V. Tembakan

1.5K 145 5
                                    

06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

06.07.2023

______________________

Pak Imam berdiri berkacak pinggang di depan gerbang sekolah. Beliau sedang menunggu para anak didiknya masuk sebelum gerbang ditutup. Saat waktu tersisa lima menit lagi, pak Imam berdecak kesal sebab satu murid kesayangan yang selalu rajin masuk ruangannya belum juga terlihat batang hidungnya.

"Lagi-lagi dia pakai jurus menghilang. Nanti pasti panjat pagar belakang lagi." keluh pak Imam.

Tidak lama sebelum pintu gerbang hendak ditutup, Yumna dari kejauhan berteriak meminta pak Imam menunggunya dan Zeba.

Dengan sepenuh tenaga kedua gadis itu berlari menuju gerbang sekolah. Setelah sampai, mereka jatuh terduduk dengan napas berkejaran.

"Sejak kapan kamu ikutan Yuyum jadi telat juga Zeba Malayeka?" Tegur pak Imam pada Zeba yang masih mengatur napasnya.

"Kalo.nggak nanti Yu.Yum telat lagi. Pak." Jawab Zeba di sela helaan napasnya.

Pak Imam hanya menggelengkan kepalanya lalu menyuruh kedua anak didiknya itu bangun dan bersiap untuk mengikuti upacara.

***

"Saya sangat bangga kepada para peserta didik yang memiliki semangat belajar tinggi dan prestasi akademik yang baik. Karena sebagai pelajar, belajar adalah hal mutlak yang harus kalian utamakan. Menurut survei sekolah tahun ini, peningkatan nilai keseluruhan memang patut diacungi jempol. Saya selaku kepala sekolah sungguh sangat bahagia dan bangga bisa berada di SMA Permata Pertama ini. Dan kebanggaan Saya minggu lalu bertambah saat tiga wakil yang kita kirimkan ke ajang olimpiade masing-masing membawa pulang prestasi yaitu, satu medali emas dan dua medali perunggu. Untuk itu, kepada nama yang Saya sebutkan mohon segera ke depan."

Nuha berbisik dari belakang kepada Yumna yang hari ini berdiri di barisan paling depan.

"Pangeranmu bentar lagi keluar, Yum. Tapi sayang, nggak pake kuda putih, cuma jalan kaki." Kekeh Nuha lalu kembali ke posisinya.

Yumna sama sekali tidak menanggapi ucapan Nuha. Matanya fokus menatap satu dari tiga orang di depan sana. Rawi nya yang berdiri paling bersinar di tengah terik matahari itu membuat Yumna terpana dan tidak dapat mengalihkan pandangannya.

Rawi yang tadinya berdiri tegang di depan sambil mendengarkan ceramah kepala sekolah tentang prestasinya seketika terkejut melihat Yumna ternyata berdiri paling depan dengan senyuman yang mungkin bisa membuat lelah urat bibirnya.

"Awas aja lo, Yum. Abis ini lo nggak bakal berkutik di tangan gue." Batin Rawi lalu membalas senyuman Yuyum.

Yumna yang mendapat balasan senyuman itu kini berdiri kaku di tempatnya. Dia tidak menyangka jika hari Senin ini akan menjadi hari paling bahagianya selama di SMA. Sang gebetan teramat sempurna itu tersenyum manis ke arahnya seperti yang dia lakukan.

Perkara Cinta YumnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang