19

3.2K 89 0
                                    

"Na, mata mereka kok gitu banget liatin gue kenapa ya?" Aku.

"Gini ya Lova, elu itu punya wajah nggak cantik sih tapi manis, badan elu tinggi macam model victoria, otot elu juga punya dan sekarang lagi di sekolah khusus cewek yang jarang liat yang berotot" Gina.

"Terus?" Aku.

"Mereka ngeliat elu punya perut kotak-kotak gitu ya nafsu lah Va, gue aja iya, secara cewek kalau lagi nafsu itu keliatan banget" Gina.

"Elu bikin takut deh sob" Aku.

"Yah jangan sampai elu di culik terus di sekap dan di gilir cewek-cewek ganas itu ya? Hehehe" Gina.

"Gina!" Aku.

"Hihihi ya enggak gitu juga kali Va, yang penting elu hati-hati oke? Kak Nadia yang terkenal cantiknya aja bisa nurut sama elu, emang sih di sini nggak ada buly-buly yang kayak sekolah lain, tapi gue juga kurang tahu kita kan siswi baru sob" Gina.

"Iya juga ya? Ngapain juga gue tanya sama lu" Aku.

"Noh tanya sama kak Nadia aja sana" Gina.

"Nggak heran sih kalau cowok ganteng berotot ada 1 aja di sini pasti langsung jadi rebutan" Aku.

"Bener banget, perut gue kenyang Va" Gina.

"Dikit amat makannya?" Aku.

"Iya diet sob, nanti tambah montok gue kalau makan banyak" Gina.

"Enak di peluk" Aku.

"Mau dong Va" Gina.

"Ogah gue, ohh iya kak Nadia mau ke sini" Aku.

"Protektif banget? Cie yang udah jadi kesayangan ketos hahaha" Gina.

"Mau ke mana lu?" Aku.

"Nyingkir takut sama kak Nadia, bye..." Gina.

Gina buru-buru keluar kantin bersama Shofya yang juga makan bersama kami tapi nggak semeja, di mejaku tadi cuma aku sama Gina. Ku lihat chat dari kak Nadia katanya mau ke sini dan aku suruh nunggu.

"Kak Nadia tambah cool aja ya?"

"Cantik banget, matanya uhhhh"

"Sst diem dia mau ke sini"

"Tuhkan beneran"

Kak Nadia ketika masuk sudah ada sambutan-sambutan dari siswi yang makan siang di sini. Wajahnya datar dan dingin berjalan ke arahku, kak Nadia duduk di depanku dan seisi kantin langsung heboh lagi sampai tenang kembali karena tatapan kak Nadia.

"Udah makan?" Kak Nadia.

"Udah kak baru aja, kakak mau makan?" Aku.

"Kakak juga udah kok, ikut kakak yuk?" Kak Nadia.

"Ke mana kak?" Aku.

"Kamu maunya ke mana?" Kak Nadia.

"Pengen es cream, tapi di kantin habis" Aku.

"Yaudah ikut kakak beli ea cream di luar aja, sekalian kakak mau ambil obat" Kak Nadia.

Kak Nadia menggandeng tanganku dan seisi kantin memandangi kami berdua. Tapi dasarnya aku sama kak Nadia itu cuek ya jalan biasa aja, aku juga udah mulai nyaman sih sama kak Nadia. Kami jalan kaki sampai trotoar depan sekolah SHg seberang jalan.

"Kakak sakit?" Aku.

"Nggak kok sehat, kenapa?" Kak Nadia.

"Kok ambil obat? Buat apa kak?" Aku.

"Obat anti hami Lova" Kak Nadia.

"Uhh kak apa itu aman?" Aku.

"Aman kok, kata dokter pribadi kakak tapi obat itu nggak di jual di apotik, kakak harus pesan. Kita tunggu di kafe sini aja, ada yang nganter kok, yuk" Kak Nadia.

"Ehh iya kak" Aku.

Jadi gimana gitu akunya denger kak Nadia memesan obat anti hamil. Tapi yang pasti sih aku mau es cream rasa coklat, udah dari pas lulusan SMP aku ngidam tapi belum kesampaian karena sibuk entah apa? Hehehe.

"Va? Mau es cream apa?" Kak Nadia.

"Apa aja kak yang penting cokelat" Aku.

"Kak es cream rasa cokelat satu sama vanila satu ya?" Kak Nadia.

"Baik, silahkan di tunggu" pelayan kafe.

"Kamu nggak apa-apa kan sama teman sekamar kamu?" Kak Nadia.

"Nggak kak, cuma temen gila aja" Aku.

"Yaudah kalau nggak ada apa-apa, kakak tenang, kalau kamu mau diner atau jalan sama siapapun bilang sama kakak ya?" Kak Nadia.

"Iya kak pasti, ohhh gaun punyaku udah di cuci belum?" Aku.

"Udah kok, mau di ambil?" Kak Nadia.

"Iya kak takut Gina nanti nanyain, itu punya Gina soalnya" Aku.

"Kamu nggak punya gaun Lova?" Kak Nadia.

"Nggak kak, adanya baju olahraga sam baju santai" Aku.

"Em ini jam 1 siang, habis ini kita beli baju buat kamu, nggak ada protes oke?" Kak Nadia.

"Ehhh i-ya kak" Aku.

Saat obrolan canggung tiba-tiba pelayan pas sekali datang membawa es cream yang wah pokoknya. Nggak sia-sia mampir ke kafe ini, saat aku icip rasanya dingin, cokelatnya full, manisnya nggak terlalu.

"Enak?" Kak Nadia.

"Banget kak, kakak mau coba?" Aku.

"Kakak nggak suka cokelat, di habisin ya? Bentar kakak mau ke depan kafe dulu" Kak Nadia.

Aku mengangguk sambil mengemut sendok es creamku, dan kak Nadia melihat wajah konyolku yang lagi ngemut sendok tersenyum tapi seperti biasanya tipis saja, cuma bibir yang sedikit melebar senyum tipis, dan itu bisa membuat jantungku tak karuan.

Ku lihat kak Nadia mengambil bungkusan yang di pesan olehnya lewat ojek online. Setelah percakapan dan membayar tagihan tarif ojek online, kak Nadia kembali ke mejaku dan lanjut memakan es cream.

"Kakak ambil mobil dulu ya Va? Kamu di sini aja, kakak udah bayar ini es creamnya" Kak Nadia.

"Ikut" Aku.

"Cuma sebentar kok, nggak lama" Kak Nadia.

"Iya ikut kak?" Aku.

"Hah.. yudah ayo" Kak Nadia.

Aku dan kak Nadia pun kembali ke asrana dahulu untuk mengambil tas dan dompet. Lalu aku menunggu kak Nadia yang sedang mengambil mobil mewahnya terparkir di garasi. Kak Nadia membukakan pintu untukku saat sampai di hadapanku mobilnya.

Aku masuk ke mobil dan saat mau memakai sabuk pengaman, tangan kak Nadia menghentikanku. Kak Nadia yang memasangkan sabung pengaman untukku. Wajahnya yang berhadapan denganku, ku cium bibirnya yang agak tebal serta seksi dan manis itu lembut dan mesra.

Kak Nadia sudah masuk ke mobil dan menyalakannya. Mobil yang kami tumpangi melaju pelan ke jalan raya depan sekolah elit SHg yang luas. Aku tak tahu kak Nadia akan membawaku ke toko baju atau ke mall mana. Asal dengan kak Nadia aku tak masalah.

Kami sampai di sebuah toko baju dan penjahit bisa di bilang cukup terkenal di kota ini kata kak Nadia. Di sini koleksi aneka gaun lengkap dan bermerek terkenal. Juga kalau mau jahit sendiri juga bisa di toko baju ini. Kami pun masuk ke toko dan melihat koleksi gaun.

"Selamat siang miss Nadia, anda butuh gaun?" Pelayan toko.

"Tolong carikan gaun atau dress yang?" Kak Nadia.

"Simple aja kak, kayak punya kakak kemarin itu misalnya, panjangnya cuma selutut jadi nggak ribet kalau mau jalan" Aku.

"Simple tapi elegan, warnanya yang gelap aja" Kak Nadia.

"Baik miss Nadia" Pelayan toko.

LovaLove ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang