Pagi ini di luar bagian depan sekolah SHg ada deretan mobil sedan hitam. Ada 7 mobil yang menjemputku. Masing-masing mobil ada 2 bodyguard yang akan mengawalku. Aku tak tahu mau di bawa ke mana.
Dan juga tante Maggie sudah aku lepaskan, ia masih akan tetap menjadi kepala sekolah dan juga tante menyesali perbuatanya. Aku geram karena ia memanfaatkan Rena anjing milikku dan berbohong atau manipulasi.
Dan orang seperti tante Maggie yang aku butuhkan, ia punya banyak jalan keluar untuk masalah meski licik tapi aku suka. Dan aku memerintahkan tante Maggie untuk menjalankan sekolah ini dengan baik.
Rena yang nggak mau pake baju akhirnya mau juga memakai baju dengan gaun sederhana atau gaun mini. Meski puting payudara dan kalung anjingnya menonjol tapi tak apalah yang penting Rena mau pake baju.
Selanjutnya yaitu aku yang harus pake baju dan sudah ada penata busana, aku ingin pakai tuxedo atau jaz cowok bahasa gaulnya. Aku pakai celana dan baju putihnya, keluar kamar ada mbak-mbak cakep yang membantuku memakai jaz dan dasi.
Bajuku sudah rapi kini penata rambut yang giliran sibuk merapikan rambutku. Rambutku di ikat kucir kuda tapi bagian samping telingaku di kepang kecil di kanan dan kiriku. Memakai sepatu pun aku di bantu.
"Princes ayo kita berangkat" Vide.
"Ayo vide, gue kangen banget sama mama" Aku.
Aku nggak sabar bertemu mamaku. Aku keluar dan di depan asrama sudah ada beberapa boduguard yang jaga. Aku pegang rantai Rena ia berjalan di sampingku ceria memeluk lenganku sampai di mobil aku dan Rena naik berdua.
"Monitor kepada semua personil, princes sudah masuk siap berangkat pulang ke istana, 1 mobil di depan kereta kencana dan 1 lagi di belakangnya, yang lainya berpencar cari jalur yang aman" Vide.
"Ayo Vide kita berangkat" Aku.
"Baik princes" Vide.
Mobil kami pun berangkat dan aku cek ponselku ada notif chat dari Gina yang lagi terkejut karena berita tentangku ia agak shok dan sekaligus senang. Juga berita ini aku sendiri yang sampaikan dengan Gina dan Gina menyampaikan ke Shofya juga, agar mereka tahu kalau mereka itu temanku, tak lupa Olin sama Yuki.
Di dalam mobil Rena nggak betah pake gaunnya, ia selalu menarik-narik dan akhir robek gaunya. Aku telanjangi sekalian Rena dan dia langsung senyum kembali setelah tadi cemberut lucu. Rena duduk di sampingku aku peluk badanya dan aku elus payudaranya.
"Kamu kenapa nggak mau pake baju sih Rena?" Aku.
"Rena nggak suka Nona, sudah terbisa telanjang, pake baju nggak enak Nona" Rena.
"Kamu lucu deh, nggak pernah sakit?" Aku.
"Kalau Nona nggak memainkan Rena, Rena bakalan sakit" Rena.
Memang benar kata Rena, seharian aku nggak main, badan Rena tiba-tiba saja panas. Aku peluk saat itu sambil mencolok-colok vaginanya dan tak lama kemudian Rena kembali sehat dan ceria lagi.
"Sini pindah duduk di sini" Aku.
"Baik Nona" Rena.
Rena duduk di depanku membelakangiku, aku peluk Rena sambil meremas payudaranya yang besar dan bulat menggairahkan. Kulitnya begitu putih, mulus dan halus apa lagi vaginaya indah sekali.
Saat aku peluk begini rasanya hangat dan empuk karena Rena mempunyai badan yang montok sekali. Semua bagian tubuhnya kencang dan kenyal. Aku fokus pada payudara Rena yang aku remas-remas dan tak terasa sampai di sebuah rumah mewah.
"Kita sampai di rumah, Princes" Vide.
"Ayo Rena, kita keluar mobil" Aku.
Dengan rantai Rena aku pegang ia mengikutiku memasuki rumah besar dan mewah. Di sepanjang ruang tamu ada bodyguard dari berbagai negara terlihat dari ciri-ciri fisiknya ada yang putih, cokelat dan hitam juga ada.
Aku melihat wanita anggun dan cantik memakai gaun warna hitam, aku terpaku tak percaya kalau mama itu cantiknya kayak bidadari. Mama tersenyum tipis berjalan ke depanku. Mataku sudah panas rasanya mengalir air mataku karena kangen banget sama mama.
"Ma-ma..." Aku.
"Mama pulang sayang, dan inilah rumah baru kita, barang-barang kamu sudah mama pindahkan di kamar" Mama.
"Ahhh nyonya Rena kangen juga sama Nyonya" Rena.
"Ohhh Rena kamu beranin ya kabur?" Mama.
"Maaf nyonya, Rena pengen ketemu sama nona" Rena.
"Kamu senang udah ketemu sama Lova?" Mama.
"Uhhh saya senang nyonya" Rena.
"Mama anter ke kamar kamu yuk?" Mama.
"Iya ma, Rena kamarnya di mana?" Aku.
"Yah di kamar kamulah sayang" Mama.
Aku dan mama tingginya sama sekarang. Mama memakai gaun sekai dengan punggunya terbuka namun bagian dada tertutup entah apa nama gaunya. Aku merangkul pinggang mama berjalan ke lantai dua dengan Rena di belakangku.
Sampai di kamarku, aku terkejut bukan karena mewahnya tapi karena ada foto-foto dari aku bayi sampai aku sekolah di SHg. Ada juga fotoku yang lagi angkat medali emas pas lomba voli tahun lalu.
"Gimana sayang kamar kamu? Suka?" Mama.
"Suka bangetlah ma, makasih mama emuachhh" Aku.
Mama mengajakku tidur di ranjang kamarku. Dengan manja aku memeluknya, rasa hangat dan aman hinggap di hatiku. Pelukan seorang ibu memang membuat siapa saja tenang dan aman.
"Bobo sayang, mama pasti masih memeluk kamu ketika bangun nanti, mama juga capek banget" mama.
Aku berbaring miring memeluk mama, tangan mama mengelus-elus keningku penuh kasih sayang terkadang juga menciumnya. Ku lirik Rena di belakangku memeluku juga. Aku pun terlelap tertidur di pelukan mama lagi.
***
Aku bangun pada jam 2 siang dan benar saja mama masih memelukku, ia sudah bangun dan tersenyum padaku. Gaun mama dan pakianku sudah berantakan saat bangun tidur, aku beranjak ke kamar mandi setelah mencium pipi mama.
Di kamar mandi aku melepas bajuku hingga sport bra dan celana ketat olahraga saja. Mama mengetuk pintu kamar mandi sambil menyodorkan kaos dan hot pants. Aku memakainya dan keluar kamar mandi, ku lihat mama juga pake baju sama sepetiku.
"Sayang kamu kalau mau lihat-lihat rumah baru keluarga Wing"s ajaklah Rena. Mama mau ke kamar mama dulu nyelesaikan program perusahaan mama oke? Emuachh kalau ada apa-apa panggil mama ya?" Mama.
"Iya ma muach juga" Aku.
Mama pun keluar dari kamarku dan aku lihat Rena masih tidur nyenyak di ranjang. Aku keluarkan penisku dan mengelus pipi cubbynya. Hidung Rena sensitif dan hafal aroma penisku ia pun membuka mata cokelat indahnya.
"Nona?" Rena.
"Ayo bangun Rena, Aku lapar" Aku.
"Iya Nona, sebentar Rena mau ke kamar mandi" Rena.
"Jangan lama-lama ya?" Aku.
Rantai Rena aku lepas dari kaitan kalungnya. Ia langsung ke kamar mandi gosok gigi dan membasuh wajahnya. Lalu aku mengambil sisir untuk merapikan rambutku dan rambut Rena setelah ia selesai di kamar mandi.
"Ayo kita jalan-jalan di rumah baruku" Aku.
"Hihihi Rena ikut Nona" Rena.
Aku pegang pinggany Rena yang pantatnya semok sekali dan kenyal serta kencang. Keluar kamarku ada maid yang cukup cantik memaki baju maid minim menyapaku. Aku dan Rena di antar ke meja makan karena aku lapar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LovaLove ✓
Romance* Warning * 21+ * GxG * Lesbian * Futanari * Uncensored * BDSM