XXXIX. Cerita Lalu

1.9K 204 20
                                    

27

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

27.07.2023

______________________

Setelah gagal meminta penjelasan tentang hubungan dirinya dengan Rawi selama tiga hari ini, Yumna memutuskan untuk diam dan tidak mau berbicara pada ketiga temannya. Jika di restoran dia mengabaikan Nuha, maka di luar itu dia akan mengabaikan Zeba. Lalu, dia juga tidak akan membalas pesan atau menerima telpon dari Raya sebelum mereka mau menjelaskan masa lalu yang dia lupakan.

Seperti saat ini, meski Nuha sudah cengengesan di depannya, dia masih enggan memberikan atensi apapun. Dia malah sibuk mengiris wortel dengan kecepatan penuh.

"Yum, kamu tuh tega ya kacangin aku begini." Keluh Nuha. "Aku bukannya nggak mau jelasin, tapi Rawi bilang mau jelasin sendiri ke kamu." Ujarnya.

Yumna menghentikan irisannya dan memindahkan hasil irisan wortel tersebut ke dalam wadah. setelah itu dia menatap Nuha.

"Udah tiga hari dia nggak ada kabar." Kesal Yumna lalu beralih mengambil wajan untuk menumis bumbu.

Nuha menyingkir ke sisi kiri agar tidak mengganggu Yumna yang sedang mempersiapkan keperluan untuk menu restoran mereka hari ini.

Dia akhirnya memutuskan untuk menelpon sekretaris Rawi. Karena Rawi sendiri tidak mau menjawab dimana keberadaannya saat ini.

"Genta! Bos kamu dimana?" Tanya Nuha tanpa basa-basi.

"Kenapa tanya posisi Bos Saya?"

Nuha merotasi matanya mendengar pertanyaan balik dari Genta.

"Jawab aja, Gen. Ini penting. Darurat pokoknya."

Tidak terdengar ada jawaban di seberang sana. Suasana hening bagai sambungan telpon sudah putus.

"Besok Bos udah balik."

Setelah mengatakan hal itu, Genta langsung mematikan sambungan telponnya.

"Dasar sepupu songong." Cibir Nuha sambil menutup ponselnya.

Dia beralih pada Yumna yang sedang fokus dengan peralatan memasaknya. Dengan wajah yang kembali cengengesan Nuha menghampiri Yumna.

"Kata Genta besok Rawi udah balik. Berarti dia lagi ada kunjungan ke luar kota, Yum. Sabar, ya. Biar dia aja yang jelasin semuanya. Kami bertiga takut salah. Karena yang tau semua tentang kalian ya kalian sendiri."

Yumna menghela napasnya. Dia meletakkan baskom berisi sawi hijau yang sudah dibersihkan olehnya.

"Intinya, kami pernah pacaran 'kan?" Tanya Yumna.

Nuha dengan pelan menganggukkan kepalanya.

Yumna menundukkan kepala dengan kedua tangan yang ditopang pada meja.

"Ini aneh. Kenangan itu seolah hilang begitu aja. Gimana bisa aku melupakan hal sepenting itu."

Nuha tidak menjawab. Dia hanya melirik Yumna untuk memastikan gadis itu baik-baik saja.

Perkara Cinta YumnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang