02.08.2023
_________________________________
"Mishall?"
Kepala Yumna dan Rawi sontak menoleh ke arah asal suara.
"Ini kamu 'kan Mishall?"
Yumna hanya bisa berdiri kaku. Dia sedikit bingung harus beraksi seperti apa pada laki-laki di depannya saat ini.
__________________
Rawi melihat wajah kaku yang Yumna tampilkan pada salah satu yang dia ketahui sebagai kakak tiri dari Yumna.
Dulu, laki-laki di depan mereka yang bernama Riko itu cukup dekat dengan Yumna karena hanya laki-laki itu lah yang lalu mendekatkan dirinya dan mencoba menjadi sosok kakak laki-laki bagi Yumna. Tetapi, karena ingatan Yumna saat mereka sudah mulai berbaikan belum kembali, sepertinya Yumna tidak tau jika hubungan mereka tidak se kaku awal-awal pernikahan ibunya.
"Kakak senang banget lihat kamu lagi. Kamu ngapain ke rumah sakit? Kamu masih belum sehat?"
Yumna terpaku dengan wajah bingung. Dia tidak tau harus mengatakan apa. Dulu mereka memang tidak terlalu bermusuhan seperti dirinya dan Maira. Namun, seingat Yumna, dulu dia sering memaki dan memarahi laki-laki di depannya ini. Meskipun pada akhirnya Riko tetap berusaha berbaik hati padanya.
"Mishall?" Panggil Riko lagi dengan nada lirih.
Rawi yang melihat gelagat Yumna sudah mulai aneh memutuskan untuk menjawab pertanyaan Riko tadi.
"Yumna baru selesai check up rutin, Kak. Alhamdulillah, sekarang udah baik-baik aja. Tapi, Yumna masih nggak bisa ingat kenangan apapun beberapa bulan sebelum kejadian itu." Jelas Rawi.
Riko tampak terkejut. Dia tidak tau perihal kondisi Yumna yang hilang ingatan. Jadi, dia sempat bingung saat ibu dan adiknya bercerita dengan sedih tentang penolakan mantan suami ibunya dan Yumna ketika keduanya berkunjung ke rumah Yumna. Ternyata, Yumna melupakan masa-masa dimana hubungan mereka mulai membaik.
"Begitu, ya? Pasti kamu masih mengenang hubungan kamu dan keluarga kita yang nggak baik. Padahal kita udah mulai berdamai dengan keadaan. Sayang sekali. Semoga ingatan kamu yang hilang itu cepat kembali, ya?"
Yumna dengan kikuk menganggukkan kepalanya. Dia hanya bisa cengengesan tanpa tau harus berkata apa. Pada akhirnya, dia hanya berbasa-basi ria saja.
"Kak Riko ngapain ke rumah sakit?" Tanya Yumna.
Riko tersenyum karena Yumna sudi bertanya. Karena sejujurnya dia tadi agak ragu untuk mengatakan tujuannya kemari. "Kakak mau ke ruangan Papa. Semalam Papa tiba-tiba tekanan darahnya tinggi. Jadi, kami bawa ke rumah sakit." Jelasnya.
Yumna hanya ber oh ria. Dia melirik ke arah Rawi yang hanya diam mengamati.
"Kamu mau jenguk Papa kamu?" Tanya Rawi.
Yumna melebarkan bola matanya. Dia sedikit merasa tidak suka saat Rawi mengatakan laki-laki itu sebagai ayahnya. Namun, dia tidak bisa marah bukan? Nyatanya laki-laki itu juga sudah menjadi ayahnya karena sang ibu menikahi laki-laki itu.
"Oh iya, benar juga. Sekalian kamu bisa ketemu sama Mama. Beliau belakangan ini sering sedih saat menceritakan kamu. Karena ayah kamu nggak mengizinkan Mama untuk bertemu dengan kamu."
Yumna tidak menjawab. Dia hanya diam dengan pikiran bercabang. Bukannya dia tega dengan ibunya sendiri. Namun, ayahnya bisa marah besar jika dirinya menemui sang ibu. Kejadian delapan tahun lalu cukup mengguncang hati ayahnya. Beliau selalu menyalahkan dirinya yang kala itu tidak memaksa Yumna ikut dengannya dan berada di bawah pengawasannya langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkara Cinta Yumna
General Fiction"Aku tau kamu bohong. Tapi aku tetap tersenyum untuk semua yang kamu lakukan. Aku tetap merasa bahagia karena bisa bersama dengan kamu. Karena aku sungguh-sungguh mencintai kamu, Rawi." Rawi termenung di depan ruang tunggu pasien. Kepalanya tidak la...