I. Yumna x Rawi

4.3K 243 9
                                    

02

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

02.07.2023

__________________

Di hari yang panas terik ini seorang gadis sedang berlari-lari ria di halaman sekolah seolah sedang bermain drama India. Dia tidak peduli ada begitu banyak mata yang sedang menyaksikan tingkah konyolnya tersebut. Dia asik berlari sambil bersenandung dengan suara yang tersendat karena kelelahan berputar-putar.

"Woi! Yuyum. Sesak napas baru tau rasa kamu." Teriak Zeba salah satu teman setia Yumna.

"Udahan main India Indiaan nya kali, Yum. Tuh baju udah bisa diperas saking banyaknya keringat." Perintah Raya sambil mengacak pinggangnya.

"Yum, berhenti nggak!? Kalo nggak, botol minum ini bentar lagi melayang, ya? Jangan salahin aku kalo kepala korslet kamu makin korslet nanti." Ancam Nuha sambil berkacak seolah ingin melempar botol minum ke arah Yumna.

Mereka bertiga memang teman paling dekat dengan Yumna. Bisa dikatakan mereka adalah sahabat tanpa pandang bulu bagi Yumna yang terkenal biang onar. Di saat gadis itu berulah, mereka bertiga pasti menjadi yang terdepan menyembunyikan kekonyolan Yumna yang terkadang tidak masuk akal. Meski di mata orang lain Yumna adalah orang yang harus dijauhi, tetapi bagi mereka bertiga, Yumna itu istimewa dengan caranya. Berteman kurang lebih satu tahun lamanya membuat mereka nyaman dengan Yumna meski terkadang mereka harus terkena imbas dari kejahilan Yumna. Tetapi satu yang pasti, Yumna tidak pernah membiarkan ada orang yang mengganggu ketiga temannya itu. Jika itu benar terjadi, tunggu saja pembalasannya.

"Yuyum!!! ada Rawi tuh di belakang." Teriak Raya membuat Yumna memutar badannya dengan antusias. Namun saat dia berbalik, seketika wajahnya cemberut. Tidak ada pangerannya di sana. Dia tertipu.

"Rese ih! Mana prince nya aku? Nggak ada kok." Geramnya sambil berjalan ke arah ketiga sahabatnya.

Raya terkekeh geli melihat Yumna bersungut-sungut berjalan ke arah mereka.

"Makanya itu kepala sesekali dicuci pakai deterjen biar bersih. Sarafnya juga digulung yang benar biar nggak berbelit-belit. Jadi bagian otak yang korslet bisa kembali baik seperti sedia kala." Ceramah Zeba.

Yumna tidak peduli dengan ceramahan itu dan langsung mengadahkan tangannya pada Nuha untuk meminta botol air yang sedari dipegang gadis tersebut. Setelah mendapatkannya, dia tersenyum sambil berucap terima kasih.

"Mulai sekarang cukup-cukupin deh Yum kekonyolan kamu. Kita udah kelas dua belas loh. Bentar lagi lulus, masa kamu gini-gini terus."

"Percuma, Nuh. Dia dan keonaran udah mendarah daging." Potong Raya membuat Yumna mendengus.

"Hello para gadis-gadis manis imut nan jelita semuanya. Kalin itu jangan terlalu kaku, kapan lagi coba senang-senang kalo bukan waktu SMA."

"Ya nggak kayak kamu juga kali. Ntar mau cerita apa sama anak kamu di masa depan? Emangnya kamu mau cerita 'Nak, Mama dulu tuh biang onar di sekolah. Hebat 'kan Mama', gitu?"

Yumna mengangguk lalu menertawakan dirinya sendiri.

"Yang penting hepi." Ujarnya lalu dihadiahi satu jeweran di telinganya oleh Zeba.

"Hepi pala lu! Kita nih yang sport jantung tiap kali ketangkap basah sama Pak Imam." Ucapnya gemas.

Yumna meringis sakit dan meminta tolong kepada Raya dan Nuha. Sementara yang dimintai tolong malah menjulurkan lidahnya tidak ingin membantu.

"Eh, tega ya! Aku laporin ke komnas HAM baru tau." Sungut Yumna saat Zeba melepaskan jewerannya.

"Gih sana lapor. Biar nggak punya teman lagi kamu di sekolah ini." Tantang Zeba.

Setelah itu Yumna malah cengar cengir sambil mendekati Zeba. Mana mau dia terpisah dari tiga orang yang hanya mampu menerima apa adanya dia ini.

"Nggak lah, becanda aku, Jeb. Kalian 'kan tiga orang kesayangan aku. Mana tega lapor-laporan." Sangahnya dengan senyuman lebar dan mata yang berkedip-kedip.

"Makanya kalem dikit. Katanya mau jadi pacarnya prince Rawi, tapi kelakuan bar-bar gini mana mau dia sama kamu." Ujar Raya membuat bibir Yumna mengerucut.

Plak!

Yumna kaget mendapat ciuman dari buku yang sedang dipegang oleh Raya.

"Monyongin terus tuh mulut sampai bisa maju lima meter, ya." Ejek Raya membuat Yumna mengejarnya.

Zeba dan Nuha hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kini bukan hanya Yumna yang berlari keliling lapangan, tetapi juga Raya.

***

Setelah bel selesai istirahat berbunyi, seluruh siswa siswi yang masih berada di halaman dan koridor sekolah berhamburan masuk ke dalam kelas. Hanya satu yang terlihat berbeda, siapa lagi kalau bukan Yumna.

Gadis itu mempunyai ritual jika sebelum masuk ke dalam kelasnya dia akan mengintip kelas sebelahnya terlebih dulu hanya untuk melihat Rawi dan memberikan senyum manisnya.

"Eh Raw, tuh cewek kok tiap hari sebelum masuk ke kelasnya nangkring dulu di depan pintu kelas kita sih?" Tanya Angga teman sebangku sekaligus sahabat Rawi.

"Bodo amat! Nggak peduli gue." Jawabnya dengan malas.

"Kayaknya itu cewek beneran naksir sama lo deh. Lumayan tuh Raw buat tukang bikin PR." ucap Angga lagi.

Rawi mengalihkan sesaat wajahnya ke arah Yumna yang sedang berdiri dan melambaikan tangan ke arahnya. Di dalam hati dia menyumpah serapahi Yumna yang membuat dirinya tidak tenang selama setahun ini. Baginya, gadis yang mengejar-ngejarnya tersebut sama sekali tidak ada bagusnya. Sudah tukang buat onar, alay dan tidak tau apa itu artinya malu hingga sesuka hati mendeklarasikan dirinya sebagai prince kepunyaan gadis itu seorang. Laki-laki mana yang tidak ilfeel melihat perempuan seperti itu, begitulah pikirnya.

"Gue lebih pinter dari itu cewek. Jadi gue nggak perlu ada tukang buatin PR. Kalo lo mau, lo aja yang jadiin dia cewek lo."

"Gue nggak nolak kalo dia tembak. Tapi kalo gue duluan yang nembak enggak mau lah gue. Bisa jatuh harga diri ini nembak cewek kayak si Yuyum." Ucap Angga tetapi tersenyum ke arah Yumna yang sebenarnya tidak sedikit pun melihat dirinya.

"Jadi ngapain lo nyuruh gue terima dia? Sarap lo." Hardik Rawi geram.

Diliriknya lagi ke arah Yumna lalu dengan gerakan tangan dia mengusir Yumna untuk pergi dari depan pintu kelasnya. Yumna yang merasa dihiraukan langsung berseru girang dan melemparkan flying kiss nya ke arah Rawi.

Angga yang melihat kelakuan Yumna tertawa terpingkal-pingkal. Sementara Rawi berdecak kesal sambil menjitak Angga yang tidak berhenti tertawa.

🌼🌼🌼

Empat Bab ke depan kalian bakal terus disuguhi sama tingkah ajaibnya Yuyum.

Kejutekan nya Rawi.

Sama geng Yuyum yang sabar nan setia sama Yuyum yang bar-bar

Tambah lagi, Angga dan Gara temannya Rawi

See u in the next part

Perkara Cinta YumnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang