11.08.2023
___________________________________
Rawi menatap sengit pada kedua temannya yang tampak puas menertawakan dirinya. Mereka berdua seakan mengolok-olok Rawi perkara melamar Yumna kemarin. Padahal dia tidak berniat memberitahu Angga dan Gara tentang masalah ini, namun Yumna sudah kepalang bercerita pada Zeba. Dan akhirnya, perempuan itu malah menceritakan semua pada sang suami yang merupakan salah satu sahabatnya itu.
"Lo tuh kebelet atau gimana sih? Dimana-mana tuh ya, pendekatan itu ada tingkatnya. Nah, lo malah lompat ke tangga paling atas dengan ngajak Yuyum nikah. Mana ngajaknya kayak mau beli jajan lagi." Ejek Angga entah ke berapa kali.
"Emangnya lo pernah lihat Rawi ngikutin step by step? Nih anak 'kan sesuka hati banget kalau gerak." Timpal Gara.
"Nah itu. Makanya kita selalu dibuat kaget-kagetan sama langkah yang dia pilih." Ejek Angga sambil melirik Rawi yang sudah bermuka masam.
Gara yang melihat wajah ditekuk Rawi berdecak kesal. "Lo kenapa jadi buru-buru sih, Raw?" Tanya Gara dengan serius.
Rawi menatap Gara yang tampak sudah lelah tertawa. Laki-laki itu sekarang memilih untuk meminum minuman soda miliknya yang ada di atas meja.
"Gue rasa ini yang paling benar."
Celetukan Rawi itu tidak membuat Gara puas.
"Dari segi mananya?" Tanyanya lagi.
Rawi kembali mengingat bagaimana cepatnya ingatan Yumna mulai kembali. Ada ketakutan sendiri di hatinya kala membayangkan bagaimana jika seandainya Yumna mengingat kesan buruk tentangnya delapan tahun lalu. Akankah Yumna tetap mau melihatnya. Ataukah, Yumna akan menutup rapat-rapat dirinya di hati perempuan itu.
"Lo buru-buru gini karena Bunda lo udah ribut masalah calon menantu ya? Bunda lo masih coba nyariin jodoh buat lo?"
Pertanyaan Angga itu membuat Rawi dengan buru-buru menoleh ke arah temannya itu.
"Ngga, lo benar. Bunda gue kan minta menantu ya? Kenapa gue nggak jawab gitu pas Yumna tanya alasannya."
Celetukan Rawi yang penuh semangat itu membuat Angga dan Gara saling berpandangan.
"Temen lo tuh." Ujar Angga sambil menunjuk Rawi dengan dagunya.
"Bukan. Temen lo tuh." Jawab Gara menggelengkan kepalanya.
Sedangkan Rawi tidak peduli. Kini wajah yang sejak tadi muram berubah cerah. Kini, dia memiliki sebuah alasan pasti untuk diberikan pada Yumna. Karena memang sudah seharusnya seperti itu.
"Kalau gue bilang cinta sama Yumna, pasti dia nggak akan langsung percaya. Jadi, lebih baik gue bilang kalau gue cari calon istri segera. Dan dia yang paling pas untuk itu." Mata Rawi berbinar saat mengatakan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkara Cinta Yumna
General Fiction"Aku tau kamu bohong. Tapi aku tetap tersenyum untuk semua yang kamu lakukan. Aku tetap merasa bahagia karena bisa bersama dengan kamu. Karena aku sungguh-sungguh mencintai kamu, Rawi." Rawi termenung di depan ruang tunggu pasien. Kepalanya tidak la...