35

1.8K 54 0
                                    

Aku dan Olin berjalan di trotoar jalan raya namun bukan jalan utama. Pertokoan masih ada juga yang buka, biasanya sih mereka jual anggur merah 50 ribuan dan Ciu. Anggur sama Ciu ini kadar alkoholnya 25 persen. Cukup bikin gila kalu di minum sekaligus.

"Di sini jual alkohol juga? Kalau dari indonesia apa sih khasnya?" Olin.

"Banyak sih, tapi kalau di sini namanya Ciu" Aku.

"Ciu? Namanya bagus dan gaul deh" Olin.

"Lu olang mau coba?" Aku.

"Terbuat dari apa dulu?" Olin.

"Tetes tebu di campur air lalu kasih bibit fermentasi kemudian di simpan di drum selama 5 hari lalu di suling, jadi deh" Aku.

"Rasanya?" Olin.

"Kalau murni agak pahit di lidah terus kayak minuman alkohola lain tenggorokan kayak panas" Aku.

"Emang bisa di campur gitu?" Olin.

"Bisalah, kalau mau gue racikin deh" Aku.

"Penasaran sama rasa ciu, bte gue suka arak tradisional china, pokoknya minuman alkohol yang pembuatanya tradisional khas suatu negara gue suka" Olin.

"Pentasan" Aku.

"Kenapa?" Aku.

"Kerempeng gitu" Aku.

"Anjing lu olang" Olin.

Aku pun mengajak Olin ke suatu kedai kopi namanya, tapi bisa juga pesan ciu dan mau di campur juga bisa. Kalau abah Bima sukanya ciu kasih perasan jeruk sama madu buat pemanisnya kasih es deh, wuih ini enak bujang begitu kata abah Bima pas udah minum.

"Bang pesen ciu madu bang segelas aja" Aku.

"Iya neng bentar, wuih ada cewek cakep kok minum ciu?"

"Hehehe buat temen gue nih penasaran rasanya ciu madu buatan sini bang" Aku.

"Nih lihat sendiri ya, coba di cek dulu ini ciu murni. Lalu ada madu dan perasan jeruk juga semua masih murni kalau bohon kalian besok ke sini lagi oke?"

"Iya bang cepet ah buatin" Aku.

"Segelas nih, khsusu buat cewek-cewek cakepnya aduhhh"

Olin mengendus gelas berisi ciu madu es dan tiba-tiba Yuki datang pemasaran sama yang sedang di minum sama Olin ia pun mencicipi lalu malah ketagihan akhirnya Yuki pesen sebotol plastil yang 0,5 liter harganya 150 rb karena kadar alkoholnya 20 persen, lebih tinggi alkoholnya, lebih mahal harganya.

"Bang 2 botol lagi deh buat jalan-jalan" Olin.

"Iya neng cantik nih udah ada kok"

"Ngapain deh pesen 2 botol lagi?" Aku.

"Nyamar" Olin.

"Bang ini duitnya, 450rb ya?" Yuki.

"Makasih neng, besok mapir lagi ya?"

Akhirnya kami masing-masing membawa sebotol untuk menyamar agar kami terlihat seperti orang sini. Selanjutnya aku dan Olin akan ke Apel anet nama kios yang menyewakan komputer itu.

"Yuk masuk" Aku.

"Ahhh enak banget habis minum ciu rasa madu, uhh ini lebih kuat dari arak" Olin.

"Gue jalan-jalan dulu" Yuki.

Aku dan Olin menghampiri abang-abang yang jaga warnet lagi sibuk maen game Dota dan kalah wajahnya lalu cemberut menatap kami yang memgganggu permaimanya. Aku pun duduk dan bertanya baik-baik.

"Misi bang, maaf kalau ngerepotin, jadi kita ini lagi maen detektifan, dan kemarin salah satu temen kita yang nggak kami tahu maen game di sini sambil ngehack ponsel temen gue ini, iya kan Lin?" Aku.

"E-hhh iya bener banget tuh bang, ponsel gue jadi mati dan di bengkel nggak bisa hidup coba" Olin.

"Kira-kira ada nggak yang kemarin maen di sini dan mencurigakan?" Aku.

Aku bertanya pada abang itu sambil mengeluatkan uang 100rb dari dompet Olin. Dan ku lihat Olin semakin cemberut beneran bukan gara-gara kami bohong tentang ponsel mati tapi karena duitnya aku umbar-umbar, huh maklum orang orang China ekonominya teliti banget.

"Ekhem kemarin sih ada yang terburu-buru maen di sini cuma 10 menit kalau nggak salah dan bayar pake duit 50 ribu nggak minta kembalian, kayaknya sih tu orang lupa"

"Tau nggak bang ciri-cirinya?" Aku.

Aku selipkan lagi uang 100rb ke atas meja dekat abang si penjaga warnet. Dengan gamblang ia menceritakan. Kalau kemarin ada pemuda usia 20an tahun, ganteng, keren pake motor ninja tangan kirinya ada tatto naga. Kata abang penjaga warnet anak Dragon bike. Setelah mengucapkan terima kasih, kami bertiga menyingkir.

"Hihi muka lu lucu deh Lin" Yuki.

"Sial baru kenal udah di palak habis sejuta malam ini" Olin.

"Itungan banget lu, holang kaya kok gitu" Aku.

"Ehhh jangan sembarangan yak, itu duit hasil usaha gue tahu" Olin.

"Tempe enak rasane" Aku.

"Apa itu?" Yuki.

"Judul lagunya Alm. Didi kempod" Aku.

"Ouch" Yuki.

"Jadi ini gimana selanjutnya? Kenapa bahas lagu segala?" Olin.

"Dragon bike adalah klub motor gede jenis ninja yang brutal, samperin?" Aku.

"Jauh nggak?" Olin.

"Yah kalau jalan kaki sejamlah" Aku.

"Itu jauh anjing, gimana Ki?" Olin.

"Besok aja" Yuki.

"Pulang yuk? Kepala gue pusing habis minum ciu" Aku.

Akhirnya malam ini nggak jadi baku hantam padahal tanganku sudah gatal. Kami bertiga pun pulang ke asrama sekolah karena sudah jam 10 malam. Jalan kaki malam-malam asik sih tapi dingin karena sudah jam segini, cuma perut aja panas ada ciu soalnya.

Sampai di asrama sekolah Yuki pamit duluan karena mau menikmati ciu madu yang tadi kami beli. Aku dan Olin duduk di halaman asrama yang masih juga ada beberapa siswi yang menikmati segelas kopi sambil baca-baca materi pelajaran.

"Kita udah tahu besok mau ke mana, cukup cuma kita bertiga?" Aku.

"Cukuplah, bela diri lu udah tinggi kan levelnya?" Olin.

"Nggak tahu, tapi gue lawan guru gue imbang sih" Aku.

"Sama gue juga udah dari kecil bisa jalan udah di latih kung fu sama kakak gue" Olin.

"Sip deh kalau gitu, nanti kalau kak Nadia ada waktu gue ajak aja kali ya?" Aku.

"Boleh kalau dia nggak sibuk belajar" Olin.

"Lu udah kenal?" Aku.

"Kenal, kan gue masuk OSIS juga" Olin.

"Oke sampe besok, gue udah di tunggu" Aku.

"Sip Va" Olin.

Aku langsung ke kamar asramaku karena kak Nadia udah menunggu di kamarku. Kak Nadia nggak nulis chat tapi langsung kirim foto selfie telanjang bulat di kamarku sedang menciumi celana dalamku. Saat aku masuk ke kamar kak Nadia langsung memeluku mencium bibirku.

"Dari mana sayang? Mulut kamu bau madu muachh" Aku.

"Dari jalan-jalan kak sama Olin" Aku.

"Embhh Olin, kirain sama siapa" Kak Nadia.

"Bajuku jangan di buang kak" Aku.

"Kakak udah horny dari tadi nungguin kamu sayang emuachh" Kak Nadia.

"Emuach kak ouchhh shhhh" Aku.

"Kamu minum alkohol ya?" Kak Nadia.

"Iya kak ahhh itu botolnya" Aku.

"Ahh kakak bisa lemes malam ini, embhh kakak jadi tambah pengen" Kak Nadia.

Kak Nadia hafal betul kalau aku sudah minum alkohol selain anggur pasti sulit buat mencapai kepuasan bercinta. Kak Nadia bukanya takut tapi malah senang berjongkok menciumi area bawahku dengan penuh nafsu. Wajah cantiknya terbenam di selangkanganku.

LovaLove ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang