17.07.2023
____________________
Pemandangan aneh di sekolah Permata Pertama ini sudah berlangsung selama satu minggu penuh. Biasanya, setidaknya dalam seminggu, pasti ada satu hari yang membuat sekolah ramai dengan tingkah laku Yumna. Entah itu membuat onar, atau melabrak orang yang menyinggung dirinya. Tetapi, sudah seminggu ini Yumna sama sekali tidak merebut atensi seluruh sekolah, dia terkesan sudah taubat dengan kelakuan ajaibnya. Bahkan, Pak Imam yang sudah terbiasa menangani ulah Yumna ikut penasaran mengapa anak didik kesayangannya itu sangat tenang. Melebihi beberapa waktu yang lalu.
Orang-orang mungkin merasa aneh, namun bagi Rawi ini adalah sebuah keberhasilan yang telah dia raih. Selama seminggu ini, Yumna berlaku baik dan menurut padanya.
Rawi tidak tau jika dengan bersikap manis, Yumna akan lebih cepat luluh. Gadis itu menjadi pribadi yang tenang dan menyenangkan apabila diperlakukan dengan baik. Buktinya, Yumna sekarang sudah menyenangkan saat diajak berdiskusi masalah pelajaran. Meskipun Rawi tidak bisa memungkiri jika Yumna terkadang mengeluh jika dia mulai beraksi.
"Ujian akhir tinggal tunggu hitungan bulan. Jadi, kencan kita nggak bakal jauh-jauh dari pelajaran. Gimana?"
Yumna menatap Rawi dengan wajah memelas. Dia sudah cukup kesal selalu diajak belajar saat mereka bersama. Bahkan, saat mereka jalan-jalan seperti sekarang ini Rawi masih membicarakan masalah sekolah.
"Kamu nggak mau?" Tanya Rawi lagi.
Yumna mengerucutkan bibirnya. Dia memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Rawi.
Tangannya meraih gelas berisi milkshake miliknya dan meminumnya hingga tersisa setengah.
"Yumna..."
Yumna berdecak kesal. Suara Rawi yang mengalun lembut itu membuat kekesalan yang ingin dia susun tinggi kini berhamburan hampir setengahnya.
"Iya iya! Kamu mau bahas apa emangnya?" Tanya Yumna kesal.
"Apa aja. Aku janji ini akan menyenangkan."
Yumna mendecakkan bibirnya. Bagi dia, tidak ada pelajaran yang menyenangkan selain olah raga. Karena pelajaran itu bisa membuat dirinya keluar dari dalam kelas yang pengap.
"Senyum dong. Kamu kelihatan lebih cantik kalo senyum."
Yumna menahan senyumnya. Dia harus terbiasa menangani Rawi versi baru. Karena kini pemuda itu bisa dengan lugas menggodanya.
"Jangan ditahan. Malah kelihatan jelek."
Yumna menyikut pinggang Rawi dan menatap pemuda itu dengan mata memicing.
"Kamu lagi muji aku atau gimana sih? Nggak konsisten deh." Cebik Yumna.
Rawi terkekeh pelan. Dia mengambil satu potong kentang goreng dan menyuapi Yumna. Dia bisa melihat gadis itu tersenyum sambil mengunyah kentang goreng pemberiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkara Cinta Yumna
General Fiction"Aku tau kamu bohong. Tapi aku tetap tersenyum untuk semua yang kamu lakukan. Aku tetap merasa bahagia karena bisa bersama dengan kamu. Karena aku sungguh-sungguh mencintai kamu, Rawi." Rawi termenung di depan ruang tunggu pasien. Kepalanya tidak la...