LIII. Gangguan

1.2K 116 1
                                    

29.08.2023

_____________________________________

Wajah pucat Yumna tidak bisa disembunyikan ketika melihat Genta sedang duduk dengan ayahnya dengan wajah yang jelas menyiratkan raut wajah kecewa.

Hari ini, hari yang seharusnya Genta datang untuk melamarnya secara resmi. Namun, malam sebelumnya ayah Yumna sudah mengatakan jika Yumna sudah menerima lamaran dari laki-laki lain. Akhirnya, hari ini laki-laki itu hanya datang berkunjung tanpa lamaran lagi. Dia sudah ditikung dengan cepat oleh Rawi atas persetujuan Yumna tempo hari.

Yumna melihat Genta tersenyum kecil padanya. Laki-laki itu bangkit dari duduknya dan menghampiri Yumna yang masih kaku ditempatnya.

"Selamat atas lamaran kamu, ya. Mas sebenarnya patah hati sekali karena kamu memilih untuk menerima lamaran itu dengan tergesa-gesa. Tapi, nggak apa. Mas bisa terima."

Yumna melirik Genta yang berbicara sembari tersenyum. Namun, senyuman itu tidak bisa diartikan tulus. Ada amarah yang tertahan di sana.

"Maaf, Mas. Sejak pulang ke Indonesia, ingatan Yumna udah banyak yang kembali. Jadi, Yumna baru ingat kalau ada seseorang yang Yumna harapkan untuk menjadi suami Yumna. Dan laki-laki itu adalah masa lalu Yumna yang Yumna tinggalkan begitu aja karena kecelakaan dulu." Jelas Yumna dengan bibir agak bergetar. Entah kenapa dia merasa takut. Padahal Genta tidak melakukan apapun selain menatap tajam dirinya.

"Iya, Om Rey udah jelasin kok."

Setelah itu Yumna menjadi bingung untuk mengakhiri percakapan mereka. Karena Genta tidak terlihat ingin bergeming dari depannya.

"Yumna, kamu belum berangkat? Nanti telat loh ke resto."

Yumna menghela napas lega. Nasib baik suara ibu sambungnya terdengar. Sehingga dia bisa langsung pergi dari rumah.

"Iya, Bunda. Yumna pamit, ya."

"Bareng Mas aja, Yum."

Kepala Yumna kembali berputar pada Genta.

"Ayo," lanjut Genta yang membuat Yumna seketika menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Ya udah. Mas juga mau ke tempat kerja dulu. Kita keluar sekalian aja." Lanjut Genta lagi.

Yumna berjalan dengan cepat ke arah pintu utama rumah. Dia yang awalnya ingin minum di dapur menjadi urung sebab kepalang buru-buru untuk menjahui Genta.

Setibanya di depan rumah, tiba-tiba terdengar suara Genta yang memanggilnya.

"Kenapa kamu selalu kaku di depan Mas? Kamu pernah melihat mas dari sisi buruk sampai segitu takutnya saat tau mas mau melamar kamu?"

Pertanyaan itu membuat Yumna kembali kaku. Apa laki-laki di depannya ini tau tentang pikirannya.

"Kamu takut?"

Perkara Cinta YumnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang