18.07.2023
___________________________Yumna melangkah riang melewati gerbang sekolah. Dia menyapa satpam yang sedang berdiri di samping gerbang dengan ceria. Lalu, dia juga menyapa Pak Imam yang sedang berjalan untuk bersiap menunggu murid yang terlambat.
Suasana hati Yumna sedang berada dalam tahap yang sangat bagus. Dia sedang merasa hidupnya sudah baik-baik saja. Keadaan dengan keluarga baru ibunya mulai membaik dan hubungan dengan Rawi pun sudah mulai berjalan lancar.
"Yuyum!"
Yumna menoleh ke arah asal suara. Dia melihat Nuha sedang berlari mendekati dirinya.
"Kenapa lari-lari, Nuh? Perasaan jam masuk masih lama deh."
Nuha berusaha menormalkan napasnya. Untuk orang seperti dirinya yang memang memiliki tubuh berisi, berlari seperti tadi cukup menguras tenaganya.
"Rara, Yum. Dia ngelabrak Raya di depan kelas. Katanya Raya godain Fatan. Apaan coba? Ngomong aja mereka nggak pernah." Jelas Nuha.
Seketika itu Yumna menggepalkan tangannya. Hari baiknya ternyata harus tercoreng oleh gadis yang selalu mencari perkara dengannya itu. Entah apa lagi drama yang ingin disuguhkan oleh Rara. Dia tidak mengerti kenapa gadis itu kini belagak sok jagoan dan mengganggu teman-temannya.
"Ayo!" Ajak Yumna dengan wajah geram. Dia cukup kesal dengan gangguan Rara di hari bagusnya ini. Maka tunggu saja apa yang bisa Yumna lakukan untuk gadis itu.
Nuha melebarkan matanya. Dia berusaha menangkap lengan Yumna sebelum sahabatnya itu pergi. Karena bukan itu maksud dari kedatangannya kemari.
"Tunggu dulu. Aku belum selesai ngomong." Cegah Nuha.
"Nanti aja ngomongnya. Aku harus liat Raya dulu. Dia pasti nggak berani balas si Rara."
Nuha kembali menahan Yumna. "Udah ada Jejeb, Yum. Dia tadi bantu Raya. Terus, ada Angga juga."
Yumna sontak berhenti. Dia menoleh ke arah Nuha. "Kenapa ada Angga?" Tanya Yumna.
Nuha mengulum senyumnya." Tadi pas kejadian, kebetulan Angga, Gara sama Rawi lewat di kelas kita. Terus, Angga bantuin Raya. Gara bantuin Zeba." Jelasnya.
Yumna mengerutkan keningnya. "Terus, kalo gitu kamu ngapain lari-lari begini?" Bingungnya.
"Aku ke sini mau nahan kamu biar jangan ke kelas dulu. Kamu 'kan bilangnya Rawi bakalan marah kalo kamu bikin rusuh lagi. Jadi, aku harus memastikan kamu tenang."
Yumna memutar bola matanya.
"Nuh, itu bukan bikin rusuh. Tapi membela sahabat. Kalo pun Rawi marah karena hal itu, aku bisa kok nentang dia. Karena dia nggak punya hak untuk ngelarang aku bela kalian."
Nuha menganggukkan kepalanya. Dia tau bagaimana setianya seorang Yumna. Namun, dalam hal ini dia hanya ingin temannya itu tidak lagi mengalami kesulitan. Karena mereka sudah cukup merasa bahagia melihat Yumna selama beberapa hari ini. Gadis itu sudah terlihat hidup. Tidak seperti dulu saat dia terlalu kentara mencari atensi banyak orang dari sikapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkara Cinta Yumna
Fiksi Umum"Aku tau kamu bohong. Tapi aku tetap tersenyum untuk semua yang kamu lakukan. Aku tetap merasa bahagia karena bisa bersama dengan kamu. Karena aku sungguh-sungguh mencintai kamu, Rawi." Rawi termenung di depan ruang tunggu pasien. Kepalanya tidak la...