XXVIII. Jangan Kecewa

2K 185 8
                                    

20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

20.07.2023
__________________________

Masa bersantai-santai dengan kaki yang tidak bisa digerakkan semau hati milik Yumna kini sudah habis terpakai. Setelah libur sekolah selama satu minggu penuh, kini dia harus dihadapkan pada permasalahan serius, yaitu ujian akhir sekolah yang sudah mulai terlihat di depan mata.

Sebagai murid kelas dua belas semester akhir, Yumna dan kawan-kawan akan mulai disibukkan oleh jam belajar tambahan. Nantinya akan ada beberapa uji coba sebagai simulasi ujian akhir sekolah yang mungkin saja tidak kurang dari dua bulan lagi. Rasanya sangat menyenangkan saat mengingat jika itu adalah pertempuran terakhir di masa SMA, namun sepertinya setelah itu euforia mereka akan berganti rasa rindu.

"Waktu cepat berlalu, ya. Perasaan baru kemarin aku jadi pacar Rawi, eh sekarang udah mau jalan empat bulan aja. Mana sebentar lagi ditinggal kuliah jauh." Keluh Yumna pada diri sendiri di belakang perpustakaan.

"Pak Imam datang!"

Secepat kilat Yumna berdiri dari tempat duduknya. Dia menoleh ke berbagai arah untuk mengantisipasi bolosnya tidak akan ketahuan oleh gurunya yang satu itu.

Lalu, tidak lama setelah itu terdengar suara tawa yang tidak asing di telinga Yumna. Dia menoleh ke arah suara tersebut dan mendengus kesal.

"Emang nekat banget tuh yang namanya Yuyum. Baru masuk sekolah lagi udah berani bolos aja." Ucap pemuda itu sambil mencopot sepatu sebelah kirinya.

Yumna menatap malas pada Gara.

"Lo juga bolos kali!" Ketusnya.

Gara memasang wajah tidak terima. Pemuda itu bahkan tidak jadi mengetuk sepatu miliknya yang sepertinya kemasukan batu. "Sorry, ya! Jamkos nih bos." Sela Gara lalu melanjutkan tujuan untuk mengetuk sepatunya.

Wajah Yumna seketika berbinar. Dia sudah siap untuk berlari ke kelas Rawi jika saja suara milik Gara tidak membuatnya bimbang.

"Berani lo nunjukin diri lagi bolos sama Rawi? Yakin, Yum?"

Yumna tidak jadi bergerak. Dia juga tidak yakin akan disambut hangat oleh Rawi. Laki-laki itu pasti akan memelototi dirinya. Atau, paling parah dia akan diusir untuk masuk ke dalam kelas kembali.

"Lagian kenapa bolos sendirian kayak anak hilang begini sih? Lo contoh dong Yeka gue."

Yumna berdecih geli. Ucapan menggelikan Gara untuk Zeba itu membuat Yumna seakan ingin muntah.

"Enak banget lo klaim Zeba milik lo. Dia milik emak sama bapaknya, ya."

"Lah kan, emak sama bapaknya Yeka itu mertua gue."

Kening Yumna seketika mengerut. "Idih!!" Semburnya karena merasa geli dengan tingkat kepercayaan diri milik Gara.

Gara terkekeh melihat raut wajah Yumna. Gadis itu tidak pernah bisa tenang. Pembawaannya selalu berlebihan. Senang berlebih, marah berlebih, kesal berlebih. Pokoknya emosinya selalu di atas batas wajar. Tinggal tunggu sedihnya saja yang berlebih. Entah kapan itu bisa terjadi.

Perkara Cinta YumnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang