyi bel yang menandakan jika Zeba dan Nuha sudah datang. Yumna tau karena dia tidak pernah mendapat tamu lain selain ketiga sahabatnya.

***

Ke empat orang gadis yang tadinya menikmati masakan nikmat dari Yumna kini terkapar di atas karpet karena terlalu kenyang. Daftar kegiatan yang awalnya sudah disusun rapi seketika rusak akibat perut kenyang mereka.

Perkara Cinta YumnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang