Pov Nadia
Gadis itu yang berhasil membuat hatiku ragu, baru pertama melihatnya ia bagaikan magnet. Gadis itu tidak cantik ataupun seski tapi begitu menarik bagiku. Gadis itu badannya tinggi padahal baru kelas 1 SMA. Gadis itu bernama Lova.
Sedari SMP aku belum pernah yang namanya tertarik kepada seorang gadis yang berlebihan seperti ini. Jika menjalin hubungan pacaran dengan cowok, aku harus tahu benar-benar orang itu. Tapi aku belum mengenal gadis itu sudah ada rasa ingin memilikinya.
Aku pikir gadis itu hanya gadis biasa saja yang tak cantik atau seksi tetapi aku salah. Hari ini puncaknya aku di buat panas dingin olehnya, saat ia melepas kaosnya meninggalkan spot bra saja. Ia berhasil membuatku panas dan sekaligus membuat hatiku semakin goyah.
Ternyata di balik kaos itu ada badan yang alteltis dan seksi. Perut kotak-kotak membuatku memicingkan mata. Memang badanya kurus dan tinggi tapi begitu berotot tapi feminim perpaduan yang unik tapi berhasil membuat mulutku berucap, ia seksi dan Hot sekali.
Namanya Lova ia juniorku kelas 1B saat ini, ia juga siswi baru yang mendapat beasiswa tahun ini. Aku sempat membaca profilnya tapi aku tak puas, aku menghubunhi anak buah Daddyku untuk menelusuri seorang gadis bernama Lova. Setelah menunggu satu jam akhirnya anak buah daddy menelfonku.
"Iya bagaimana?" Aku.
"Kami mendapatkan informasi gadis itu tapi sedikit sekali miss"
"Coba ceritakan singkat saja, aku malas baca" Aku.
"Baik miss, saat lahir sampai usia 4 tahunan ia terlihat seperti laki-laki di dalam foto yang saya temukan, gadis ini tinggal di panti sampai usia 6 tahun lalu ada kakek-kakek bernama abah Bima yang merawat sampai kelas 3 Smp. Dan sekarang miss tahu selanjutnya"
"Jadi kau tidak berhasil mencari siapa orang tua gadis ini?" Aku.
"Maaf miss kami sudah sampai pusing mencarinya, seluruh anak buah saya sudah saya kerahkan menelusuri gadis ini"
"Good joob, Drake" Aku.
"Thank you miss"
Ku hembuskan nafas kesal karena tak mendapat informasi apa yang aku inginkan. Lova kau begitu misterius bagiku, membuatku penasaran ingin tahu semua tentangmu. Kalau begini hanya ada satu cara yaitu mengenalmu.
"Ehh ini princes kenapa? Kesel gitu mukanya?" Bella.
"Pusing Bella, club voly kita tinggal sedikit pemain" Aku.
"Ohhh iya gue jadi inget, padahal sebulan lagi ada Cup" Bella.
"Maka dari itu gue kesel dan pusing cari anggotanya, masak kita ngebon?" Aku.
"Lu kira beli gorengan? Lah duitnya pasti ada tapi pemainnya ada yang mau? Ini belum musim transfer non" Bella.
"Kalau gini pasrah aja sama besok deh, mudah-mudahan ada bibit bagus dari kelas 1" Aku.
"Yup bener tuh, meski bakal capek ngelatihnya" Bella.
Bella adalah sahabatku dari jaman aku SD, kami berasal dari Amerika dan sejak usia 7 tahun aku pindah ke indonesia karena orang tua ku ingin tinggal di negara tropis ini juga karena keluargaku di sana sudah nggak aman, kalau Bella ia ikut papanya yang asli indonesia.
Jadi itu sebabnya kenapa kami bisa fasih dan gaul bicara bahasa indonesia. Setahun aku pindah kesini Bella baru pindah waktu itu dan ia kebetulan menjadi tetanggaku. Akhirnya kami menjadi teman lalu menjadi sahabat sampai sekarang.
Dan baru di SMA SHg ini kami satu sekolah dan satu kelas juga. Ia adalah mitra voly juga di VH nama club voly sekolah kami. Bella juga belum tahu kalau aku tertarik dengan gadis bernama Lova itu yang misterius itu yang bikin otakku nggak fokus. Ku ambil rokok dan ku nyalakan agar fokus menggarap soal yang sedang aku kerjakan bersama Bella.
Akhir-akhir ini banyak cewek yang suka merokok begitu pun aku, tapi aku punya alasan untuk itu. Dulu aku selalu minum alkohol. Waktu SMP sampai kelas 2 SMA aku sering ke club atau beli anggur buat minum sampai mabuk. Setelah mencoba rokok aku berhasil menjauhi alkohol itu dengan bantuan Bella.
"Nad udah selesai belum?" Bella.
"Shhhhhh hah.... Udah gimana?" Aku.
"Liat yang nomer 10 gue nggak dong" Bella.
"Nih tapi jan asal tulis jawaban, caranya juga di pahami" Aku.
"Iya, iya, sono lu nyebatnya di balkon" Bella.
Aku berjalan ke balkon dan duduk di sofa sambil melihat malam yang penuh bintang. Rasa dingin membuat rokok yang aku hisap semakin terasa nikmat, andai saja aku masih minum pasti sudah habis sebotol. Bosam duduk aku berdiri di batas pagar melihat ke bawah.
"Itukan Lova?, Nyebat juga ternyata. Gue ajakin ke roftop mau nggak ya?" Aku.
Aku matikan rokokku dan ke kamar mengambil jaket aku pakai, ponsel dan sebungkus rokok serta pematik aku saku. Ku kirim Chat ke Lova mengajaknya ke roftop, ku tunggu sebentar ia mau, senyumku pun mengembang meski tipis.
"Mampir ke lantai 3 asrama ya?" Aku.
"Iya kak otewe" Lova.
Keluar kamar Bella meliriku dan ia paham kalau aku pake jaket malam-malam begini. Aku menunggu di kursi dekat lif lantai 3 setelah keluar kamar tadi. Tak lama lif terbuka dan Lova berdiri tersenyum agak konyol, aku pun masuk dan kami naik ke lantai teratas.
"Kamu belum pernah ke roftop kan?" Aku.
"Hehe belum kak" Lova.
"Tapi jangan kaget kalau ada yang lagi berduaan kita cuekin aja" Aku.
"Oke kak tenang aja pasti lagi pada pacaran tuh" Lova.
"Yah asal jangan di lihatin, nanti pengen" Aku.
Sampai di atas roftop benar saja lagi pada mojok berduaan. Aku mengajak Lova duduk di bangku dan ada meja kecil di sampingnya. Kami duduk mengarah ke pemandangan kota yang indah dengam banyak lampu kemerlip.
"Kopi hitam apa kopi susu?" Aku.
"Hah? Apa kak?" Lova.
"Kakak mau pesen kopi" Aku.
"Ohhh emang pesennya di mana?" Lova.
"Bakalan ada yang nganter kok, jadi?" Aku.
"Hitam aja deh kak" lova.
"Nih dari pada gabut Va, nggak usah sungkan kakak udah liat kamu nyebat tadi" Aku.
Lova terkejut sebentar dan ekspresinya itu lho bikin bibirku pengen ngecup pipinya. Aku pun memesan kopi lewat Bella yang selesai belajar katanya ia juga mau ke sini dan sekaliam aja aku suruh beliin kopi. Setelah itu aku mengambil sebatang rokok dan menyalakanya.
"Maaf ya kakak ajak malam-malam begini" Aku.
"Santai aja kak" Lova.
"Ohh iya tadi tari apa yang kamu tunjukkin?" Aku.
"Itu tari Bambangan Cakil kak, salah satu Javanese Dance, kalau kakak mau lihat perfomku pas SMP liat aja di chanel yutubku yaitu LoVa" Lova.
"Embhhh jadi penasaran tapi nanti aja deh, tuh kopinya dateng" Aku.
Bella terlihat menenteng 3 cup kopi yang ia beli dari bawah. Ia naik bersama pacarnya salah satu siswi kelas 3 juga dan berasal dari jepang. Saat melihatku bersama Lova ia tersenyum nakal dan berlalu mojok ke tempat lain di roftop ini juga.
"Tuh siapa kak?" Lova.
"Itu temen sekamar kakak, nih kopinya di minum hati-hati panas" Aku.
"Iya kak, kakak juga, makasih lho kak" Lova.
"Sama-sama, gimana rasanya bisa sekolah di sini?" Aku.
Oberolan pun berjalan dengan nyambubg, Lova adalah gadis yang asik di ajak ngobrol ia suka bercanda, ia juga agak konyol. Dan lebih senangnya aku ia tertarik buat ikut eskul Voly yang aku bicarakan di sela obrolan. Dalam hati aku berkata "kau membuatku semakin tertarik Lova".
Pov Nadia End
KAMU SEDANG MEMBACA
LovaLove ✓
Romansa* Warning * 21+ * GxG * Lesbian * Futanari * Uncensored * BDSM