XLI. Resah

1.7K 169 8
                                    

28

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

28.08.2023

________________________

Setelah pembicaraan mereka di dalam mobil tempo hari, Rawi benar-benar memulai hari baru untuknya dan Yumna. Sekarang dia terang-terangan mendekati Yumna layaknya kawan lama. Dia juga mulai menjadi pelanggan di restoran tempat Yumna bekerja. Setiap jam makan siang, Rawi akan menghabiskan waktunya menikmati makanan sendirian atau sesekali bersama rekan kerjanya bila ada pertemuan di luar kantor. Dia kini menjadi pelanggan VIP di restoran milik Nuha dan Yumna tersebut.

Hari ini pun begitu. Dia kembali makan siang di restoran yang sama. Berharap kembali bisa menikmati hidangan milik Yumna yang begitu cocok di lidahnya. Namun, sayangnya dia malah mendapat berita kurang mengenakkan.

"Maaf, Pak. Hari ini chef Yumna tidak masuk. Apa boleh menunya dibuatkan oleh chef lain?" Tanya karyawan yang melayaninya.

"Boleh." Jawab Rawi singkat. Sebenarnya dia ingi menanyakan kabar Yumna, namun sepertinya dia lebih baik bertanya sendiri pada gadis itu.

Selepas karyawan itu pergi, Rawi langsung mencoba menghubungi Yumna. Namun, hingga dering terakhir Yumna tidak menjawab sambungan telponnya. Dia kembali mencoba mengirim pesan lewat aplikasi chatting. Namun, pesannya bahkan tidak terkirim.

"Apa Yumna baik-baik aja?" Gumamnya dengan wajah cemas.

Rawi memutuskan untuk menelpon Nuha. Siapa tau perempuan itu mengetahui keadaan Yumna saat ini. Secara mereka adalah kawan paling dekat karena berada di ruang lingkup pekerjaan yang sama.

Rawi menunggu dengan sabar sambungan telponnya tersambung. Lalu, saat Nuha mengangkat telponnya, Rawi langsung bertanya tentang Yumna tanpa ada basa-basi sama sekali.

"Yumna baik-baik aja 'kan, Nuh?"

Rawi tidak mendapatkan jawaban. Hanya ada suara bising di seberang sana seperti orang-orang yang sedang berdebat.

"Nuha?" Panggil Rawi.

"Ih! Kalem bentar kenapa sih. Nggak bisa dengar apa-apa ini!"

Rawi mengerutkan keningnya. Dia mendengar suara perempuan yang bersahutan dan gelak tawa yang tidak dia mengerti.

"Halo! Kenapa Raw?" Tanya Nuha di ujung sana.

"Yumna baik-baik aja 'kan?" Tanya Rawi lagi. Dia bisa mendengar jika Nuha berdecak untuknya. Lalu setelah itu dia mendengar suara perempuan yang dirisaukan olehnya tadi.

"Kenapa Rawi?"

Entah kenapa mendengar suara Yumna itu membuat Rawi tenang.

"Aku pikir kamu kenapa-kenapa. Soalnya kata karyawan resto, kamu nggak masuk kerja hari ini."

Yumna terdengar tertawa. "Mana bisa aku masuk kerja. Zeba udah menyekap kami di rumahnya." Gelak Yumna yang disahut oleh berbagai suara.

"Gila lo, ya! Gerak cepat nih ceritanya biar cepat nyusul gue!"

Perkara Cinta YumnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang