30.07.2023
________________________
"Iya, sangat."
Yumna terdiam ditempatnya saat tidak sengaja mendengar ucapan Rawi. Kata-kata yang seharusnya keluar dari bibirnya malah diutarakan oleh Nuha yang tampak sama kagetnya.
Sementara itu, di depan sana Rawi terlihat amat sangat terkejut. Padahal dia tadi sudah berjaga-jaga melihat kiri kanan untuk memastikan jika tidak ada orang lain, ternyata Yumna malah keluar dari dapur dengan sebuah nampan berisi jus jeruk untuk mereka.
Rawi berusaha memastikan dirinya untuk terlihat tenang. Dia mengubah raut wajah terkejut tadi menjadi wajah penuh senyuman. Meski jika diperhatikan dengan seksama, ada getar di bibirnya saat tersenyum.
"Kenapa aneh? Gue nggak boleh cinta sama Yumna?" Tanyanya yang langsung mendapat pelototan dari Yumna. "Apa!?" Pekiknya. Dia sama sekali tidak percaya jika laki-laki yang selalu diusili olehnya dulu sekarang malah jatuh hati padanya. Atau kah dia hanya lupa bagian cinta tersebut? karena sebenarnya mereka dulu memang sempat menjalin hubungan.
Rawi bangkit dari duduknya. Dia mendekati Yumna yang masih terdiam di tempatnya. Sedangkan Nuha melimpir ke arah meja untuk meletakkan cemilan yang dia bawa dari dapur.
"Kita belum pernah putus, Yum. Aku masih pacar kamu. Karena dulu kamu ninggalin aku gitu aja."
Yumna melongo mendengar penuturan Rawi. Apa setelah mendapat buket bunga di hari pernikahan Zeba laki-laki itu menjadi mempunyai keberanian tingkat tinggi seperti ini.
"Siapa yang ninggalin kamu? Aku?" Tanya Yumna dengan polosnya. Dia melihat Rawi menganggukkan kepalanya seolah membenarkan hal itu.
"Tapi, aku 'kan nggak tau. Nggak ingat juga tentang hubungan kita." Dalih Yumna.
"Sekarang udah tau 'kan? Jadi itu artinya aku masih pacar kamu."
Kali ini, bukan hanya Yumna yang terkejut. Tetapi juga semua yang ada di ruang tamu. Termasuk Zeba yang baru saja keluar dari dapur.
"Sebentar ya, pacar. Aku ke toilet dulu." Ucap Rawi lalu menoleh ke arah Gara. "Dimana toiletnya, Gar?" Tanyanya.
Gara dengan wajah yang masih terkejut menjelaskan letak toiletnya. "Lurus, belok kiri. Di situ." Jawabnya.
Rawi kembali menoleh ke arah Yumna. Kali ini dia melempar senyuman yang cukup memikat. Bahkan, dia dengan santainya mengusap kepala Yumna sebelum berlalu ke toilet.
"Gila! Rawi kesurupan!" Seru Angga.
"Kalian kasih apa ke Rawi?" Tanya Nuha.
"Nggak ada. Makanan sama minuman juga baru kalian bawa kan?" Jawab Angga.
Sementara Yumna yang baru diberi kejutan itu tampak kaku di tempatnya. Jantungnya berdebar cukup kuat. Wajahnya juga terasa panas. Ucapan Rawi tadi sukses membuat perasaan masa remajanya kembali membumbung tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkara Cinta Yumna
Genel Kurgu"Aku tau kamu bohong. Tapi aku tetap tersenyum untuk semua yang kamu lakukan. Aku tetap merasa bahagia karena bisa bersama dengan kamu. Karena aku sungguh-sungguh mencintai kamu, Rawi." Rawi termenung di depan ruang tunggu pasien. Kepalanya tidak la...