12.07.2023
______________________Rumah megah di depan Yumna saat ini adalah rumah yang pernah dia tinggali selama setahun lebih. Rumah dengan desain bergaya Eropa itu menjadi saksi dimana dia merasa dunia mulai tidak adil padanya. Suasana hatinya yang mula-mula sudah terbiasa dengan perpisahan kedua orangtuanya menjadi memburuk karena anggota baru dari keluarga baru ibunya. Dia ingin pergi berlari ke sisi ayahnya, namun dia belum siap pergi jauh dan menetap di negara lain selain negaranya. Menekan ayahnya untuk pulang pun dia masih merasa tau diri. Dia sadar betul jika dia masih membutuhkan materi dari ayahnya.
Kehidupan Yumna tidaklah buruk. Karena dia suka dengan kesendirian yang saat ini dia dapatkan. Namun, terkadang cerita keluarga dari teman-temannya dan gangguan dari saudara tirinya yang kembar itu membuat Yumna selalu terkenang kisah lama.
Kadang kala, terbesit di dalam hati kecilnya untuk memiliki sebuah keluarga utuh untuknya berteduh. Dia juga terkadang malas untuk mengurus dirinya sendiri dan berharap akan ada yang memaksanya untuk melakukan hal itu. Dia memang masih sangat plin-plan. Perasaannya bisa bergonta-ganti sesuai dengan suasana hatinya.
Sepertinya, hari ini suasana hatinya sedang berada ditahap malas melakukan apapun. Termasuk, berjalan masuk ke dalam rumah milik suami ibunya.
"Non Mishall? Masuk, Non. Semua udah pada nungguin."
Yumna mengenal pekerja tersebut. Wanita paruh baya itu adalah kepala pelayan di rumah ini. Ya, sekaya itu keluarga baru ibunya hingga mereka memiliki kepala pelayan yang membawahi sepuluh pelayan. Itu juga belum termasuk para pekerja di luar rumah seperti tukang kebun, supir serta satpam.
Yumna melangkahkan kakinya dengan malas. Dia begitu malas untuk mengingat kembali apa saja yang sudah dia dapatkan selama masuk ke dalam rumah ini.
"Mishall!!"
Yumna tersentak kaget saat ibunya menerjang dirinya dengan tiba-tiba. Yumna bahkan belum siap untuk membalas pelukan itu.
"Mama kangen, Sayang."
Yumna mulai mengerutkan keningnya. Seharusnya saat ini dia sedang berjalan masuk ke dalam kamar untuk melihat kondisi kesehatan ibunya yang menurut penuturan Riko sedang kurang baik itu.
Yumna menatap tajam ke arah Riko dan Riki yang duduk di sofa. Sepertinya dua orang itu mengarang cerita agar dia datang ke rumah ini.
"Lo nipu gue, Ko?" Tanya Yumna tanpa rasa sungkan. Bahkan posisinya saat ini masih dipeluk oleh ibunya.
"Kenapa, Sayang?" Tanya ibunya.
Yumna menatap sang ibu dengan lekat.
"Sehat, Ma?"
Ibunya tersenyum dengan senang. Beliau mengangguk dengan semangat. Sementara Yumna kini terkekeh geli.
"Tapi sayangnya ada yang menginginkan Mama sakit." Ejek Yumna sembari melemparkan pandangan ke arah Riko dan Riki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkara Cinta Yumna
General Fiction"Aku tau kamu bohong. Tapi aku tetap tersenyum untuk semua yang kamu lakukan. Aku tetap merasa bahagia karena bisa bersama dengan kamu. Karena aku sungguh-sungguh mencintai kamu, Rawi." Rawi termenung di depan ruang tunggu pasien. Kepalanya tidak la...