LI. Aku Terima

1.2K 123 3
                                    

15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15.08.2023
________________________________

Di dalam hidup, terkadang ada beberapa persoalan yang tidak dapat di mengerti oleh orang lain selain diri sendiri. Hal yang menurut satu orang sudah sangat benar, bisa jadi merupakan sebuah hal aneh bagi yang lainnya. Terkadang, pilihan hidup memang tidak bisa selalu selaras dengan harapan. Angan bisa saja berganti apabila takdir sudah menarik garis akhir. Sama halnya seperti yang sedang dirasakan oleh ketiga sahabat Yumna. Mereka semua sedang dibuat bingung oleh kabar yang tiba-tiba saja mereka terima. Pemikiran mereka tentang jalan cerita Yumna dan Rawi di masa dewasa ternyata meleset amat sangat jauh.

"Aku melewatkan banyak hal, ya?" Tanya Raya. Karena di antara mereka berempat, hanya dia yang tinggal cukup jauh hingga hanya bisa bertemu beberapa kali termasuk hari ini, saat suaminya bisa mengantarkan dia berkunjung ke rumah Zeba.

"Nggak. Jangankan kamu, Ya. Aku aja yang hilir mudik di depan dia tiap hari baru tau ini anak terima lamaran Rawi." Jawab Nuha.

Sementara Zeba yang memang sudah tau dari suaminya hanya diam tanpa bertanya apapun. Karena penjelasan Yumna nanti tetap tidak akan tersambung baik padanya. Sebab, bagi dirinya, hubungan Yumna dan Rawi sangat tidak sistematis. Terlalu tergesa dan terkesan tidak ada serius-seriusnya.

"Yum, jangan diam aja dong. Kamu serius terima lamaran Rawi?" Tanya Nuha lagi.

Yumna hanya menganggukkan kepalanya. Dia sendiri merasa takut dengan keputusan yang dia ambil sendiri. Namun, saat membayangkan akan hidup bersama laki-laki yang disukai ayahnya itu, dia lebih memilih Rawi saja. Setidaknya masih ada rasa suka di hatinya untuk Rawi. Sedangkan, laki-laki yang dekat dengan ayahnya itu sama sekali tidak bisa dia terima. Dia teramat takut hidup dengan laki-laki kasar yang juga tidak sopan pada perempuan. Meski diluar terlihat baik dan santun, namun kenyataan yang tidak banyak diketahui oleh orang lain tentang laki-laki itu, nyatanya Yumna sudah mengetahuinya.

"Bahkan disaat kamu belum ingat sepenuhnya tentang Rawi?" Tanya Nuha lagi.

Yumna kembali mengangguk. "Aku rasa Rawi laki-laki baik. Di dalam ingatan aku juga dia laki-laki baik. Nggak ada harapan lain selain Rawi yang bisa aku pikirin. Dari pada bersama Genta, lebih baik aku terima Rawi."

Ucapan Yumna di akhir membuat mata Nuha melotot. "Genta adek aku?" Tanyanya dengan wajah cengo.

Yumna berdecak sembari memicingkan matanya ke arah Nuha. "Bukan. Genta yang lain!" Kesalnya.

"Ya ampun, Yum. Aku pikir si Genta. Kan lucu banget kalau misalnya kamu sama berondong."

Zeba menepuk punggung Nuha yang cekikikan. Lalu, perempuan itu menoleh pada Yumna.

"Emangnya Genta itu orang jahat? Kalau jahat kenapa papa kamu suka sama laki-laki itu?" Tanya Zeba.

Yumna pun bingung untuk menjelaskan sifat Genta. Pasalnya, laki-laki itu sangat berbeda jika sudah berhadapan dengan orang tua.

Perkara Cinta YumnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang