08

4.7K 140 1
                                    

Sekelas sudah tampil dengan berbagai tantangan dan tak ada yang mengecewakan. Tarian, nyanyian atau pun cerdas cermat sudah di tunjukkan oleh teman sekelas semuanya bagus. Aku jadi tahu kalau siswi di SHg ini bukan cuma cantik dan pintar dan multi talenta juga. Lalu aku pun di panggil kakak kelas

"Mau pake musik apa Lova?"

"Pake hpku kak, nih udah ada di playlist" Aku.

"Oke blutut udah tersambung dan silahkan tunjukkan skill mu"

"Kak boleh minta ambil video tapi pake hp kakak?" Aku.

"Ohhh boleh mau buat konten yutub?"

"Hehe iya kak" Aku.

"Oke sip"

Aku bersiap dengan melepas kaosku menyisakan spotbra saja, kontan saja kakak kelas ada yang menutup mulutnya melihat perut kotak-kotaku. Aku pun berjalan ke depan teman sekelasku dan berdiri membelakangi mereka. Musik mulai terdengar berjudul Sigro-Sigro cover jathilan yang rancak kendangnya.

Posisiku berdiri dengan kaki aku buka sedikit, tangan melambai ke kanan dan kiri, kepala menoleh ke kanan arah kakak kelas yang mengernyit melihatku. Aku juga melihat kelas lain melihat ke arah kelas kami.

Musik dengan kendang yang rancak sudah sampai di bagian mana aku harus memulai gerakanku. Postur tubuhku kaku dan aku gerakan paha menjadi horisontal alias kuda-kuda. Tangan kanan lurus ke kanan dan tangan kiriku melengkung ke bawah seperti kuda-kuda.

Saat musik mulai pelan dan suara penyanyi masuki nada, kepalaku aku gerakkan seirama dengan tabuhan kendang ke atas dan ke bawah sampai 5 kali. Selanjutnya aku menoleh ke kiri dan menggerakan badanku meliuk-liuk kaku tapi terlihat elegan.

Gerakan pertama ini menunjukkan sang Cakil sedang melihat apakah ada musuh yang datang. Gerakan selanjutnya yaitu menggerakan kedua tangan seperti wayang kulit sambil badan meliuk-liuk.

Suara gamelan yang rancak namun bisa membuat pendengarnya ikut terhanyut dalam suara musik. Padangan yang menontonku mulai fokus ke arahku, bahkan kelas lain mulai berkumpul melihat kelas kami karena musik yang keras terdengar di gedung olahraga ini.

Selesai dengan gerakan kedua, aku berbalik arah ke penonton. Dan tarian mulai rumit aku jelaskan dengan kata-kata karena mulai gerakan ke tiga penari harus mengandalkan instingnya berimprofisasi dengan keplakan kendang. Dan suara riuh saling bersahutan melihat badanku yang hanya mengenakan spotbra dan celana pendek selutut.

"Ini keren, musiknya juga"

"Ehhh itu ABSnya, ini yang nari namanya siapa sih?"

"Sexy and badas"

"What kind of dance is this?"

"This is Javanese dance model"

"Ohhh beautifull"

Keringatku membasahi badanku tapi tak membuat tarianku mengendur, aku terus menari hingga aku lupa di pikiranku hanya alunan musik yang menggema. Beginilah kalau aku sudah menari Bambangan Cakil, selanjutnya adalah bagian inti tarian dengan gerakan yang cepat dan rumit.

Tak terasa musik sudah sampai bagian akhir, aku berdiri dengan posisi kuda-kuda seperti awal menghadap ke arah penonton yang masih melihatku. Saat musi berakhir aku selesai menari dan sambutan meriah juga tepuk tangan.

*Prok... Prok.... Prok.....*

Ketika aku sadar di sekelilingku sudah banyak siswi dari kelas 1 maupun kakak kelas yang memberikan tepuk tangan. Aku pun kembali ke tempat duduk kakak kelas yang menilai skill kelas kami mengambil ponselku.

"Hah hah makasih ya kak udah ngerekam" Aku.

"Yah sama-sama Lova, tarianmu kereh abis, aku baru pertama kali melihatnya"

"Makasih kakak-kakak, hah hah aku mau istirahat dulu kak, hah hah capek"

Aku pun kembali duduk di sebelah Gina dan Shofya mereka tersenyum melihatku. Ku usap keringatku dengan kaos sampai agak kering, ada lirikan dari Shofya dan Gina yang melihat perutku dan juga dari tadi ada yang melihatku yaitu kak Nadia. Mata hijau kak Nadia melihatku terus sampai aku memakai kaosku barusan.

Kelas lain sudah bubar karena aku yang terkakhir ternyata, salah satu kakak kelas pun maju ke depan kami dan membubarkan acara MOS hari ke dua. Namun saat aku mau ke kantin bersama Gina dan Shofya aku malah di panggil kakak kelas.

"Kalian berdua duluan aja" Aku.

"Ada apa sih Va?" Gina.

"Gue nggak tahu, siapa tahu penting" Aku.

"Kalau udah nanti nyusul ya Va?" Shofya.

Aku mengangguk dan berjalan ke arah kakak kelas dan yang duduk tinggal kak Nadia saja, sementara yang lain henda pergi. Aku duduk di depan kak Nadia yang cantik sekali apa lagi matanya yang hijau.

"Ada apa ya kak?" Aku.

"Kakak terarik sama tarianmu, kakak mau tanya-tanya bisa?" Kak Nadia.

"Bisa kak" Aku.

"Bagus kalau begitu, tapi nggak sekarang kok, kamu capek banget kayaknya." Kak Nadia.

"Iya kak, maklum semalam latihan karena lupa-lupa ingat tari Cakil ini" Aku.

"Ya sudah kamu boleh pergi" kak Nadia.

Sebelum ke kantin aku mampir dulu ke toilet untuk membasuh wajahku yang tadi keringatan. Kalau masuk ke toilet cewek begini rasanya aneh deh kan aku cewek berotong dulunya tapi sekarang udah terbiasa sih cuma harus hati-hati aja.

Lanjut jalan ke kantin yang agak jauh aku sampai di san. Gina dan Shofya sedang makan siang berdua, saat aku bergabung aku langsung meminum air mineral yang sudah ada di meja. Setelah minum aku memesan makanan.

"Pesen dulu gih Va" Gina.

"Udah kok Gin, gue kalau panggil elu Gin berasa gimana gitu" Aku.

"Sialan lu kira jin?" Gina.

"Hihihihi lucu juga sih" Shofya.

"Yah jangan di singkat dong, kuping gue juga nggak enak kali di panggil Gin doang" Gina.

"Hahaha yudah Gina makan yang bener lu" Aku.

Alhirnya makananku datang, kami makan siang bersama sehabis unjuk skill di gedung olahraga yang gede banget itu. Suasana kantin ramai tapi tidak penuh karena rata-rata kelas 1 aja yang sedang makan.

Menu makanan di kantin ini bukan cuma indonesia aja tapi makanan terkenal juga ada. Aku nggak kebayang kalau seandainya bayar sekolah perbulannya berapa pasti mahal banget, bersyukur deh ada beasiswa yang di berikan oleh tante Maggie kepala sekolah SHg.

Selesai makan siang mataku ngantuk banget, aku pamitan pada Gina dan Shofya kembali ke kamar sedangkan mereka mau ke perpus. Kalau nggak ngantuk aja aku mau ke perpus lihat-lihat buku bagus. Kami pu berpisah.

Berjalan gontai dengan mulut menguap akhirnya sampai di kamar asramaku. Aku tepar di sofa memejamkan mata, ku cek ponselku menhidupkan data internet. Dan bunyi ribut notif banyak banget membuatku kaget.

"Hey hey berhenti dong, kalau nggak berhenti ponselku bisa ambyar" Aku.

Ku jadikan ponselku ke mode diam saja daripada ribut bikin nggak bisa tidur. Saat aku memejamkan mata tiba-tiba saja mata indah kak Nadia terbayang di otakku. Ada rasa tertarik dalam diriku untuk mengenalnya, entah apa yang terjadi pada diriku?.

LovaLove ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang